Ahok dan Masa Depan Politik Indonesia: Sebuah Refleksi Kekhawatiran
Ahok dan Masa Depan Politik Indonesia: Sebuah Refleksi Kekhawatiran.gbr ilustrasi bacakoran--
BACAKORAN.CO - Ahok, yang dikenal karena keberaniannya dalam berbicara, telah mengungkapkan kekhawatirannya terhadap masa depan politik Indonesia. Dia khawatir bahwa Jokowi, yang telah bekerja keras untuk membangun Indonesia, akan ditipu oleh Prabowo.
Ahok, yang pernah menjadi komisaris Pertamina, juga menunjukkan dukungannya yang kuat terhadap Jokowi.
Dia mengaku selama ini mencintai dan mendukung Jokowi, dengan berbagai pekerjaan yang telah dilakukannya dalam dua periode terakhir.
BACA JUGA:Ahok: Khawatir Jokowi Ditipu Prabowo dan Masa Depan Indonesia
Namun, di tengah dukungan dan kepercayaannya terhadap Jokowi, Ahok juga menunjukkan kekhawatirannya terhadap masa depan politik Indonesia.
Dia khawatir bahwa politik identitas akan kembali muncul dan merusak harmoni sosial di Indonesia.
Ahok juga menyinggung soal kasus penistaan agama yang pernah menyeretnya ke penjara.
Dia berharap bahwa kasus seperti itu tidak akan terjadi lagi di masa depan.
Di tengah semua kekhawatiran dan harapannya, Ahok tetap optimis tentang masa depan Indonesia.
BACA JUGA:Ade Armando: Dari Pembela Ahok hingga Membongkar Luka Lama
Dan juga percaya bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, Indonesia bisa menjadi negara yang lebih baik.
Basuki Tjahaja Purnama, atau yang lebih dikenal dengan Ahok, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap masa depan Indonesia.
Ahok, yang juga politikus PDIP, mengaku pernah mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pencalonan Gibran sebagai cawapres Prabowo Subianto.
Ahok khawatir Jokowi akan tertipu. “Saya khawatir Bapak tertipu, takut saya,” kata Ahok saat mengingat percakapannya dengan Jokowi.
BACA JUGA:Dibalik Layar Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012: Ahok dan Jokowi......?
Ahok berbicara dalam konteks siapa yang paling tepat melanjutkan program Jokowi ke depan. Dia khawatir, Prabowo tidak bisa melakukan itu.
Ahok bahkan menyebut bisa saja Prabowo tidak akan mendengarkan Jokowi setelah terpilih menjadi presiden, sekalipun ada Gibran di sana sebagai wakil presiden. “Kalau Pak Prabowo jadi presiden memangnya dia mau dengarin Pak Jokowi,” ujar Ahok.
Ahok kemudian mencontohkan perpolitikan di Filipina, di mana aliansi antara Presiden Ferdinand Bongbong Marcos Jr dengan dinasti Duterte saat ini di ambang perpecahan. Mantan presiden Filipina, Rodrigo Duterte, kini mengancam akan menggulingkan Marcos Jr dari kursi presiden.
Ahok mencemaskan hal serupa akan terjadi di Indonesia. Dia mengaku sudah mengingatkan Jokowi untuk mencegah pengkhianatan seperti itu terjadi di Indonesia setelah Pemilu 2024.
Mantan komisaris Pertamina itu juga mengaku selama ini mencintai dan mendukung Jokowi, dengan berbagai pekerjaan yang telah dilakukannya dalam dua periode terakhir.
“Saya sebagai teman yang ingin pekerjaan Pak Jokowi berlanjut 10 tahun lagi dan itu hanya bisa dilanjutkan oleh Pak Ganjar,” ujar Ahok.