Kasihan, Dari 69 Kios di Pasar Ini, Tersisa 40 Kios yang Masih Buka, Omzetnyapun Kalah dari Pasar Online
KOSONG : Sejumlah kios di Pasar Musi Jaya II Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang banyak yang ditinggal pedagang--
BACAKORAN . CO – Dari 69 kios pedagang yang ada di Pasar Musi Jaya II Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang Sumatera Selatan, kini yang buka hanya 40 kios. Sementara 29 kios pedagang lainnya sudah tutup akibat sepi pembeli.
Tak hanya itu, 40 kios yang ada, omzetnya juga terus merosot hingga 50 sampai 60 persen.
Sepinya pembeli dikeluhkan pedagang pakaian, sembako dan kebutuhan lainnya itu telah terjadi sejak Pandemi Covid-19 lalu.
Kini setelah pandemi covid 19 berakhir, pergerakan ekonomi di pasar tersebut tetap saja tidak pulih. Warga yang berbelanja ke pasar semakin sedikit
Bahkan kini pedagang mengaku persaingan bertambah berat. Selain sepi pembeli, mereka harus bersaing dengan pedagang di pasar online.
Pasar online itu mudah diakses, mudah dipilih dan dicari perbandingan harganya yang paling murah tanpa harus mengeluarkan energi dan tawar menawar antara pedagang dan pembeli.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Empat Lawang, H Taufik melalui Kabid Perdagangan Ade Chandra, mengatakan, dari 69 kios yang ada di Pasar Musi Jaya II Tebing Tinggi lebih kurang ada 29 kios yang tutup.
"Jumlah kios ada 69, yang masih buka sekitar 40 itupun naik turun, kadang-kadang jualan, tapi lebih sering tutup,”katanya.
Dia mengatakan, sebelum adanya pasar online, dalam sehari pedagang pakaian bisa laku 4 sampai 7 setel pakaian. Apa lagi mendekati hari-hari besar keagamaan seperti hari Raya Idul Fitri.
"Tapi sekarang menurut pengakuan para pedagang, sehari bisa 2 orang yang belanja, itupun tidak tiap hari. Pernah saja sehari itu tidak laku sama sekali dagangan mereka," ujarnya.
Untuk menyiasati hal tersebut ditambahkan Ade, para pedagang harus dapat bersaing. Selain berdagang secara offline para pedagang juga harus berdagang secara online.
"Terutama anak-anak muda kita ini, mereka harus mampu mengikuti arus globalisasi. Dan barang dagangannya juga harus dapat bersaing, mulai dari kualitas sampai harganya," ungkapnya. (eno)