Waspada! Kepala Suku Anak Dalam Bilang Hewan Buas Itu Masih Disekitar Rumah Bupati, Pastikan akan Kembali Lagi

ANALISA : Kepala Suku Anak Dalam, Japarin saat menganalisa foto jejak hewan buas dan luka pada rusa di rumah dinas Bupati Murayang yang mati. Macan Kumbang ilustrasi--

BACAKORAN.CO—Informasi adanya dua ekor rusa di taman Pendopoan Rumah Dinas Bupati Kabupaten Musi Rawas (Mura) Sumatera Selatan, rupanya Rabu 8 November 2023 telah sampai ke telinga  Kepala Suku Anak Dalam (SAD) wilayah Musi Rawas-Lubuklinggau-Muratara (MLM), Japarin.

 

Ketika ditanya wartawan, pria yang sehari-harinya tak bisa jauh dari hutan itu memastikan jika  jejak hewan buas yang menerkam 2 ekor rusa di Rumah Dinas Bupati Mura, bukan merupakan jejak Harimau Sumatera.

 

Dia juga mengatakan hewan itu bukan Macan Dahan seperti dugaan mantan Polisi Hutan (Polhut) Musi Rawa Utara, Firdaus.

 

Setelah mengamati luka pada rusa yang ada pada foto dan vidio yang diperlihatkan kepadanya, Japarin menegaskan bahwa hewan mematikan itu adalah Macan Kumbang.

BACA JUGA:Ngeri! Keselamatan Bupati Terancam Ada Jejak Harimau di Pendopoan Rumah Dinasnya, 2 Ekor Rusa Mati Mengenaskan

 

Japarin yang mengenal persis hutan di wilayah Musi Rawas, Lubuklinggau dan Musi Rawas Utara,  mengungkapkan  jika tahun 1980 an, ketiga daerah itu  merupakan wilayah hutan rimbo dan menjadi lokasi Melangun atau berburu SAD.

 

Menurutnya, lokasi Bukit Sulap dan di sekitar Pendopoan Rumah Dinas Bupati Mura, dulunya memang lokasi habitat asli hewan liar, seperti Macan Kumbang dan Macan Dahan.

 

Dia mengatakan, nenek moyang SAD mempunyai sumpah perjanjian dengan komunitas Macan Kumbang yang berada di wilayah itu.

 

"Disana  dulu memang banyak Macan Kumbang, jumlahnya ratusan. Kami warga SAD punya sumpah moyang dengan komunitas Macan Kumbang  untuk tidak saling ganggu dan tidak saling serang," ujarnya.

BACA JUGA:Staf Rumah Dinas Bupati Tak Yakin 2 Rusa yang Mati Karena Diterkam Harimau, Lalu Jejak Hewan Apa?

 

Menurutnya dalam sumpah moyang warga SAD, jika  memasuki kawasan atau teritorial Macan Kumbang, maka hewan yang pantang mereka buru adalah kijang dan rusa.

 

Dia menuturkaan, saat melangun di hutan rimbo sekitar Bukit Sulap, SAD sangat sering bertemu langsung dengan macan kumbang.

 

"Terakhir saya ketemu macan kumbang yang warna hitam itu 1980, lokasinya di sekitar hutan bukit sulap. Saya dan warga SAD waktu itu sedang melangun disana," bebernya.

 

Karena itulah dia menduga jika jejak hewan yang menerkam rusa hingga mati itu adalah Macan Kumbang.

BACA JUGA:Waduh! Ternyata RSUD Pangeran M Amin Pengganti Rumah Sakit dr Sobirin Belum Punya Izin Operasional

 

"Bukan Macan Dahan, itu jejak Macan Kumbang. Karena rusa atau kijang itu makanan Macan Kumbang. Walau jaraknya jauh, tapi penciuman macan kumbang sangat tajam," katanya.

 

"Kijang dan, rusa itu makanan paling disukai macan kumbang, kami warga SAD idak boleh ganggu kalau sudah masuk wilayah mereka (macan kumbang, red)," bebernya.

 

Menurutnya, ada beberapa tanda atau ciri yang membuatnya sangat yakin, jika yang menerkam rusa di Rumdin Bupati merupakan macan kumbang.

Waspada! Kepala Suku Anak Dalam Bilang Hewan Buas Itu Masih Disekitar Rumah Bupati, Pastikan akan Kembali Lagi

zulkarnain

Doni Bae


—informasi adanya dua ekor rusa di taman pendopoan rumah dinas bupati (mura) sumatera selatan, rupanya rabu 8 november 2023 telah sampai ke telinga  kepala suku anak dalam (sad) wilayah musi rawas-lubuklinggau-muratara (mlm), japarin.

 

ketika ditanya wartawan, pria yang sehari-harinya tak bisa jauh dari hutan itu memastikan jika  jejak hewan buas yang menerkam 2 ekor rusa di rumah dinas bupati mura, bukan merupakan jejak harimau sumatera.

 

dia juga mengatakan hewan itu bukan macan dahan seperti dugaan mantan polisi hutan (polhut) musi rawa utara, firdaus.

 

setelah mengamati luka pada rusa yang ada pada foto dan vidio yang diperlihatkan kepadanya, japarin menegaskan bahwa hewan mematikan itu adalah macan kumbang.

 

japarin yang mengenal persis hutan di wilayah musi rawas, lubuklinggau dan musi rawas utara,  mengungkapkan  jika tahun 1980 an, ketiga daerah itu  merupakan wilayah hutan rimbo dan menjadi lokasi melangun atau berburu sad.

 

menurutnya, lokasi bukit sulap dan di sekitar pendopoan rumah dinas bupati mura, dulunya memang lokasi habitat asli hewan liar, seperti macan kumbang dan macan dahan.

 

dia mengatakan, nenek moyang sad mempunyai sumpah perjanjian dengan komunitas macan kumbang yang berada di wilayah itu.

 

"disana  dulu memang banyak macan kumbang, jumlahnya ratusan. kami warga sad punya sumpah moyang dengan komunitas macan kumbang  untuk tidak saling ganggu dan tidak saling serang," ujarnya.

 

menurutnya dalam sumpah moyang warga sad, jika  memasuki kawasan atau teritorial macan kumbang, maka hewan yang pantang mereka buru adalah kijang dan rusa.

 

dia menuturkaan, saat melangun di hutan rimbo sekitar bukit sulap, sad sangat sering bertemu langsung dengan macan kumbang.

 

"terakhir saya ketemu macan kumbang yang warna hitam itu 1980, lokasinya di sekitar hutan bukit sulap. saya dan warga sad waktu itu sedang melangun disana," bebernya.

 

karena itulah dia menduga jika jejak hewan yang menerkam rusa hingga mati itu adalah macan kumbang.

 

"bukan macan dahan, itu jejak macan kumbang. karena rusa atau kijang itu makanan macan kumbang. walau jaraknya jauh, tapi penciuman macan kumbang sangat tajam," katanya.

 

"kijang dan, rusa itu makanan paling disukai macan kumbang, kami warga sad idak boleh ganggu kalau sudah masuk wilayah mereka (macan kumbang, red)," bebernya.

 

menurutnya, ada beberapa tanda atau ciri yang membuatnya sangat yakin, jika yang menerkam rusa di rumdin bupati merupakan macan kumbang.

 

salah satunya kata dia hewan yang diburu mati, dengan luka di bagian kaki. lalu yang dimakan bagian daging rusa hanya sedikit, sebagai tanda buruan.

 

hewan buruan tidak di makan keseluruhan, tidak dibawa ke semak semak atau hanya ditinggalkan disekitar lokasi.

 

"macan kumbang kalau berburu itu yang keluar betinanya dulu. kalau sudah dapat, biasanya yang jantan akan mengambil buruan. istilahnya pengelap (buruan yang mati akan dibuang untuk diambil lagi, red)," timpalnya.

 

dia menyarankan, agar petugas di rumah dinas bupati untuk melepaskan rusa rusa maupun kijang yang dipelihara, ke areal hutan yang jauh dari lokasi rumdin bupati.

 

karena dipastikan, macan kumbang itu akan kembali lagi untuk mengulangi hasil buruannya.

 

japarin menegaskan, selama masih ada rusa dan kijang, macan kumbang, akan semakin mendekati lokasi itu.

"saya pastikan macan kumbang itu, masih di sekitar lokasi semak semak di sana, dekat pendopoan bupati. kalau masih ada teror, nanti saya kepala suku sad langsung turun ke sana," tegasnya.(zul)

Tag
Share