bacakoran.co

Thailand Melarang Impor Celana Murah Bermotif Gajah dari China, Apakah Hanya Kontroversi?

Alternatif perdagangan untuk mengatasi larangan impor celana murah di Thailand. Foto: Ilustrasi--

Keputusan ini mungkin menjadi preseden bagi negara-negara lain untuk mengambil tindakan serupa dalam melindungi hak cipta dan kekayaan budaya mereka. 

Sementara itu, dialog dan kerjasama antara negara-negara produsen dan konsumen akan menjadi kunci untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak. 

Juga demi menjaga perdagangan internasional yang adil dan berkelanjutan.

Thailand Melarang Impor Celana Murah Bermotif Gajah dari China, Apakah Hanya Kontroversi?

Rizki

Rizki


- , , mengumumkan bahwa departemen bea cukai mendapatkan perintah pelarangan impor celana bermotif gajah produksi china.

pelarangan impor ini terkait dengan masalah hak cipta, terhadap pola yang telah didaftarkan.

'departemen kekayaan intelektual saat ini sedang menginvestigasi apakah impor celana asal cina masih terus berlanjut', kata phumtham seperti yang dilansir dari pada rabu 7/2/2024.

permasalahan terkait celana khas asal ini, bermula dari laman facebook bernama 'lui chine' atau 'shoot2china' dengan total pengikut 1,4 juta.

unggahan itu memperlihatkan produk yang telah menjadi budaya tersebut, dijual dengan harga 10 kali lebuh murah, sekitar 30 baht per itemnya di platform belanja online china.

laman itu juga memperlihatkan beberapa pedagang thailand turut melakukan impor dari china, dengan harga mulai dari 65 baht untuk celana pendek dan 75 baht untuk celana panjang.

'(produsen thailand) akan kalah dari (produsen cina) dalam segala hal. mereka harus melawan dengan menyoroti kualitas celana sebagai nilai jual utama', isi postingan itu.

selain itu, phuntam juga telah menyetujui sertifikasi kualitas produksi 'thai select' yang terstandarisasi.

sementara itu, sudah banyak pedagang retail dan grosir yang meminta pemerintah untuk turun tangan menghadapi celana produksi china tersebut.

sebuah vendor di bangkok mengatakan, celana-celana buatan china belakangan ini kian populer di kalangan turis, karena harganya lebih murah. 

sehingga pemerintah perlu memberlakukan pajak impor untuk membantu produsen lokal.

pedagang lainnya di pasar pratunam, meminta lembaga-lembaga terkait agar segera melakukan tindakan pengendalian, dan berharap celana asli thailand lebih populer karena kualitasnya lebih baik.

di sisi lain, perdana menteri srettha thavisin mengatakan, celana gajah produksi china merupakan pengingat bagi pemerintah untuk menyelesaikan masalah hak cipta dan apropriasi pemasaran.

melalui tindakan ini, thailand berusaha melindungi kekayaan intelektual dan budaya lokalnya, sambil menjaga kualitas produk di pasar domestik.

keputusan thailand untuk melarang impor celana murah bermotif gajah dari china tidak terjadi begitu saja. 

ini muncul sebagai respons terhadap peningkatan jumlah produk impor yang meniru pola tradisional thailand, terutama motif gajah yang memiliki nilai budaya dan sejarah yang mendalam di negara tersebut.

motif gajah telah menjadi bagian integral dari warisan budaya thailand, mencerminkan keindahan alam, kebijaksanaan, dan simbolisme kehidupan yang kaya. 

beberapa desainer lokal thailand telah mendaftarkan pola motif gajah mereka sebagai hak cipta, menandakan nilai khusus dan identitas budaya dari desain tersebut.

tapi, dalam beberapa tahun terakhir, impor celana murah dari china dengan motif gajah yang serupa telah mulai membanjiri pasar thailand. 

bukan hanya meniru motif gajah yang telah didaftarkan sebagai hak cipta, tetapi juga menawarkan harga yang lebih rendah, menciptakan persaingan yang tidak adil bagi produsen lokal.

keputusan thailand untuk melarang impor celana murah ini diambil untuk melindungi industri tekstil lokal. 

dengan membatasi impor produk-produk yang meniru motif-motif tradisional thailand, pemerintah berharap dapat memberikan insentif kepada produsen lokal untuk terus mengembangkan dan memasarkan produk mereka.

industri tekstil thailand telah lama menjadi salah satu pilar ekonomi negara ini. 

melindungi kekayaan intelektual dalam desain tekstil adalah langkah penting untuk memastikan kelangsungan dan pertumbuhan industri ini. 

dengan cara ini, pemerintah berharap dapat menciptakan lingkungan yang mendukung para desainer lokal untuk terus berinovasi dan menghasilkan produk yang unik.

keputusan thailand untuk melarang impor celana murah bermotif gajah dari china juga menyoroti isu hak cipta dalam industri fashion dan tekstil. 

desain motif gajah yang telah didaftarkan sebagai hak cipta oleh beberapa desainer thailand menunjukkan upaya untuk melindungi karya-karya kreatif mereka dari penggunaan tanpa izin.

hak cipta bukan hanya tentang melindungi keuntungan finansial desainer, tetapi juga tentang menjaga keberlanjutan budaya dan melestarikan warisan lokal. 

dengan menghormati hak cipta, thailand berusaha mencegah komodifikasi budaya mereka sendiri dan menjaga nilai-nilai yang terkandung dalam setiap pola motif tradisional.

keputusan thailand untuk melarang impor celana murah dari china tentu saja tidak luput dari respons pemerintah china. 

china, sebagai salah satu produsen tekstil terbesar di dunia, menghadapi tekanan untuk mematuhi standar hak cipta internasional dan menjaga hubungan dagang dengan negara mitra.

pemerintah china mungkin diharapkan untuk melakukan evaluasi terhadap praktik industri tekstilnya sendiri dan memastikan bahwa produk yang diekspor mematuhi regulasi dan hak cipta negara penerima. 

langkah-langkah seperti itu dapat membantu mengatasi ketegangan perdagangan antara thailand dan china, sambil memastikan bahwa produk-produk yang dihasilkan memenuhi standar etika dan kualitas yang diharapkan oleh konsumen global.

melarang impor celana murah bermotif gajah dari china merupakan langkah yang penting bagi thailand dalam melindungi hak cipta dan budaya lokal mereka. 

ini bukan hanya tentang menjaga keberlanjutan industri tekstil, tetapi juga tentang menghormati nilai-nilai budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

keputusan ini mungkin menjadi preseden bagi negara-negara lain untuk mengambil tindakan serupa dalam melindungi hak cipta dan kekayaan budaya mereka. 

sementara itu, dialog dan kerjasama antara negara-negara produsen dan konsumen akan menjadi kunci untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak. 

juga demi menjaga perdagangan internasional yang adil dan berkelanjutan.

Tag
Share