Waw! Utang Luar Negeri Indonesia Kian Membengkak, Tembus Rp6.350 Triliun, Apa Penjelasan BI?

Utang luar negeri (ULN) Indonesia kian membengkak, tembus US$407,1 atau sekitar Rp6.350 pada kuartal keempat tahun 2023.--

BACAKORAN.CO – Utang luar negeri (ULN) Indonesia kian membengkak.

Bank Indonesia (BI) mencatat ULN pada kuartal keempat tahun 2023 mencapai US$407,1 miliar atau sekitar Rp6.350 triliun (kurs Rp15.621 per USD).

Angka tersebut menunjukkan kenaikan sebesar 2,7 persen secara year on year (yoy) dibandingkan posisi triwulan sebelumnya yang tumbuh 0,02 persen (yoy).

Menurut Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, kenaikan utang tersebut utamanya berasal dari transaksi ULN sektor publik.

Selain itu, faktor pelemahan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mayoritas mata uang global termasuk rupiah juga turut memengaruhi kenaikan utang.

BACA JUGA:Waduh! Utang Luar Negeri Indonesia Kian Menggunung, Tembus Rp6.213 T, Begini Penjelasan BI

Namun, Erwin menegaskan bahwa utang pemerintah tetap terkendali dan dikelola secara terukur dan akuntabel.

Utang luar negeri pemerintah pada akhir kuartal keempat 2023 mencapai US$ 196,6 miliar, naik 5,4 persen (yoy).

Kenaikan tersebut lebih tinggi dari kenaikan nilai utang pemerintah sebesar 3,3 persen (yoy) pada kuartal sebelumnya.

Kenaikan ULN pemerintah juga dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri, khususnya pinjaman multilateral untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.

BACA JUGA:Bahas Utang Luar Negeri Indonesia di Debat Capres, Prabowo: Saya Kira Pak Anies Perlu Belajar Ekonomi Lagi!

Selain itu, peningkatan penempatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan internasional juga turut berkontribusi.

Seiring dengan sentimen positif kepercayaan pelaku pasar yang sejalan dengan mulai meredanya ketidakpastian pasar keuangan global.

Pemerintah, terangnya, berkomitmen untuk menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu.

Waw! Utang Luar Negeri Indonesia Kian Membengkak, Tembus Rp6.350 Triliun, Apa Penjelasan BI?

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – kian membengkak.

mencatat uln pada kuartal keempat tahun 2023 mencapai us$407,1 miliar atau sekitar rp6.350 triliun (kurs rp15.621 per usd).

angka tersebut menunjukkan kenaikan sebesar 2,7 persen secara year on year (yoy) dibandingkan posisi triwulan sebelumnya yang tumbuh 0,02 persen (yoy).

menurut kepala departemen komunikasi bi erwin haryono, kenaikan utang tersebut utamanya berasal dari transaksi uln sektor publik.

selain itu, faktor pelemahan mata uang dolar amerika serikat (as) terhadap mayoritas mata uang global termasuk rupiah juga turut memengaruhi kenaikan utang.

namun, erwin menegaskan bahwa utang pemerintah tetap terkendali dan dikelola secara terukur dan akuntabel.

utang luar negeri pemerintah pada akhir kuartal keempat 2023 mencapai us$ 196,6 miliar, naik 5,4 persen (yoy).

kenaikan tersebut lebih tinggi dari kenaikan nilai utang pemerintah sebesar 3,3 persen (yoy) pada kuartal sebelumnya.

kenaikan uln pemerintah juga dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri, khususnya pinjaman multilateral untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.

selain itu, peningkatan penempatan investasi portofolio di pasar surat berharga negara (sbn) domestik dan internasional juga turut berkontribusi.

seiring dengan sentimen positif kepercayaan pelaku pasar yang sejalan dengan mulai meredanya ketidakpastian pasar keuangan global.

pemerintah, terangnya, berkomitmen untuk menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu.

“serta mengelola uln secara hati-hati, efisien, dan akuntabel," terang erwin dalam keterangan tertulis.

pemanfaatan utang tersebut terus diarahkan untuk mendukung upaya pemerintah dalam pembiayaan sektor produktif serta belanja prioritas, seperti sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, administrasi pemerintah, pertahanan, jaminan sosial wajib, jasa pendidikan, konstruksi, serta jasa keuangan dan asuransi.

posisi uln pemerintah dianggap relatif aman dan terkendali karena hampir seluruhnya memiliki tenor jangka panjang, dengan pangsa mencapai 99,8 persen dari total uln pemerintah.

sementara itu, utang luar negeri swasta juga tetap terkendali dan melanjutkan kontraksi pertumbuhan.

pada akhir tahun lalu, utang luar negeri swasta mencapai us$197 miliar, dengan kontraksi pertumbuhan sebesar 1,9 persen (yoy).

melanjutkan kontraksi pada kuartal ketiga tahun lalu sebesar 3,5 persen (yoy).

Tag
Share