bacakoran.co

3 Wakil Indonesia ke Semifinal All England Open, Juara Bertahan Antusias, Gregoria Kalah Mewek Gegara Ini

Gregoria Mariska Tunjung harus tersingkir usai terganggu lampu flash-pbsi-

Kekalahan Gregoria ini sangat membekas karena dia takluk bukan karena murni kekuatan Akane. Ada faktor nonteknis yang bantu hentikan langkah Gregoria. Faktor nonteknis itu adalah sorotan lampu flash kamera dari penonton.

Sorotan lampu flash itu ganggu penglihatan dan konsentrasinya. Gregoria pun kecewa berat dan menangis karena wasit tidak hiraukan keluhan Gregoria.

"Saya tetap bersyukur dengan hasilnya walau di game pertama permainan saya tidak cukup meyakinkan. Tapi di game kedua saya bisa berusaha untuk mengambil keunggulan walau sempat tertinggal 18-20," jelas Gregoria.

"Ini menjadi catatan saya agar seharusnya saya bisa langsung in di game pertama, tertinggal begitu jauh dengan 11 poin beruntun hilang karena kebanyakan melakukan kesalahan sendiri memang sangat merugikan," ujarnya.

Memasuki game ketiga, Gregoria sudah sempat unggul tapi Akane coba mengubah permainan dengan lebih bermain safe. Dia hanya menunggu Gregoria menyerang lalu mencari celah untuk melakukan serangan balik.

"Situasi itu membuat saya menjadi ragu-ragu. Ini yang harus saya pelajari dari pemain-pemain yang peringkatnya di atas saya, bagaimana cara mereka mengubah pola di poin-poin kritis," ucapnya.

"Di poin terakhir tadi, saat saya servis ada flash kamera yang menyala di depan saya dan itu cukup mengganggu. Saya refleks saja untuk menghentikan pertandingan tapi sayangnya umpire memutuskan pertandingan selesai karena mungkin dia tidak melihat kejadiannya. Itu cukup mengganjal di hati saya,' lanjutnya.

Setelah laga ini, Gregoria bertanya kepada umpire dan referee agar saya bisa mendapat jawaban yang jelas atas kejadian tadi. "Terlepas dari itu, hasil sudah final dan saya harus terima," tutupnya.(*)

3 Wakil Indonesia ke Semifinal All England Open, Juara Bertahan Antusias, Gregoria Kalah Mewek Gegara Ini

Kumaidi

Kumaidi


 

bacakoran.co - indonesia menjaga asa juara di all england open 2024. ini setelah tiga waiilnya lolos ke semifinal pada kejuaraan yang berlangsung di utulita arena birmingham, inggris.

tiga wakil indonesia yang lolos semifinal itu dari 2 sektor. tunggal putera dan ganda putera. 

untuk tungggal putera ada jonatan christie dan anthony ginting. jonatan di semifinal akan menghadapi wakil india lakshya sen.

kemudian ginting akan berhadapan dengan wakil prancis, christo popov. adapun dari ganda putera indonesia meloloskan fajar alfian/muhammad rian ardianto. di semifinal, mereka akan hadapi takuro hoki/yugo kobayashi dari jepang.

kesuksesan fajar/rian ke semifinal usai kalahkan wakil taiwan lee yang/wang chi-lin di perempat final dengan kedudukan 21-14, 24-22.

kemenangan ini menjaga kans fajar/rian mengulang sukses pada penyelenggaraan tahun sebelumnya. fajar/rian datang ke utilita arena birmingham tahun ini dengan status juara bertahan. 

hasil positif ini juga meningkatkan motivasi mereka untuk berikan yang terbaik di all england open 2024.  

"all england ini turnamen legendaris maka kami semakin terpacu dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik," jelas fajar.

diakui fajar, perjuangan di all england open tahun ini tidak mudah. lawan-lawan memberikan perlawanan yang hebat. termasuk di laga terakhir saat kalahkan lee yang/wang chi-lin.

"pertandingan yang tidak mudah, mereka pasangan yang luar biasa, peraih medali emas olimpiade juga dan mempunyai power yang kuat," ungkap fajar.

"kami memiliki strategi untuk meredam kekuatan mereka dan bagaimana bisa lebih agresif di depan," lanjutnya.


fajar/rian antusias ulang sukses di all england open-pbsi-

fajar menjelaskan, kunci sukses kalahkan pasangan taiwan tersebut. 

"di poin-poin setting game kedua, kami coba lebih percaya diri saja walau lawan sempat unggul tapi kami tidak mau mudah menyerah. kami punya keyakinan bahwa sebelum selesai kami mau terus berusaha," tukasnya.

muhammad rian ardianto menambahkan, pasangan taiwan bisa diatasi setelah sukses mengontrol permainan.

"kami lebih coba mengontrol permainan karena dari beberapa pertemuan terakhir kami selalu kalah dari segi no lob dan power speednya. kami juga lebih siap di bola-bola drivenya," ujar rian.

"kami saling komunikasi, lebih saling mengingatkan untuk tidak terburu-buru dan tetap fokus," ujar rian beberkan kunci sukses menangkan duel lawan pasangan taiwan.

indonesia hanya kirim 3 wakil ke semifinal karena wakil lainnya tumbang. dari sektor ganda putera, bagas maulana/muhammad shohibul fikri takluk kepada wakil malaysia aaron chia/soh wooi yik dengan kedudukan 14-21, 11-21.


bagas/fikri terhenti di perempat final -pbsi-

menurut fikri, kekalahan ini diterima karena kalah terutama bola depan. sementara sanga lawan, aaron sangat bagus di pertandingan ini.

"selain itu, kami juga tidak sabar karena mereka sulit ditembus dan rapi jadi malah banyak mati sendiri. dibandingkan dengan (chirag) shetty, aaron mempunyai sentuhan bola depan yang lebih variatif. dari servis saja dia sudah bisa sangat menyerang," jelasnya.

ditambahkan bagas maulana, kemenangan lawan juga dipengaruhi oleh keberuntungan.

"dua kali lucky ball mereka di game kedua juga cukup berpengaruh pada penampilan kami. pengembalian mereka sangat menempel di net, sulit sekali dikembalikan. kami sudah susah-susah dapat poin, malah hilang poinnya seperti itu," ujarnya.

 

gregoria tertingkir karena lampu flash

kemudian wakil indonesia yang gagal ke semifinal adalah gregoria mariska tunjung. tunggal puteri peringkat 7 dunia itu takluk kepada wakil jepang, akane yamaguchi dengan kedudukan 10-21, 22-20, 18-21.

kekalahan gregoria ini sangat membekas karena dia takluk bukan karena murni kekuatan akane. ada faktor nonteknis yang bantu hentikan langkah gregoria. faktor nonteknis itu adalah sorotan lampu flash kamera dari penonton.

sorotan lampu flash itu ganggu penglihatan dan konsentrasinya. gregoria pun kecewa berat dan menangis karena wasit tidak hiraukan keluhan gregoria.

"saya tetap bersyukur dengan hasilnya walau di game pertama permainan saya tidak cukup meyakinkan. tapi di game kedua saya bisa berusaha untuk mengambil keunggulan walau sempat tertinggal 18-20," jelas gregoria.

"ini menjadi catatan saya agar seharusnya saya bisa langsung in di game pertama, tertinggal begitu jauh dengan 11 poin beruntun hilang karena kebanyakan melakukan kesalahan sendiri memang sangat merugikan," ujarnya.

memasuki game ketiga, gregoria sudah sempat unggul tapi akane coba mengubah permainan dengan lebih bermain safe. dia hanya menunggu gregoria menyerang lalu mencari celah untuk melakukan serangan balik.

"situasi itu membuat saya menjadi ragu-ragu. ini yang harus saya pelajari dari pemain-pemain yang peringkatnya di atas saya, bagaimana cara mereka mengubah pola di poin-poin kritis," ucapnya.

"di poin terakhir tadi, saat saya servis ada flash kamera yang menyala di depan saya dan itu cukup mengganggu. saya refleks saja untuk menghentikan pertandingan tapi sayangnya umpire memutuskan pertandingan selesai karena mungkin dia tidak melihat kejadiannya. itu cukup mengganjal di hati saya,' lanjutnya.

setelah laga ini, gregoria bertanya kepada umpire dan referee agar saya bisa mendapat jawaban yang jelas atas kejadian tadi. "terlepas dari itu, hasil sudah final dan saya harus terima," tutupnya.(*)

Tag
Share