Waw! Pria Ini Ngaku Sudah Membunuh 150 Ekor Harimau, Mengaku Bersalah Tebus Dosa Dengan Cara Ini

HARIMAU : Warga Musi Rawas Utara masih sering menemukan jejak Harimau Sumatera di dalam hutan.(foto ist)--

BACAKORAN.CO – Nama Mawi, warga Desa Muara Tiku, Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan sudah tidak asing lagi bagi warga desa itu. Pria itu dulu dikenal sebagai seorang pemburu Harimau Sumatera.

Bukan saja warga lokal yang mengenalnya, namun sejumah orang dari penjuru negeri sering mencarinya.

Tujuannya untuk membeli hasil buruan Mawi, baik berupa Harimau utuh maupun bagian-bagian tertentu dari tubuh Hewan yang menurut mitos mempunyai keistimewaan tertentu.

Kini Mawi sudah meninggalkan profesi yang salah dan melanggar hukum tersebut. Dia kini membantu petugas Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA)

BACA JUGA:Harimau Sumatera, Populasinya Terus Berkurang Namun Masih Terpantau di Wilayah Sumatera Selatan

Mawi menuturkan dalam perkiraannya hampir 150 ekor Harimau Sumatera yang sudah dia bunuh untuk diperjual belikan.

Dia mengaku,  dulu menganggap Harimau Sumatera sebagai harta karun berjalan. Sebab jika perburuannya membuahkan hasil, dia bisa mendapat uang lumayan besar dari penjualan hewan itu

Profesi sebagai pemburu Harimau Sumatera itu sudah ia tinggalkan sejak 2017 lalu.  Kini dia bergabung dengan tim BKSDA untuk menyelamatkan keberlangsungan hidup Harimau, sebagai warisan dan hiasan alam yang perlu dilestarikan.

"Kalau dulu jika ada Rusa dan Harimau, saya lebih pilih mengejar Harimau dari pada Rusa. Tapi sekarang saya sudah tobat, dan bantu bantu membersihkan ranjau ranjau Harimau yang dipasang pemburu," bebernya.

BACA JUGA:Ngeri! Keselamatan Bupati Terancam Ada Jejak Harimau di Pendopoan Rumah Dinasnya, 2 Ekor Rusa Mati Mengenaskan

Menurutnya, aksi pemburuan Harimau Sumatera, hingga saat ini masih terjadi, karena besarnya permintaan pasar.  Harga kulit Harimau Sumatera sendiri semakin alami peningkatan di tahun ke tahun.

Di tahun 1970 kata dia kulit harimau di hargai Rp30 ribu/ekor, di 2017 dihargai Rp17 juta/ekor dan di 2020 kulit Harimau dihargai Rp25 juta/ekor

 "Kalau dosa saya, sudah tidak terhitung lagi, sudah bunuh Harimau ratusan ekor. Saya sekarang mau menebus dosa masa lalu. Jadi ikut bersih bersihkan ranjau Harimau," tutupnya.

Sebelumnya, Kepala Suku Anak Dalam (SAD) Kabupaten Muratara, Jafarin, menuturkan jika Harimau Sumatera dan warga SAD memiliki hubungan emosional yang kuat.

Waw! Pria Ini Ngaku Sudah Membunuh 150 Ekor Harimau, Mengaku Bersalah Tebus Dosa Dengan Cara Ini

zulkarnain

Doni Bae


bacakoran.co – nama , warga desa muara tiku, kecamatan karang jaya, kabupaten musi rawas utara, sumatera selatan sudah tidak asing lagi bagi warga desa itu. pria itu dulu dikenal sebagai seorang .

bukan saja warga lokal yang mengenalnya, namun sejumah orang dari penjuru negeri sering mencarinya.

tujuannya untuk membeli hasil buruan mawi, baik berupa harimau utuh maupun bagian-bagian tertentu dari tubuh hewan yang menurut mitos mempunyai keistimewaan tertentu.

kini mawi sudah meninggalkan profesi yang salah dan melanggar hukum tersebut. dia kini membantu petugas badan konservasi sumber daya alam ()

mawi menuturkan dalam perkiraannya hampir 150 ekor harimau sumatera yang sudah dia bunuh untuk diperjual belikan.

dia mengaku,  dulu menganggap harimau sumatera sebagai harta karun berjalan. sebab jika perburuannya membuahkan hasil, dia bisa mendapat uang lumayan besar dari penjualan hewan itu

profesi sebagai pemburu harimau sumatera itu sudah ia tinggalkan sejak 2017 lalu.  kini dia bergabung dengan tim bksda untuk menyelamatkan keberlangsungan hidup harimau, sebagai warisan dan hiasan alam yang perlu dilestarikan.

"kalau dulu jika ada rusa dan harimau, saya lebih pilih mengejar harimau dari pada rusa. tapi sekarang saya sudah tobat, dan bantu bantu membersihkan ranjau ranjau harimau yang dipasang pemburu," bebernya.

menurutnya, aksi pemburuan harimau sumatera, hingga saat ini masih terjadi, karena besarnya permintaan pasar.  harga kulit harimau sumatera sendiri semakin alami peningkatan di tahun ke tahun.

di tahun 1970 kata dia kulit harimau di hargai rp30 ribu/ekor, di 2017 dihargai rp17 juta/ekor dan di 2020 kulit harimau dihargai rp25 juta/ekor

 "kalau dosa saya, sudah tidak terhitung lagi, sudah bunuh harimau ratusan ekor. saya sekarang mau menebus dosa masa lalu. jadi ikut bersih bersihkan ranjau harimau," tutupnya.

sebelumnya, kepala suku anak dalam (sad) kabupaten muratara, jafarin, menuturkan jika harimau sumatera dan warga sad memiliki hubungan emosional yang kuat.

bahkan warga sad menganggap harimau sebagai peliharaan sesepuh mereka yang sama sama ikut menjaga hutan.

dia mengenang, awalnya kawasan hutan khususnya di wilayah musi rawas-lubuklinggau-muratara, dan jambi sebagai hutan rimbo.

namun kini hutan hutan besar itu, mulai tergeser dengan perluasan permukiman dan bangunan beton.

habitat alam yang menyedikan beragam kebutuhan hidup, untuk warga sad maupun harimau sumatera semakin tergerus zaman.

sehingga kondisi itu sering menimbulkan konflik antara warga dan harimau sumatera di wilayah perbatasan.

 "kalau rumah dio (harimau, red) tempat cari makan digusur jadi kebun sawit perusahaan. itulah yang sering bikin harimau keluar masuk permukiman," ucapnya.

menurutnya, harimau merupakan hewan cerdas dan memiliki memori ingatan yang kuat.  bahkan lebih memilih menghidari bertemu langsung dengan manusia.

"dio idak mau ganggu manusia kecuali dio diganggu. harimau kalau diganggu pasti datang nuntut balas. apo lagi anaknyo diambil, pasti harimau keluar masuk kampung," timpalnya.

di kalangan warga sad, dikenal mitos harimau yang menutut balas. bahkan jika pelaku yang mengambil anak harimau atau yang membunuh harimau sudah meninggal, pasti kuburanya akan dibongkar oleh harimau.

jafarin, mengaku mengharamkan seluruh warga sad, agar jangan sampai mengusik harimau sumatera.

karena kedudukan harimau sumatera, di komunitas sad, dianggap cukup tinggi karena sama sama dilebeli sebagai penjaga hutan.

"kami warga sad jaga hutan, harimau jugo jago hutan. jadi kami idak pernah saling ganggu," tutupnya. (zul)

Tag
Share