Reporter: Hendra Agustian
|
Editor: Hendra Agustian
|
Sabtu , 04 Nov 2023 - 17:32
82 Mama Muda Belajar Cara Popokin Bayi, Banyak Kasus Ruam
BACAKORAN.CO - Sebanyak 82 mama muda ikuti pelatihan cara belajar popokin bayi.
Ya Mama muda ini sangat antusias saat mengikuti Penyuluhan dan Edukasi kepada masyarakat megenai Dermatitis Popok atau ruam akibat penggunaan popok.
Acara ini bagian dari Hari Bakti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2023.
Dalam event ini dihadiri narasumber ahli dermatologi anak, dr. Inda Astri Aryani, Sp.D.V.E. Subsp. D.A, FINSDV, FAADV, dan penyerahan plakat kepada kepala Puskesmas Sekip, dr. R.A. Emiria Umi Kalsum, M.Kes.
"Kegiatan ini merupakan Bakti Sosial Perawatan Kulit Area Popok pada Bayi dan Batita,"ujar Dr. Inda Astri Aryani, Sp.D.V.E, Subsp.D.A, FINSDV, FAADV ahli penyakit kulit anak.
BACA JUGA:Dijadikan Simbol Dukungan bagi Palestina, Semangka Miliki Banyak Khasiat untuk Kesehatan
"Dalam penyuluhan ini materi di berikan berupa Dermatitis popok atau disebut juga ruam popok yang sangat penting diketahui para orang tua yang memiliki bayi dan batita,"terangnya
Katanya, Dermatitis popok atau disebut juga ruam popok adalah peradangan akibat kondisi lembap popok yang menutup kulit, biasa terjadi pada bayi atau batita.
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), lebih dari 25 persen populasi bayi dan Batita secara global mengalami ruam popok.
"Penyebab ruam popok di antaranya adalah gesekan pada kulit bayi menyebabkan lecet, kontak terlalu lama dengan urine dan feses, infeksi bakteri atau jamur, serta iritasi atau alergi akibat produk bayi tertentu,"terangnya
BACA JUGA:Adu Jos Biar Istri 'Klepek-Klepek', Ini Ramuan Malam Jumat yang Harus Disiapkan!
Masih kata, Dr. Inda Astri Aryani, Ruam popok dapat terjadi akibat penggunaan popok jenis apa saja, baik popok kain atau popok sekali pakai.
Pencegahan ruam popok di antaranya dengan mengganti popok secara rutin atau segera setelah anak buang air besar (BAB).
82 Mama Muda Belajar Cara Popokin Bayi, Ternyata Banyak Yang Takut Bayinya Ruam
Hendra Agustian
Hendra Agustian
82 belajar cara popokin bayi, banyak kasus ruam
bacakoran.co - sebanyak 82 mama muda ikuti pelatihan cara belajar popokin bayi.
ya mama muda ini sangat antusias saat mengikuti penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat megenai dermatitis popok atau ruam akibat penggunaan popok.
acara ini bagian dari hari bakti ikatan dokter indonesia () tahun 2023.
dalam event ini dihadiri narasumber ahli anak, dr. inda astri aryani, sp.d.v.e. subsp. d.a, finsdv, faadv, dan penyerahan plakat kepada kepala puskesmas sekip, dr. r.a. emiria umi kalsum, m.kes.
"kegiatan ini merupakan bakti sosial perawatan kulit area popok pada bayi dan batita,"ujar dr. inda astri aryani, sp.d.v.e, subsp.d.a, finsdv, faadv ahli penyakit kulit anak.
"dalam penyuluhan ini materi di berikan berupa dermatitis popok atau disebut juga ruam popok yang sangat penting diketahui para orang tua yang memiliki bayi dan batita,"terangnya
katanya, dermatitis popok atau disebut juga ruam popok adalah peradangan akibat kondisi lembap popok yang menutup kulit, biasa terjadi pada bayi atau batita.
menurut organisasi kesehatan dunia (), lebih dari 25 persen populasi bayi dan batita secara global mengalami ruam popok.
"penyebab ruam popok di antaranya adalah gesekan pada kulit bayi menyebabkan lecet, kontak terlalu lama dengan urine dan feses, infeksi bakteri atau jamur, serta iritasi atau alergi akibat produk bayi tertentu,"terangnya
masih kata, dr. inda astri aryani, ruam popok dapat terjadi akibat penggunaan popok jenis apa saja, baik popok kain atau popok sekali pakai.
pencegahan ruam popok di antaranya dengan mengganti popok secara rutin atau segera setelah anak buang air besar (bab).
"selalu gunakan ukuran popok yang sesuai, hindari membersihkan kulit bayi dengan tisu basah mengandung bahan kimia seperti alkohol dan pewangi, bilas kulit anak dengan air bersih dan keringkan tanpa menggesek kulit.
"jika telah terdapat tanda ruam popok pada kulit anak, hindari penggunaan bedak. ruam popok yang berat, disertai luka dan kulit lepuh, harus dikonsultasikan ke dokter spesialis kulit dan kelamin agar mendapatkan pemeriksaan dan terapi yang tepat,"tandasnya.*