Populasinya Terus Terdesak, Ini Upaya Penangkaran Gajah Sumatera di Bengkulu

Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang Terancam: kehidupannya yang berada di Bengkulu. Foto: Ist--

BACAKORAN.CO - Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan salah satu spesies gajah yang menjadi simbol keberagaman hayati Indonesia.

Namun, populasi gajah ini mengalami penurunan signifikan dalam beberapa dekade terakhir.

Salah satu upaya konservasi yang dilakukan di Indonesia, khususnya di Bengkulu, adalah melalui program penangkaran.

Dalam konten ini, kita akan menjelajahi kondisi populasi Gajah Sumatera, tantangan yang dihadapi, dan peran penangkaran gajah di Bengkulu.

BACA JUGA:Badai El Nino Mengancam Populasi Gajah 45 Ribu Ekor, ini Jumlah yang Telah Mati!

Satu ekor gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) liar berjenis kelamin betina (Indukan dewasa berumur 20 tahun) ditemukan mati pada 31 Desember 2023 lalu sekira pukul 11.47 WIB, dengan posisi tertelungkup. 

Gajah ini ditemukan di sekitar koordinat 2°50'2.09"S - 101°39'31.07"E tak jauh dari jalan logging.

Lokasinya berada dalam kawasan Hutan Produksi Terbatas Air Ipuh.

1 register 65, sekitar 3,5 kilometer dari batas Taman Nasional Kerinci Seblat, di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu.

BACA JUGA:Taman Nasional Way Kambas, Rumah Gajah Liar Asli Sumatera Yang Eksotis

Berdasarkan rilis Kanopi Bengkulu, kawasan hutan negara yang menjadi habitat gajah ini telah dibebani Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) atas nama PT Bentara Arga Timber (BAT).

Melalui Surat keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor SK.529 tahun 2021 dengan luas konsesi 22.020 hektar.

Jenis usaha pemanfaatan hutan untuk kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu hutan alam.

Secara spesifik dari total luasan konsesi PT BAT, wilayah yang masih dapat disebut hutan hanya 13.968,50 hektar, sisanya sudah habis dikonversi menjadi belukar dan kebun sawit.

Populasinya Terus Terdesak, Ini Upaya Penangkaran Gajah Sumatera di Bengkulu

Abdilatul Fatwa

Hendra Agustian


bacakoran.co - (elephas maximus sumatranus) merupakan salah satu spesies gajah yang menjadi simbol keberagaman hayati indonesia.

namun, populasi ini mengalami penurunan signifikan dalam beberapa dekade terakhir.

salah satu upaya konservasi yang dilakukan di indonesia, khususnya di bengkulu, adalah melalui program penangkaran.

dalam konten ini, kita akan menjelajahi kondisi populasi sumatera, tantangan yang dihadapi, dan peran penangkaran gajah di bengkulu.

satu ekor sumatera (elephas maximus sumatranus) liar berjenis kelamin betina (indukan dewasa berumur 20 tahun) ditemukan mati pada 31 desember 2023 lalu sekira pukul 11.47 wib, dengan posisi tertelungkup. 

gajah ini ditemukan di sekitar koordinat 2°50'2.09"s - 101°39'31.07"e tak jauh dari jalan logging.

lokasinya berada dalam kawasan hutan produksi terbatas air ipuh.

1 register 65, sekitar 3,5 kilometer dari batas taman nasional kerinci seblat, di kabupaten mukomuko, provinsi bengkulu.

berdasarkan rilis kanopi bengkulu, kawasan hutan negara yang menjadi habitat gajah ini telah dibebani perizinan berusaha pemanfaatan hutan (pbph) atas nama pt bentara arga timber (bat).

melalui surat keputusan menteri lingkungan hidup dan kehutanan nomor sk.529 tahun 2021 dengan luas konsesi 22.020 hektar.

jenis usaha pemanfaatan hutan untuk kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu hutan alam.

secara spesifik dari total luasan konsesi pt bat, wilayah yang masih dapat disebut hutan hanya 13.968,50 hektar, sisanya sudah habis dikonversi menjadi belukar dan kebun sawit.

konsorsium bentang alam seblat mencatat setidaknya ada 3.485,16 hektar telah berubah menjadi semak belukar dan ada ratusan titik sebaran kebun sawit dengan total luas lebih dari 4.566,34 hektar dalam konsesi yang pada tahun 2021 lalu juga ditemukan bangkai gajah.

berdasarkan analisis konsorsium bentang alam seblat (kbs) periode 2023, dari 80.978 hektare total luas kawasan bentang alam seblat, tutupan hutannya hanya sebesar 49,7 ribu hektar (61,5%), dan sisanya 31,1 ribu hektar (38,5%) tidak berhutan.

egi saputra direktur eksekutif genesis, menyebutkan, bahwa wilayah gajah mati yang hilang caling tersebut berada di areal rkt (rencana kerja tahunan) pt bat.

gajah tersebut diperkirakan terdesak akibat maraknya perambahan dan penebangan.

hal ini dibuktikan dengan lokasi temuan gajah mati tersebut tidak berada di jalur konektivitas.

sementara ali akbar ketua kanopi hijau indonesia sekaligus penanggungjawab konsorsium bentang seblat menyatakan, kondisi tutupan lahan di bentang alam seblat ini menunjukkan tidak seriusnya pemerintah dan pihak perusahaan dalam mengamankan kawasan hutan.

hal itu dibuktikan dengan tingginya aktivitas perambahan dan penguasaan hutan di bentang alam seblat.

di bentang alam seblat, lahan tak berhutan itu didominasi oleh perkebunan sawit seluas 15 ribu hektare (48,1%), kemudian semak belukar 7,9 ribu hektar (25,6%), perkebunan perusahaan 5,4 ribu hektar (17,5%), dan lahan terbuka 2 ribu hektare (6,6%).

dilihat dari data analisis periode 2020-2023, tutupan hutan bentang alam seblat telah hilang seluas 8,8 ribu hekare.

tutupan lahan sekunder menjadi yang paling besar, seluas 8,8 ribu hektar.

di mana 5,6 ribu hektar (64,5%) dirambah menjadi lahan pertanian sawit kata ali

atas kejadian ini, kbs menyatakan bahwa negara harus membuka informasi secara lengkap atas kondisi hutan dan segera melakukan penindakan terhadap kejahatan satwa gajah.

kementerian lingkungan hidup dan kehutanan (klhk) harus melakukan tindakan untuk memastikan tidak terjadi lagi kematian gajah non alami, apalagi kematian gajah yang sekarang terindikasi dibunuh.

pada tengkorak bangkai gajah terdapat lubang, diduga akibat tembakan peluru senjata api.

lubang sebesar kurang lebih 1,5 cm itu tembus dari bagian bawah rahang sampai ke os frontalis (tengkorak bagian depan atau dahi).

populasi gajah sumatera dan upaya penangkarannya di bengkulu

1. populasi gajah sumatera:

populasi gajah sumatera telah mengalami penurunan yang mengkhawatirkan dalam beberapa dekade terakhir.

faktor-faktor seperti perusakan habitat, konflik manusia-gajah, dan perburuan ilegal telah menyebabkan penurunan drastis jumlah gajah ini.

menurut data terbaru, perkiraan populasi gajah sumatera di alam liar hanya mencapai beberapa ribu individu.

hal ini mendorong masyarakat dan pemerintah untuk mengambil langkah-langkah konservasi yang lebih serius.

2. tantangan dalam konservasi gajah sumatera:

tantangan utama dalam menjaga populasi gajah sumatera melibatkan konflik antara manusia dan gajah.

perusakan habitat alami gajah untuk kepentingan pertanian dan pembangunan infrastruktur telah menyebabkan peningkatan konflik.

selain itu, perdagangan ilegal gading gajah menjadi ancaman serius terhadap kelangsungan hidup spesies ini.

upaya untuk melawan perburuan ilegal dan melindungi habitat alami menjadi langkah penting dalam konservasi gajah sumatera.

3. peran penangkaran gajah di bengkulu:

bengkulu menjadi salah satu lokasi penangkaran gajah sumatera yang memiliki peran krusial dalam usaha konservasi.

penangkaran memberikan peluang untuk pembiakan dan pemeliharaan gajah secara aman, di lingkungan yang terkendali.

program penangkaran di bengkulu tidak hanya fokus pada peningkatan populasi gajah, tetapi juga pada penelitian perilaku dan kesehatan gajah.

4. keuntungan penangkaran:

penangkaran gajah di bengkulu memiliki manfaat ganda.

pertama, meningkatkan jumlah populasi gajah secara keseluruhan untuk mendukung kelangsungan spesies.

kedua, penangkaran juga memberikan kesempatan untuk penelitian lebih lanjut tentang perilaku, nutrisi, dan kesehatan gajah.

hasil penelitian ini dapat digunakan untuk merancang strategi konservasi yang lebih efektif.

5. pendidikan dan kesadaran masyarakat:

pentingnya mendidik masyarakat tentang pentingnya konservasi gajah tidak bisa diabaikan.

program pendidikan dan kesadaran masyarakat di bengkulu dirancang untuk meningkatkan pemahaman tentang ekologi gajah dan mengajak masyarakat berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan populasi gajah sumatera.

6. tantangan dalam penangkaran:

meskipun penangkaran memberikan harapan bagi kelangsungan hidup gajah sumatera, program ini tidak terlepas dari tantangan.

pengelolaan kesehatan dan nutrisi gajah, serta pemilihan pasangan gajah yang tepat untuk pembiakan, menjadi aspek penting yang harus diperhatikan.

7. kolaborasi antar lembaga:

untuk mencapai keberhasilan dalam program konservasi gajah, kolaborasi antara pemerintah, lembaga konservasi, dan masyarakat lokal sangat diperlukan.

sinergi antarlembaga akan memastikan implementasi program konservasi yang holistik dan berkelanjutan.

upaya konservasi gajah sumatera di bengkulu mencerminkan komitmen untuk melindungi keberagaman hayati indonesia.

dengan menggabungkan penangkaran, pendidikan masyarakat, dan kolaborasi lembaga, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup gajah sumatera dan menjaga keberlanjutan ekosistem tempat mereka hidup.

kita semua memiliki peran dalam menjaga harta karun alam ini agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang. (afa)

Tag
Share