Diperlakukan Bak Ratu, Sandera Israel Surati Hamas, Sampaikan Terima Kasih
Sandera Israel yang dibebaskan milisi Hamas--
BACAKORAN.CO – Cerita sandera warga Israel yang mengaku diperlakukan sangat baik oleh milisi Hamas kembali menjadi sorotan publik.
Kali ini kisah itu diungkapkan sandera yang dibebaskan selama proses gencatan senjata Israel-Hamas pekan lalu dalam sepucuk surat yang dirilis sayap bersenjata Hamas, Brigade Al Qassam.
Surat itu diklaim ditulis seorang sandera bernama Danielle.
Perempuan Israel itu disandera bersama anaknya Emilia Aloni yang berusia enam tahun oleh milisi Hamas pada 7 Oktober lalu saat konflik Israel-Hamas pecah.
BACA JUGA:RS Indonesia Hancur Lebur, Operasi di Lantai, Mayat Menumpuk dan Baunya Tercium hingga Luar
Namun, isi surat dan kebenarannya belum bisa diverifikasi.
Dalam surat itu, Danielle mengaku dia dan anaknya diperlakukan manusiawi oleh para milisi Hamas selama ditawan.
"Putri saya merasa seperti seorang ratu di Gaza. Terima kasih atas waktu yang Anda (milisi Hamas) habiskan sebagai pengasuh," ucap Danielle dalam surat itu.
"Dia (Emilia) belum pernah bertemu siapa pun dalam perjalanan panjang kami, mulai dari pangkat rendah hingga pimpinan, yang tidak memperlakukannya dengan kelembutan, kasih sayang, dan cinta," paparnya menambahkan seperti dikutip Palestine Chronicle.
BACA JUGA:Gencatan Senjata Disepakati, Israel Tetap Bombardir Kamp Pengungsi dan Permukiman
Dalam surat itu, Danielle juga mengucapkan salam perpisahan kepada milisi Hamas yang sudah bersamanya sejak 7 Oktober lalu.
"Kepada para jenderal yang telah mendampingi saya dalam beberapa minggu terakhir, sepertinya kita akan berpisah besok, namun saya berterima kasih dari lubuk hati yang terdalam atas rasa kemanusiaan luar biasa yang ditunjukkan terhadap putri saya, Emilia," ucap Danielle.
"Anda sudah seperti orang tua baginya, mengundangnya ke kamarmu kapan pun dia mau. Dia mengakui perasaan bahwa Anda semua adalah temannya, bukan hanya teman, tapi benar-benar dicintai dan baik."
Seperti diketahui, Hamas menyandera lebih dari 200 orang dari Israel saat melancarkan serangan dadakan ke negara Zionis itu pada 7 Oktober lalu.
BACA JUGA:Biadab! Tentara Israel Bom Rumah di Gaza untuk Rayakan Ultah Putrinya
Serangan Hamas ini menjadi pematik agresi brutal Israel ke Jalur Gaza, Palestina yang hingga hari ini telah menelan korban jiwa lebih dari 14.800 warga sipil, termasuk 6.000 anak.
Para sandera itu terdiri dari warga Israel dan warga negara asing, seperti dari Amerika Serikat (AS), Prancis, hingga Thailand.
Setelah melalui negosiasi, Hamas akhirnya sepakat membebaskan puluhan sandera lainnya secara bertahap usai menyepakati gencatan senjata dengan Israel pada pekan lalu.