Tren Berlanjut, Rupiah Dibuka Perkasa ke Rp15.576
Ilustrasi mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat--
BACAKORAN.CO – Tren penguatan nilai tukar rupiah pada pekan lalu berlanjut.
Nilai tukar mata uang garuda terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan pagi ini (6/11/2023).
Perkasa di zona hijau
Data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 151 poin atau 0,96 persen ke level Rp15.576,50 per USD.
Ada pun indeks USD menguat tipis 0,07 persen ke 105,09.
Sama seperti akhir pekan lalu, penguatan rupiah ini menjadi salah satu yang paling perkasa di Asia pagi ini.
BACA JUGA:Keperkasaan Rupiah Kemungkinan Berlanjut Pekan Depan
Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia dibuka bervariasi.
Seperti Won Korea menguat 1,23 persen, yuan China melemah 0,09 persen, dan yen Jepang turun 0,08 persen. Lalu ringgit Malaysia menguat 0,98 persen, baht Thailand naik 0,33 persen, dan peso Filipina naik 0,46 persen.
Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi keperkasaan rupiah potensi berlanjut pada perdagangan pekan depan di kisaran Rp15.650 – Rp15.775 per USD.
Tak jauh beda disampaikan Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo yang memprediksi bahwa pekan depan rupiah akan berada di kisaran Rp15.675 – Rp15.750 per USD.
BACA JUGA:Rupiah Ditutup Stabil Menguat, Paling Perkasa di Asia
Menurut Sutopo, melemahnya dolar karena terbebani oleh meningkatnya ekspektasi bahwa Bank Sentral AS telah selesai melakukan siklus pengetatan moneter.
Pun memberikan sinyal tidak seketat sebelumnya.
Selain itu, Josua mengamati bahwa penguatan rupiah di akhir perdagangan pekan ini sebagai dampak berlanjutnya sentimen risk on sejak keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) lalu.
The Fed mengambil kebijakan menahan tingkat suku bunga acuannya di level 5,25- 5,50 persen.
BACA JUGA:The Fed Tahan Suku Bunga Acuan, IHSG Kembali Perkasa
Pada perdagangan pekan depan, Sutopo melihat fokus pasar akan kembali kepada tensi geopolitik seperti perang Israel – Hamas seiring minimnya rilis data-data ekonomi.
Dari dalam negeri, para pelaku pasar akan memperhatikan laporan Produk Domestik Bruto (PDB) pagi ini, Senin (6/11/2023).
Sebelumnya, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Edi Susianto mengatakan, BI akan selalu berada di pasar, memonitor perkembangan nilai tukar, termasuk melakukan intervensi jika dibutuhkan.
Rupiah akan dijaga sesuai dengan level fundamental.