Inflasi Lebih Tinggi, Rupiah Justru Menguat, Kok Bisa? Begini Penjelasannya!

Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan saat angka inflasi lebih tinggi.--freepik

BACAKORAN.CO – Setelah tak berdaya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa hari terakhir, rupiah akhirnya menutup perdagangan pekan ini di zona hijau.

Nilai tukar rupiah menguat ke level Rp15.704 per USD, naik 15 poin atau 0,10 persen dibanding perdagangan sebelumnya.

Sementara indeks dolar AS justru melemah 0,04 persen ke 104,05.

Penguatan rupiah ini terjadi saat inflasi Februari Indonesia yang tinggi sebesar 2,75 persen.

BACA JUGA:Pasar Menanti Sentimen Ekonomi AS, Rupiah Makin Loyo Perdagangan Hari Ini

Adapun sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak bervariasi.

Tercatat yen Jepang turun 0,41 persen, dolar Singapura amble 0,06 persen, dolar Taiwan melemah 0,03 persen, yuan China terperosok 0,14 persen, dan baht Thailand anjlok 0,09 persen.

Sedangkan mata uang yang menguat adalah peso Filipina melejit 0,34 persen, rupee India naik 0,04 persen, dan ringgit Malaysia naik tipis 0,05 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada Februari 2024, inflasi mencapai 0,37 persen secara bulanan (mtm) dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,58.

BACA JUGA:5 Rekomendasi Pekerjaan Freelance untuk Pemula Fresh Graduate dengan Gaji Jutaan Rupiah, Apa Aja?

Tingkat inflasi tahun ke tahun (yoy) tercatat sebesar 2,75 persen, sementara tingkat inflasi tahun kalender (ytd) sebesar 0,41 persen.

“Inflasi bulanan Februari 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun sebelumnya,” ujarnya.

Penyumbang inflasi terbesar pada Januari 2024 berdasarkan kelompok pengeluaran adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,00 persen mtm dengan andil 0,29 persen.

Dari luar negeri, data PCE menempatkan penurunan suku bunga di bulan Juni sebagai fokus, namun risiko tetap ada.

Inflasi Lebih Tinggi, Rupiah Justru Menguat, Kok Bisa? Begini Penjelasannya!

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – setelah tak berdaya terhadap dalam beberapa hari terakhir, rupiah akhirnya menutup perdagangan pekan ini di zona hijau.

menguat ke level rp15.704 per usd, naik 15 poin atau 0,10 persen dibanding perdagangan sebelumnya.

sementara indeks dolar as justru melemah 0,04 persen ke 104,05.

penguatan rupiah ini terjadi saat inflasi februari indonesia yang tinggi sebesar 2,75 persen.

adapun sejumlah mata uang kawasan asia lainnya bergerak bervariasi.

tercatat yen jepang turun 0,41 persen, dolar singapura amble 0,06 persen, dolar taiwan melemah 0,03 persen, yuan china terperosok 0,14 persen, dan baht thailand anjlok 0,09 persen.

sedangkan mata uang yang menguat adalah peso filipina melejit 0,34 persen, rupee india naik 0,04 persen, dan ringgit malaysia naik tipis 0,05 persen.

direktur laba forexindo berjangka, ibrahim assuaibi mengatakan, badan pusat statistik (bps) mencatat bahwa pada februari 2024, inflasi mencapai 0,37 persen secara bulanan (mtm) dengan kenaikan indeks harga konsumen (ihk) sebesar 105,58.

tingkat inflasi tahun ke tahun (yoy) tercatat sebesar 2,75 persen, sementara tingkat inflasi tahun kalender (ytd) sebesar 0,41 persen.

“inflasi bulanan februari 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun sebelumnya,” ujarnya.

penyumbang inflasi terbesar pada januari 2024 berdasarkan kelompok pengeluaran adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,00 persen mtm dengan andil 0,29 persen.

dari luar negeri, data pce menempatkan penurunan suku bunga di bulan juni sebagai fokus, namun risiko tetap ada.

data indeks harga pce ukuran inflasi pilihan federal reserve system alias the fed turun seperti yang diharapkan pada bulan januari.

angka tersebut memicu harapan bahwa inflasi akan turun dalam beberapa bulan mendatang dan memberikan dorongan yang cukup bagi bank sentral untuk menurunkan suku bunga acuan pada bulan juni.

namun alat cme fedwatch menunjukkan para pedagang hanya sedikit meningkatkan ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga pada bulan juni.

sementara pertaruhan untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil.

beberapa pejabat fed juga memperingatkan bahwa inflasi yang tinggi akan membuat bank sentral tidak terburu-buru untuk mulai melonggarkan kebijakannya.

ini menunjukkan bahwa kenaikan inflasi di masa depan kemungkinan akan mengurangi prospek penurunan suku bunga di bulan juni.

Tag
Share