bacakoran.co

Santri Tewas Dianiaya Senior, Hotman Paris Siap Bantu Keluarga Korban, Ungkap Motif dan Daftar Pelaku!

Hotman Paris Siap Bantu Keluarga Korban Aniaya Ungkap Motif dan Daftar Pelaku--Facebook kolase Amandya mya

BACAKORAN.CO - Sebuah kasus penganiayaan santri Ponpes Al Hanifiyyah Kediri menghebohkan publik.

Santri bernama Bintang Balqis Maulana (14) ditemukan tewas dengan banyak luka di tubuhnya.

Diduga, ia menjadi korban perundungan dan penganiayaan oleh sekelompok senior di ponpes tersebut.

Polisi telah menetapkan 4 orang sebagai tersangka dalam kasus ini.

Mereka adalah MA (18) asal Nganjuk, MN (18) asal Sidoarjo, AK (17) dari Kota Surabaya dan AF (16) dari Denpasar.

BACA JUGA:Ponpes Kediri Tempat Santri Tewas Dianiaya Belum Miliki Izin Operasional, Ini Kata Kemenag Jatim

Keempat tersangka merupakan senior Bintang di ponpes tersebut.

Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji mengatakan, motif penganiayaan adalah kesalahpahaman antara korban dan pelaku.

Ia juga mengatakan, polisi telah melakukan olah TKP dan pemeriksaan saksi untuk mengungkap kasus ini.

Sementara itu, keluarga korban tidak mau berdamai dengan pelaku.

Mereka menggandeng pengacara kondang Hotman Paris untuk menuntut keadilan bagi Bintang.

Hotman Paris mengaku siap membantu keluarga korban secara pro bono.

BACA JUGA:Viral! Beredar Pesan Terakhir Bintang Balqis, Santri yang Tewas Dianiaya di Pesantren Kediri Bikin 'Nyesek'

“Kami akan membela hak-hak korban dan keluarganya. Kami akan memastikan pelaku dihukum seberat-beratnya sesuai dengan hukum yang berlaku,” ujar Hotman Paris.

Santri Tewas Dianiaya Senior, Hotman Paris Siap Bantu Keluarga Korban, Ungkap Motif dan Daftar Pelaku!

Deby Tri

Deby Tri


bacakoran.co - sebuah kasus ponpes al hanifiyyah kediri menghebohkan publik.

santri bernama bintang balqis maulana (14) ditemukan tewas dengan banyak luka di tubuhnya.

diduga, ia menjadi korban perundungan dan penganiayaan oleh sekelompok senior di tersebut.

polisi telah menetapkan 4 orang sebagai tersangka dalam kasus ini.

mereka adalah ma (18) asal nganjuk, mn (18) asal sidoarjo, ak (17) dari kota surabaya dan af (16) dari denpasar.

keempat tersangka merupakan senior di ponpes tersebut.

kapolres kediri kota akbp bramastyo priaji mengatakan, motif penganiayaan adalah kesalahpahaman antara korban dan pelaku.

ia juga mengatakan, polisi telah melakukan olah tkp dan pemeriksaan saksi untuk mengungkap kasus ini.

sementara itu, keluarga korban tidak mau berdamai dengan pelaku.

mereka menggandeng pengacara kondang hotman paris untuk menuntut keadilan bagi bintang.

hotman paris mengaku siap membantu keluarga korban secara pro bono.

“kami akan membela hak-hak korban dan keluarganya. kami akan memastikan pelaku dihukum seberat-beratnya sesuai dengan hukum yang berlaku,” ujar hotman paris.

kasus ini menjadi sorotan publik karena menyangkut hak asasi manusia dan perlindungan anak.

banyak pihak yang mengecam tindakan keji pelaku dan mendesak agar kasus ini diselesaikan secara transparan dan profesional.

 adalah anak bungsu dari empat bersaudara.

ia dikirim oleh orang tuanya ke  untuk menghafal al-quran.

namun, harapan orang tuanya untuk melihat anaknya menjadi hafiz berakhir dengan pilu.

pada hari kamis, 22 februari 2024, pihak pondok pesantren mengabarkan bahwa  meninggal karena jatuh di kamar mandi.

namun, keluarga korban tidak percaya dengan alasan tersebut.

mereka mendapati tubuh  penuh dengan luka lebam, bekas jeratan, dan sundutan rokok.

“kami curiga ada yang tidak beres. kami minta kain kafannya dibuka dan kami lihat ada luka-luka di tubuhnya. ada luka jeratan di leher, hidungnya patah, dan ada bekas rokok di sekujur tubuhnya,” ungkap mia nur khasanah, kakak bintang.

mia juga mengatakan bahwa bintang sempat mengirim pesan kepada ibunya sehari sebelum meninggal.

bintang meminta ibunya untuk menjemputnya karena ia takut.

sayangnya, ibunya tidak sempat menjawab pesan tersebut karena sibuk bekerja.

“kakak-kakaknya bilang dia dianiaya oleh kakak kelasnya. dia takut dan minta tolong ke ibunya. tapi ibunya tidak tahu karena sibuk kerja. kami baru tahu setelah dia meninggal,” kata mia.

keluarga korban menduga bahwa bintang menjadi korban bullying atau perundungan di pondok pesantren.

mereka meminta pihak berwajib untuk mengusut kasus ini dan memberikan hukuman yang setimpal bagi pelaku.

“kami minta keadilan untuk adik kami. kami minta pelaku dihukum seberat-beratnya. kami juga minta pihak pondok pesantren bertanggung jawab atas kematian adik kami,” tegas mia.

seperti yang diketahui tersebar di medsos (media sosial) bintang ternyata pernah mengirim pesan lewat whatsapp (wa) kepada ibunya, suyanti (38), memohon agar dijemput dari pondok .

suyanti, ibu dari korban santri pondok pesantren pptq ai hanifiyyah, mojo, kediri, jawa timur yang tewas mengenaskan.

mengungkapkan bahwa anaknya sempat meminta tolong dan minta dijemput dari pasantrennya, di mojo, kediri, pada senin (19/2/2024) lalu.

suyanti mengatakan bahwa anaknya bintang hanya mengirim pesan singkat. 

ia pun menyuruh anaknya untuk bersabar sampai bulan ramadhan untuk pulang. 

namun, dia tetap mendesak untuk segera dijemput.

“cepet sini. aku takut ma, ma tolong. sini cepet jemput,” itulah isi pesan yang dikirim bintang kepada ibunya.

suyanti hanya bisa memberi pesan dan menyarankan anaknya untuk melaporkan kepada kiai pengasuh pesantren jika ada masalah. 

untuk menenangkan anaknya, suyanti berjanji akan memberikan sepeda motor untuk bintang.

“doakan mama ma mbake. jaga diri jaga kesehatan. semangat belajar karena lulus satu tahun lagi motor menanti,” kata suyanti kepada bintang.

namun, harapan itu pupus karena bintang anak bungsu itu tewas  oleh seniornya. 

ia pun menangis histeris melihat jenazah anaknya dalam keadaan penuh luka dan lebam.

sebelumnya, kapolres kediri kota akbp bramastyo priaji menyatakan bahwa polisi telah memastikan bintang balqis maulana (14)  asal desa karangharjo, kecamatan glenmore, banyuwangi itu tewas .

ia menuturkan bahwa ada empat  yang merupakan , yaitu mn (18) asal sidorjo, ma (18) asal nganjuk, af (16) denpasar.

dan ak (17) kota surabaya yang merupakan teman seangkatan dan kakak kelas korban di mts.

menurut akbp bramastyo priaji, motif  ini diduga karena adanya kesalahpahaman antara tersangka dan korban. 

namun, ia akan mengusut lebih lanjut  tersebut dalam penyidikan ini.

“motif diduga karena kesalahpahaman antara anak-anak pelajar. jadi antara mereka mungkin ada salah paham kemudian terjadi penganiayaan yang dilakukan berulang-ulang,” ujarnya.

kasus ini terungkap ketika pihak keluarga korban merasa curiga dengan jenazah anaknya yang diantar oleh pihak pesantren. 

awalnya pengantar jenazah mengatakan bintang meninggal karena terpeleset di kamar mandi. 

namun, keluarga merasa ada yang janggal ketika melihat darah yang menetes dari keranda jenazah. 

ketika kain kafan dibuka, tampak luka dan lebam di seluruh tubuh korban. (*)

Tag
Share