Tips Menasehati Anak Agar Nurut Terhadap Orang Tua

Seorang ibu sedang memberikan nasihat kepada anaknya dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Foto: Freepik--

BACAKORAN.CO - Menjadi orang tua tidaklah mudah. Terkadang kita merasa frustasi ketika anak tidak mau mendengarkan nasihat atau perintah kita.

Anak yang membangkang, rewel, atau menuruti keinginannya sendiri bisa membuat kita marah, berteriak, atau bahkan menggunakan kekerasan.

Padahal, hal-hal tersebut justru bisa membuat anak semakin keras kepala dan tidak patuh.

Lalu, bagaimana cara menasehati anak agar nurut terhadap orang tua?

Apa yang bisa kita lakukan untuk mendidik anak dengan baik tanpa harus memaksakan kehendak kita?

BACA JUGA:Hallo.. Ayah Bunda Perhatikan Nich! 5 kesalahan yang dilakukan orang tua dalam mendidik anaknya?

Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Anda coba:

1. Kenali Karakter dan Usia Anak

Setiap anak memiliki karakter dan tahapan perkembangan yang berbeda-beda.

Kita perlu mengetahui karakter dan usia anak agar bisa menyesuaikan cara berkomunikasi dan memberi nasihat yang sesuai.

Misalnya, anak usia balita yang sedang dalam fase eksplorasi membutuhkan lebih banyak kesempatan untuk belajar dan bermain, sehingga kita tidak bisa memaksanya untuk duduk diam dan mendengarkan.

Anak usia sekolah yang mulai mencari identitasnya sendiri membutuhkan lebih banyak penghargaan dan kepercayaan, sehingga kita tidak bisa mengekangnya dengan aturan yang ketat.

2. Dengarkan Keinginan Anak Terlebih Dahulu

Salah satu alasan mengapa anak tidak mau mendengarkan nasihat kita adalah karena mereka merasa tidak dipahami atau didengarkan.

Tips Menasehati Anak Agar Nurut Terhadap Orang Tua

Hendra Agustian

djarwo


- menjadi tidaklah mudah. terkadang kita merasa ketika anak tidak mau mendengarkan nasihat atau perintah kita.

anak yang membangkang, rewel, atau menuruti keinginannya sendiri bisa membuat kita marah, berteriak, atau bahkan menggunakan kekerasan.

padahal, hal-hal tersebut justru bisa membuat anak semakin keras kepala dan tidak patuh.

lalu, bagaimana cara menasehati anak agar nurut terhadap orang tua?

apa yang bisa kita lakukan untuk mendidik anak dengan baik tanpa harus memaksakan kehendak kita?

berikut ini adalah beberapa tips yang bisa anda coba:

1. kenali karakter dan usia anak

setiap anak memiliki karakter dan tahapan perkembangan yang berbeda-beda.

kita perlu mengetahui karakter dan usia anak agar bisa menyesuaikan cara berkomunikasi dan memberi nasihat yang sesuai.

misalnya, anak usia balita yang sedang dalam fase eksplorasi membutuhkan lebih banyak kesempatan untuk belajar dan bermain, sehingga kita tidak bisa memaksanya untuk duduk diam dan mendengarkan.

anak usia sekolah yang mulai mencari identitasnya sendiri membutuhkan lebih banyak penghargaan dan kepercayaan, sehingga kita tidak bisa mengekangnya dengan aturan yang ketat.

2. dengarkan keinginan anak terlebih dahulu

salah satu alasan mengapa anak tidak mau mendengarkan kita adalah karena mereka merasa tidak dipahami atau didengarkan.

anak juga memiliki keinginan, perasaan, dan pendapatnya sendiri yang perlu kita hargai.

sebelum memberi nasihat, kita perlu mendengarkan keinginan anak terlebih dahulu.

tanyakan apa yang mereka inginkan, apa yang mereka rasakan, atau apa yang mereka pikirkan.

dengan begitu, anak akan merasa dihargai dan lebih terbuka untuk mendengarkan nasihat kita.

3. gunakan bahasa yang lembut dan sentuhan fisik

cara kita menyampaikan nasihat juga sangat berpengaruh terhadap reaksi anak.

jika kita berteriak, mengomel, atau mengancam, anak akan merasa takut, marah, atau malah menantang kita.

jika kita berbicara dengan lembut, tenang, dan penuh kasih sayang, anak akan merasa nyaman, aman, dan tergerak untuk mengikuti nasihat kita.

selain itu, kita juga bisa menggunakan sentuhan fisik, seperti memeluk, mencium, atau menepuk bahu anak, untuk menunjukkan rasa sayang dan perhatian kita.

4. berikan pilihan dan batasan yang jelas

anak yang sedang mencari kemandirian dan otoritasnya sendiri sering kali tidak suka jika diperintah atau diberi nasihat.

mereka ingin merasa memiliki kontrol atas hidup mereka.

untuk itu, kita bisa memberikan pilihan dan batasan yang jelas kepada anak, sehingga mereka merasa memiliki kebebasan untuk memilih, tapi juga tahu konsekuensi dari pilihan mereka.

misalnya, kita bisa berkata, "kamu mau makan sekarang atau nanti?

jika kamu makan sekarang, kamu bisa nonton tv setelah itu.

jika kamu makan nanti, kamu tidak bisa nonton tv sama sekali." atau, "kamu mau bereskan mainanmu sekarang atau nanti?

jika kamu bereskan sekarang, kamu bisa main lagi besok. jika kamu bereskan nanti, kamu tidak bisa main lagi sampai minggu depan."

5. berikan contoh dan teladan yang baik

anak adalah peniru yang ulung. mereka akan meniru apa yang mereka lihat dan dengar dari orang tua mereka.

jika kita ingin anak nurut dan patuh, kita harus memberikan contoh dan teladan yang baik kepada mereka.

jika kita ingin anak berbicara dengan sopan, kita harus berbicara dengan sopan kepada mereka dan orang lain.

jika kita ingin anak tidak terlalu asyik dengan gadget, kita harus mengurangi penggunaan gadget kita sendiri.

jika kita ingin anak rajin belajar, kita harus menunjukkan sikap belajar seumur hidup kita.

6. berikan pujian dan penghargaan

anak yang merasa dihargai dan diakui akan lebih termotivasi untuk melakukan hal-hal yang baik.

kita perlu memberikan pujian dan penghargaan kepada anak ketika mereka melakukan sesuatu yang sesuai dengan nasihat atau harapan kita.

pujian dan penghargaan bisa berupa kata-kata, senyuman, pelukan, hadiah, atau hal-hal lain yang membuat anak merasa senang.

namun, kita juga harus berhati-hati untuk tidak memberikan pujian dan penghargaan yang berlebihan atau tidak sesuai dengan usaha anak, karena bisa membuat anak menjadi tergantung atau kurang percaya diri.

7. jangan bandingkan anak dengan orang lain

salah satu hal yang bisa membuat anak merasa tidak dihargai dan tidak mau mendengarkan nasihat kita adalah jika kita membandingkan mereka dengan orang lain, seperti saudara, teman, atau tetangga.

membandingkan anak dengan orang lain bisa membuat anak merasa tidak berharga, tidak dicintai, atau iri hati.

anak juga bisa menjadi bersaing, bermusuhan, atau meniru hal-hal buruk dari orang lain.

kita harus menghargai anak sebagai individu yang unik dan berbeda, serta menghormati kelebihan dan kekurangan mereka.

8. jelaskan alasan dan manfaat dari nasihat kita

anak yang cerdas dan kritis sering kali tidak mau menerima nasihat atau perintah tanpa tahu alasan dan manfaatnya.

mereka ingin tahu mengapa mereka harus melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

kita perlu menjelaskan alasan dan manfaat dari nasihat kita kepada anak, sehingga mereka bisa memahami dan menerima nasihat kita dengan baik.

jelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak, dan berikan contoh atau analogi yang relevan dengan pengalaman mereka.

9. ajak anak berdiskusi dan mencari solusi bersama

anak yang merasa dilibatkan dan diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan akan lebih mau mendengarkan nasihat kita.

kita bisa mengajak anak berdiskusi dan mencari solusi bersama terkait masalah atau situasi yang mereka hadapi.

tanyakan pendapat dan saran mereka, dan berikan masukan atau koreksi jika perlu.

dengan begitu, anak akan merasa dihormati dan dianggap dewasa, serta lebih bertanggung jawab terhadap pilihan dan tindakan mereka.

10. jangan menyerah dan tetap sabar

menasehati anak agar nurut terhadap orang tua membutuhkan waktu dan usaha yang tidak sebentar.

kita tidak bisa mengharapkan anak berubah menjadi patuh dan penurut dalam sekejap.

kita harus bersabar dan konsisten dalam memberikan nasihat dan bimbingan kepada anak.

jangan menyerah atau putus asa jika anak masih membangkang atau tidak mau mendengarkan.

tetap tunjukkan rasa sayang dan perhatian kita kepada anak, dan percayalah bahwa anak akan menghargai dan mengikuti nasihat kita suatu hari nanti.(*)

Tag
Share