Panduan Menggunakan Google Maps dan Kisah Inspiratif Mariam al-Astrolabiya al-Ijliya
Panduan Menggunakan Google Maps dan Kisah Inspiratif Mariam al-Astrolabiya al-Ijliya.gbr ilustrasi bacakoran--
BACAKORAN.CO - Google Maps adalah alat navigasi yang sangat berguna, tetapi terkadang bisa membuat pengguna tersesat. Berikut adalah panduan untuk menggunakan Google Maps dengan benar:
- Buka Google Maps pada smartphone Android Anda.
- Ketik alamat tujuan Anda di kolom pencarian.
- Klik rute berwarna biru yang muncul.
- Pilih lokasi awal perjalanan Anda, dan rute perjalanan akan ditampilkan.Sebelum memulai perjalanan, pastikan Anda telah memilih jenis kendaraan yang tepat.
- Jika Anda mengendarai mobil, jangan gunakan rute sepeda motor.
- Setelah memilih jenis kendaraan, klik titik tiga di pojok kanan atas dan pilih opsi untuk menghindari jalan tol atau jalan raya.
- Tutup menu dengan mengklik tanda silang di pojok kiri atas, lalu klik pratinjau berwarna biru untuk melihat rute perjalanan Anda.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat memastikan bahwa Anda tidak akan tersesat saat menggunakan Google Maps.
BACA JUGA:Cara Melacak Nomor HP Lewat Google Maps, Nggak Perlu Panik Lagi
Selain itu, ada kisah inspiratif dari Mariam al-Astrolabiya al-Ijliya, seorang perempuan muslimah dari Aleppo, Suriah, yang dikenal sebagai pencipta GPS pertama di dunia.
Pada abad ke-10, sebelum penemuan GPS modern, Mariam terkenal karena merancang astrolabe, sebuah instrumen yang digunakan untuk menentukan posisi matahari dan planet-planet lainnya di angkasa.
Astrolabe ini kemudian dikembangkan menjadi sistem GPS (Global Positioning System).
Mariam al-Ijliya adalah satu-satunya astronom perempuan pada masa Islam kuno.
Dia terinspirasi oleh ayahnya, Al-Ijliyy al-Asturlabi, yang bekerja sebagai pembuat astrolab di Baghdad.
Penemuan Mariam sangat bermanfaat hingga hari ini, dan dia dihargai sebagai astronom legendaris yang menemukan instrumen astronomi astrolabe.
Astrolabe digunakan oleh umat Islam untuk menentukan kiblat dan waktu shalat, serta untuk menentukan awal puasa Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.
Astrolabe diperkenalkan ke dunia Islam pada pertengahan abad ke-8 dan dikembangkan sepenuhnya selama abad-abad awal Islam.
Mariam al-Ijliya, dengan pemikiran briliannya, telah menciptakan astrolabe yang pada saat itu menjadi alat penghitung kuno.
BACA JUGA:Google Chrome Hadirkan 3 Fitur AI Generatif, Ini Daftar dan Cara Menggunakannya
Penemuan ini membantu umat Islam menemukan posisi matahari, bulan, dan bintang, yang digunakan tidak hanya untuk menentukan kiblat shalat, tetapi juga waktu shalat, puasa Ramadhan, dan Idul Fitri.
Mariam al-Ijliya tercatat sebagai satu-satunya muslimah yang tergabung dalam bidang astronomi.
Astrolabe mengandalkan benda langit seperti matahari dan bintang untuk mengetahui posisi di garis lintang atau waktu setempat.
Astrolabe juga digunakan untuk mengukur peristiwa langit seperti goyangan sumbu yang ada pada bumi.
Pada zaman keemasan Islam, para astronom Muslim menambahkan skala sudut pada astrolab sehingga memungkinkan dalam menavigasi jarak.
Para astronom dan penemu Muslim juga menciptakan astrolab bola, yaitu model objek berbentuk bola dunia di langit.
Mariam al-Ijliya sangat dihargai karena pekerjaannya, dan dia memutuskan untuk bekerja di Pengadilan Aleppo.
Kontribusi penting yang dilakukan oleh Mariam dalam bidang astronomi cukup diakui ketika sabuk utama 7060 Al-Ijliya dinamai menurut namanya.