bacakoran.co - sedang tidak baik baik saja.
ya ini bukan bualan semata.
banyaknya kasus di kota ini makin mencoreng ibu kota provinsi sumatera selatan.
mirisnya, spot spot kriminal hanya terletak tidak lebih dari 500 meter kantor walikota palembang.
spot yang dimaksud adalah mulai dari jembatan , monpera, kawasan bkb hingga sekitar pasar 16 .
kejadian berulang aksi kriminal yang dialami warga serta pelancong di kawasan ini seperti hanya dianggap hal sepele.
wajah kota palembang yang sudah buruk dimata para pelancong dari kota lain seperti dianggap bukan hal tabu lagi.
tidak ada keseriusan dari semua pihak untuk menciptakan rasa aman bagi masyarakat baik pendatang atau pelancong bahkan warga kota palembang sendiri.
kasus tebaru dialami oleh pelancong dari kabupaten siak, riau.
ya, untuk kesekian kalinya wisatawan dan warga yang berkunjung ke monumen penderitaan rakyat () dan seputaran (bkb) dibuat tidak nyaman.
seperti yang dialami ilham reza hidayat (25) warga asal kecamatan kandis kabupaten siak, pekan baru.
senin lalu 27 november 2023 sekira pukul 17.00 wib ketika mengantar wisatawan yang hendak berfoto di kawasan monpera dan bkb, pria yang berprofesi sebagai itu menjadi.
dia mengaku di todong seorang pria yang diduga menggunakan senjata api rakitan. sementara kernetnya diancam dua pria lain menggunakan pisau.
korban kemudian mekaporkan kejadian itu ke polrestabes palembang.
kepada polisi ilham reza hidayat menuturkan, peristiwa berawal saat ia membawa penumpang dari jakarta tujuan pekanbaru.
sesampainya di palembang, korban membawa rombongan wisatawan ke bawah jembatan ampera untuk mengambil foto di sekitar monpera dan bkb.
setelah bus diparkirkan di sekitar tkp, penumpang turun sementara korban dan kernet langsung ke toilet karena hendak buang air.
selanjutnya ketika hendak kembali ke mobilnya, tiba-tiba ia diminta uang parkir oleh seorang pria yang ada di tkp sebesar rp 75 ribu.
sebelumnya seperti yang beredar di instagram @grebek_paltv dengan views 72 ribu dipenuhi 305 komentar warganet.
"duo beranak warga lampung di keroyok pemalak di kawasan parkiran dermaga point ampera" tulis pemilik akun @grebek_tv
disore hari agus dan setiawan berada di dalam bus, menunggu rombongan ibu-ibu pengajian.
agus sempat mengambil beberapa foto di area bkb dan ketika ia hendak menyimpan spanduk, ia didekati oleh seorang pria yang mengaku sebagai tukang parkir.
pria tersebut awalnya meminta rokok dari agus, namun kemudian memaksa untuk mendapatkan uang jika tidak diberikan rokok.
agus akhirnya mengambil dua batang rokok untuk pria tersebut.
“tak lama setelah itu, muncul seorang pria lain yang juga meminta rokok,” kata agus.
dikarenakan rokok hanya tersisa dua batang, agus menolak memberikan rokok tersebut, yang mengakibatkan terjadinya cekcok mulut.
“salah satu rokok dilemparkan ke wajah saya, dan saya tetap bersikap tenang. ketika saya turun dari bus, mereka langsung menyerang dengan menendang pinggang saya. anak saya yang melihat insiden tersebut turun dari bus dan mencoba membela saya,” ungkap agus.
namun, anak agus juga segera dikeroyok oleh kedua pria tersebut dan mengalami luka robek di bibirnya.
tak lama setelah itu, sekelompok pelaku lainnya datang dan juga turut mengeroyok agus dan setiawan.
setelah mengetahui kejadian tersebut, banyak warganet yang langusung memberikan komentar melihat para jukir yang meresahkan wisatawan:
"ngpo kesan nyo cak di biarke bae preman di bkb, pdhal keluhan masyarakat dsno sudah banyak, .!!!!" @khairil8645.
"kayaknyo perlu sosok pemimpin cak ignasius jona buat benahinyo, dan sepertinyao pemimpin yg skrg dak ado kemampuan cak itu" @indra.92
"tutup mata tutup telinga tutup mulut tutup hati ... kah pemerintah kota palembang..." @agussudatrman907
"tolong di tangkep nian premanisme ini pak meresahkan" @ilhamrais01
ironisnya, kawasan bkb dan jembatan ampera hanya berjarak sekitar 500 meter dari kantor walikota palembang.
padahal, kantor walikota seharusnya menjadi pusat pelayanan dan pengawasan masyarakat.
namun, tampaknya pemerintah kota tidak mampu atau tidak peduli untuk menertibkan preman dan jukir liar yang meresahkan itu.
benarkah walikota palembang tsengaja tutup mata atas maraknya kriminilatas yang justru terjadi tidak jauh dari kantornya tersebut?*