Pihatin, Jembatan Putus Siswa SD Pakai Rakit Seberangi Sungai Demi Sekolah
Siswa SD pakai rakit seberangi sungai di Desa Bonda, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, --
BACAKORAN.CO – Siswa Sekolah Dasar (SD) di Desa Bonda, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, terpaksa mempertaruhkan nyawa mereka setiap harinya untuk mencapai sekolah.
Mereka harus menyeberangi sungai menggunakan perahu rakit sebagai satu-satunya sarana transportasi.
Menyusul terputusnya jembatan penghubung dusun selama enam bulan terakhir.
Kepala Desa Bonda, Abd Wahab, mengatakan, siswa dari Dusun Tawaro, Desa Bonda, Kecamatan Papalang, Mamuju.
BACA JUGA:Prihatin! Jerit Tangis Wanita ini Tak Bisa Lihat Ka'bah Meski Berdiri di Depannya, Kok Bisa?
“ Harus menaiki perahu rakit dengan jarak sekitar 60,5 meter untuk mencapai sekolah di Dusun Paniki setiap harinya,” kata Wahab.
Wahab menjelaskan bahwa jembatan penghubung di Desa Bonda mengalami kerusakan akibat banjir.
Pada tahun 2022 dan setelah dibangun darurat, kembali rusak pada Juli 2023.
Pemdes Bonda bersama masyarakat hanya bisa menyiapkan rakit sebagai solusi sementara untuk menyeberangi sungai.
BACA JUGA:Wali kota Ini Prihatin, Korpri Tak Bisa Sejahterakan dan Suarakan Hak Anggotanya
“Aktivitas ini sudah berlangsung selama enam bulan," ungkap Wahab.
Wahab berharap agar Bupati Mamuju, Sitti Sutinah Suhardi, dapat memberikan perhatian serius terhadap kondisi jembatan yang terputus ini.
Telrihat dalam video yang viral di medsos, perjuangan anak SD naiki rakit seberangi sungai demi sekolah--
Pembangunan jembatan permanen di Desa Bonda dianggap sebagai langkah krusial untuk mempermudah akses pendidikan, kesehatan, dan perekonomian warga.
Tentu mewakili masyarakat desa Bonda, jembatan penghubung yang rusak ini memerlukan perhatian serius agar aktivitas masyarakat bisa terlayani dengan baik.
BACA JUGA:Prihatin Balai Pertemuan, AMPCB Siapkan Gugatan
“ Termasuk akses ke tambak petani, pengurusan kependudukan, pelayanan kesehatan, dan pendidikan," tambahnya.
Dalam video yang beredar, terlihat siswa-siswi SD menggunakan perahu rakit yang terbuat dari batang kayu untuk menyeberangi sungai.
Mereka ditemani oleh seorang bocah laki-laki, sembari berusaha menjaga keseimbangan perahu dengan memegang tali.
Sementara jembatan permanen masih menjadi harapan, kondisi ini tetap menjadi ancaman serius terhadap keselamatan siswa dan masyarakat Desa Bonda.
BACA JUGA:Anggaran, SDM dan Sarpras Ketahanan Pangan Memprihatinkan
Pemdes bersama dengan warga berharap agar solusi yang lebih permanen segera dapat diwujudkan untuk mengatasi tantangan ini.