Reporter: Hendra Agustian
|
Editor: Hendra Agustian
|
Senin , 30 Jan 2023 - 00:26
PALEMBANG, PE – Banyak hikmah yang dapat dipetik dari kegiatan ke Komplek Pemakaman Kesultanan Palembang Darussalam di Kawah Tekurep, Palembang, Jumat (26/1/2023) malam. Di antaranya bagaimana kita yang saat ini masih hidup di muka bumi dapat membekali diri untuk menghadapi kehidupan setelah kematian.
“Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat,” ungkap Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jayo Wikramo Raden Muhammad (RM) Fauwaz Diradja SH MKn mengutip Al Quran Surat Al Baqarah ayat 197 dibincangi di sela kegiatan.
Ziarah makam yang diselenggarakan Kesultanan Palembang Darussalam (KPD) menggandeng Komunitas Ziarah, Ikatan Keluarga Sarjana Kuburan (Sarkub) Nusantara terutama yang ada di Palembang itu berlangsung secara khidmat.
Hadir mendampingi Sultan Palembang Darussalam yakni beberapa kerabat Kesultanan antara lain RM Rasyid Tohir SH Dato’ Pangeran Nato Rasyid Tohir, Pangeran Suryo Vebri Al-Lintani, Ketua rombongan ziarah RH Ahmad Mohammad KHI alias Gus Rudi Jenggot didampingi Koordinator Pecel Lele Lamongan H Sam, Kemas Umar, Ali Goik.
SMB IV menambahkan, kegiatan ziarah bersama Ikatan Keluarga Sarkub Nusantara bermakna bagaimana semua manusia akan merasakan bagaimana kedepan akan meninggal dunia.
“Sehingga di situ nilai-nilai yang diambil, kita akan mati dan kita meminta hanya kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala bukan meminta kepada kuburan tersebut, melainkan dengan melihat kuburan tersebut kita ingat semua kita akan mati,” tegas SMB IV.
Kedepan menurut SMB IV, Kesultanan Palembang Darussalam akan mensupport kegiatan-kegiatan seperti ini karena bernilai positif dan juga meningkatkan ukhuwah dan tali silaturahmi di antara anggota di dalam perkumpulan tersebut.
Sedangkan RH Ahmad Mohammad KHI alias Gus Rudi Jenggot mengatakan, ziarah Jumat (26/10/2023) malam itu merupakan suatu kehormatan bagi Ikatan Keluarga Sarkub Nusantara karena bisa hadir di Komplek Pemakaman Kawah Tekurep, tempat dimakamkan SMB Djayo Wikramo.
Di mana ikut hadir juga secara langsung SMB IV yang menurutnya adalah suatu kehormatan bagi pihaknya.
“Ini adalah sebagian kecil dari keluarga besar Ikatan Keluarga Besar Sarkub Nusantara yang ada di Palembang karena Ikatan Keluarga Besar Sarkub Nusantara seluruh Indonesia ada terbanyak Jepara, Pati, Kudus, Demak,” katanya.
Di mana jumlah anggota Ikatan Keluarga Besar Sarkub Nusantara yang ada di Palembang jumlahnya hampir 100 keluarga yang mayoritas berprofesi pecel lele. Namun ada juga bekerja di profesi lain seperti di Polri dan lain–lain.
“Jemaah Palembang sudah mulai menggeliat, Jambi, Aceh, Jakarta, Depok, dan Bogor. Kita hadir di sini dengan niatan ibadah
lillahi ta’ala minimal mau menguri-nguri sejarah leluhur kita, sejarah para ulama, para penyebar agama Islam
wabil khusus beliau Sultan Mahmud Badaruddin Djayo Wikramo, karena tanpa adanya beliau, Islam yang ada di Palembang ini tidak bisa berkembang begini besar dan menjadi agama yang mayoritas di Palembang Darussalam sampai saat ini,” urainya.
Tujuan Sarkub ini jelas dia, menjalin silaturahmi dan mencari saudara sebanyak-banyaknya dalam bingkai ukhuwah Islamiah dengan cara yang satu yang pasti agamanya Islam. Kalau belum Islam tetap dijadikan sahabat.
“Dan beraliran ahlus sunnah wal jamaah,” cetusnya.
Kawah Tekurep sendiri adalah salah satu kompleks pemakaman Sultan-sultan yang pernah memerintah di Palembang dan kerabatnya. Pembangunan kompleks pemakaman ini diprakarsai oleh Sultan Mahmud Jayawikrama, dan mulai dibangun pada tahun 1728 M.
DUD
Petik Hikmah Ziarah Kubur Ingat Mati
Hendra Agustian
Hendra Agustian
palembang, pe – banyak hikmah yang dapat dipetik dari kegiatan ke komplek pemakaman kesultanan palembang darussalam di kawah tekurep, palembang, jumat (26/1/2023) malam. di antaranya bagaimana kita yang saat ini masih hidup di muka bumi dapat membekali diri untuk menghadapi kehidupan setelah kematian.
“berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. bertakwalah kepada-ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat,” ungkap sultan palembang darussalam, sultan mahmud badaruddin (smb) iv jayo wikramo raden muhammad (rm) fauwaz diradja sh mkn mengutip al quran surat al baqarah ayat 197 dibincangi di sela kegiatan.
ziarah makam yang diselenggarakan kesultanan palembang darussalam (kpd) menggandeng komunitas ziarah, ikatan keluarga sarjana kuburan (sarkub) nusantara terutama yang ada di palembang itu berlangsung secara khidmat.
hadir mendampingi sultan palembang darussalam yakni beberapa kerabat kesultanan antara lain rm rasyid tohir sh dato’ pangeran nato rasyid tohir, pangeran suryo vebri al-lintani, ketua rombongan ziarah rh ahmad mohammad khi alias gus rudi jenggot didampingi koordinator pecel lele lamongan h sam, kemas umar, ali goik.
smb iv menambahkan, kegiatan ziarah bersama ikatan keluarga sarkub nusantara bermakna bagaimana semua manusia akan merasakan bagaimana kedepan akan meninggal dunia.
“sehingga di situ nilai-nilai yang diambil, kita akan mati dan kita meminta hanya kepada allah subhanahu wa ta’ala bukan meminta kepada kuburan tersebut, melainkan dengan melihat kuburan tersebut kita ingat semua kita akan mati,” tegas smb iv.
kedepan menurut smb iv, kesultanan palembang darussalam akan mensupport kegiatan-kegiatan seperti ini karena bernilai positif dan juga meningkatkan ukhuwah dan tali silaturahmi di antara anggota di dalam perkumpulan tersebut.
sedangkan rh ahmad mohammad khi alias gus rudi jenggot mengatakan, ziarah jumat (26/10/2023) malam itu merupakan suatu kehormatan bagi ikatan keluarga sarkub nusantara karena bisa hadir di komplek pemakaman kawah tekurep, tempat dimakamkan smb djayo wikramo.
di mana ikut hadir juga secara langsung smb iv yang menurutnya adalah suatu kehormatan bagi pihaknya.
“ini adalah sebagian kecil dari keluarga besar ikatan keluarga besar sarkub nusantara yang ada di palembang karena ikatan keluarga besar sarkub nusantara seluruh indonesia ada terbanyak jepara, pati, kudus, demak,” katanya.
di mana jumlah anggota ikatan keluarga besar sarkub nusantara yang ada di palembang jumlahnya hampir 100 keluarga yang mayoritas berprofesi pecel lele. namun ada juga bekerja di profesi lain seperti di polri dan lain–lain.
“jemaah palembang sudah mulai menggeliat, jambi, aceh, jakarta, depok, dan bogor. kita hadir di sini dengan niatan ibadah lillahi ta’ala minimal mau menguri-nguri sejarah leluhur kita, sejarah para ulama, para penyebar agama islam wabil khusus beliau sultan mahmud badaruddin djayo wikramo, karena tanpa adanya beliau, islam yang ada di palembang ini tidak bisa berkembang begini besar dan menjadi agama yang mayoritas di palembang darussalam sampai saat ini,” urainya.
tujuan sarkub ini jelas dia, menjalin silaturahmi dan mencari saudara sebanyak-banyaknya dalam bingkai ukhuwah islamiah dengan cara yang satu yang pasti agamanya islam. kalau belum islam tetap dijadikan sahabat.
“dan beraliran ahlus sunnah wal jamaah,” cetusnya.
kawah tekurep sendiri adalah salah satu kompleks pemakaman sultan-sultan yang pernah memerintah di palembang dan kerabatnya. pembangunan kompleks pemakaman ini diprakarsai oleh sultan mahmud jayawikrama, dan mulai dibangun pada tahun 1728 m. dud