Harga Beras Terus Melambung, I Gusti Ketut Astawa Buka Suara

Harga Beras Terus Melambung--Youtube - IDX Channel

BACAKORAN.CO- Harga beras telah menjadi perbincangan hangat dalam beberapa pekan terakhir, dengan lonjakan yang signifikan bahkan mencapai rekor tertinggi.

Fenomena ini tidak hanya berlaku untuk beras premium, tetapi juga beras medium, memengaruhi berbagai lapisan masyarakat.

Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan, pada Minggu (25/2/2025), harga beras premium mengalami penurunan sebesar Rp390 menjadi Rp15.870 per kg, namun masih tergolong tinggi.

Di sisi lain, beras medium mengalami kenaikan sebesar Rp170 menjadi Rp14.390 per kg.

Bahkan, harga tersebut jauh melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

BACA JUGA:Viral Beredar Foto 15 Juta Karung Beras Ditimbun, Pemerintah Kena Kritik Pedas, Gini Penjelasannya!

Penyebab Lonjakan Harga Beras

Menurut Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa, faktor utama yang menyebabkan lonjakan harga beras adalah perubahan iklim yang tidak menentu.

Banjir dan gangguan cuaca lainnya telah menyebabkan gagal panen pada sejumlah lahan sawah, mengurangi pasokan beras di pasaran.

Ketut mengungkapkan bahwa ada sekitar 3.000 hektare lahan sawah tergenang banjir di beberapa daerah, menyebabkan potensi gagal panen yang signifikan.

Ini menyebabkan petani mengeluarkan biaya tambahan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrem tersebut.

BACA JUGA:2 Daerah Ini Bakal Paksa Harga Beras Turun, Ini Gegaranya

Dampak pada Masyarakat dan Perekonomian

Lonjakan harga beras tentu saja berdampak pada kesejahteraan masyarakat, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah.

Harga Beras Terus Melambung, I Gusti Ketut Astawa Buka Suara

Ainun

Ainun


bacakoran.co- harga telah menjadi perbincangan hangat dalam beberapa pekan terakhir, dengan lonjakan yang signifikan bahkan mencapai rekor tertinggi.

fenomena ini tidak hanya berlaku untuk beras premium, tetapi juga beras medium, memengaruhi berbagai lapisan .

berdasarkan data panel harga badan pangan, pada minggu (25/2/2025), harga beras premium mengalami penurunan sebesar rp390 menjadi rp15.870 per kg, namun masih tergolong tinggi.

di sisi lain, beras medium mengalami kenaikan sebesar rp170 menjadi rp14.390 per kg.

bahkan, harga tersebut jauh melampaui harga eceran tertinggi (het) yang ditetapkan pemerintah.

penyebab lonjakan harga beras

menurut deputi i bidang ketersediaan dan stabilisasi pangan badan pangan nasional (bapanas) i gusti ketut astawa, faktor utama yang menyebabkan lonjakan harga adalah perubahan iklim yang tidak menentu.

banjir dan gangguan cuaca lainnya telah menyebabkan gagal panen pada sejumlah lahan , mengurangi pasokan beras di pasaran.

ketut mengungkapkan bahwa ada sekitar 3.000 hektare lahan sawah tergenang banjir di beberapa daerah, menyebabkan potensi gagal panen yang signifikan.

ini menyebabkan petani mengeluarkan biaya tambahan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrem tersebut.

dampak pada masyarakat dan perekonomian

lonjakan harga beras tentu saja berdampak pada kesejahteraan masyarakat, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah.

kenaikan harga beras akan meningkatkan biaya hidup dan menekan daya beli masyarakat, terutama mereka yang bergantung pada beras sebagai makanan pokok.

selain itu, lonjakan harga beras juga dapat berdampak pada stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

kenaikan harga komoditas pangan, termasuk , dapat memicu inflasi dan mengganggu stabilitas harga secara umum.

hal ini dapat berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

upaya penanggulangan dan harapan ke depan

meskipun situasi ini menimbulkan keprihatinan, ketut menyampaikan bahwa pemerintah telah melakukan langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini.

dengan mengacu pada data kerangka sampel area (ksa) bps, diprediksi bahwa produksi padi masih akan kurang dari kebutuhan pada bulan januari-februari 2024.

namun, di bulan maret, diproyeksikan akan terjadi surplus produksi beras sekitar 3,5 juta ton.

harapan akan terjadi surplus produksi beras ini memberikan optimisme bahwa harga beras akan kembali stabil atau bahkan mengalami penurunan.

koordinasi antara pemerintah, petani, dan pemangku kepentingan lainnya juga diharapkan dapat membantu mengatasi masalah ini.

dampak pada harga gabah dan faktor penyebabnya

tidak hanya harga beras yang terpengaruh, tetapi juga harga gabah mengalami kenaikan.

harga gabah kering panen (gkp) dan gabah kering giling (gkg) saat ini mencapai tingkat yang tinggi.

faktor yang menyebabkan kenaikan harga gabah antara lain adalah produksi yang terkoreksi akibat gangguan iklim dan kenaikan biaya produksi seperti sewa lahan yang naik.

selain itu, kondisi ini diperparah oleh kenaikan harga pupuk akibat perang di ukraina.

kondisi ini menunjukkan bahwa lonjakan harga beras tidak hanya dipengaruhi oleh faktor lokal, tetapi juga faktor global yang kompleks.

lonjakan harga beras dan gabah dalam beberapa pekan terakhir memiliki dampak yang signifikan pada masyarakat dan perekonomian secara keseluruhan.

meskipun penyebabnya bervariasi, gangguan cuaca ekstrem dan faktor global seperti perang di ukraina berperan dalam meningkatkan harga komoditas pangan.

langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini perlu dilakukan dengan kerjasama antara pemerintah, petani, dan pemangku kepentingan lainnya.

dengan harapan akan terjadi surplus produksi beras di masa mendatang, kita berharap harga dapat kembali stabil dan masyarakat dapat merasakan kesejahteraan yang lebih baik.***

Tag
Share