bacakoran.co

Apes, McDonald's Tutup di Negara Ini Setelah Perjanjian 26 Tahun dengan Mitra Lokal Berakhir

McDonald's menutup gerainya di negara Sri Lanka menyusul berakhirnya kontrak dengan mitra lokal setelah 26 tahun.--

Bahkan, Gerakan boikot itu memberikan dampak luar biasa bagi perusahaan tersebut.

Seperti diberitakan, pemegang lisensi Starbucks di wilayah Timur Tengah telah mengumumkan rencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap lebih dari 2.000 karyawan.

BACA JUGA:Astaghfirullah, Saat Publik Ramai Boikot Produk Terafiliasi Israel, Ria Ricis Justru Promosikan KFC

BACA JUGA:Ramai Boikot Produk Israel ! Pedagang Kurma Pasar Tanah Abang Tak Jual Produk Zionis, Penjual Mengaku...

Keputusan ini menjadi sorotan karena terkait dengan penurunan bisnis yang dialami akibat boikot Israel yang berlangsung sebagai dampak dari konflik di Gaza.

Penurunan ini mempengaruhi penjualan Starbucks secara signifikan di Timur Tengah dan Amerika Serikat.

Akibatnya, AlShaya, operator Starbucks di wilayah tersebut, terpaksa mengambil langkah sulit.

Yakni melakukan PHK massal yang dijadwalkan akan dimulai pekan depan.

BACA JUGA:Ramai Boikot Produk Israel? Rekomendasi Kurma Medjoul Ariha Asli Palestina, Yuk Cari Tau untuk Mendapatkannya!

BACA JUGA:Jangan Kendor! Boikot Berhasil, Starbucks PHK 2000 Karyawan

Proses PHK ini akan memengaruhi sekitar 4 persen dari total 50 ribu karyawan yang dimiliki AlShaya.

Sebagian besar dari mereka adalah karyawan yang bekerja di gerai Starbucks di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara.

Menanggapi boikot produk Israel yang mempengaruhi banyak merek Barat, termasuk Starbucks, perusahaan ini telah menegaskan bahwa mereka bersifat non-politik.

Starbucks, termasuk CEO Howard Schultz, secara resmi menyatakan mereka tidak memberikan dukungan finansial kepada pemerintah atau tentara Israel dalam konteks konflik di Jalur Gaza, Palestina.

Apes, McDonald's Tutup di Negara Ini Setelah Perjanjian 26 Tahun dengan Mitra Lokal Berakhir

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – kembali dialami .

kali ini, mcdonald’s terpaksa menutup 12 gerainya di sri lanka setelah mitra lokal mengakhiri perjanjian.

sanath wijewardane, pengacara mcdonald's menyatakan, perusahaan induk memutuskan hubungan dengan pewaralaba karena masalah standar.

namun ada kemungkinan mcdonald's akan kembali dengan pewaralaba baru.

media lokal mengabarkan jika mcdonald's menggugat mitra lokal abans atas tuduhan kebersihan yang buruk.

sejak pertama kali membuka gerai di sri lanka pada tahun 1998 atau 26 tahun lalu, mcdonald's telah menjadi bagian dari kehidupan di pulau berpenduduk 22 juta jiwa itu.

saat ini, sri lanka sedang dalam tahap pemulihan dari krisis keuangan besar-besaran.

diketahui, mcdonald’s juga termasuk produk yang menjadi sasaran gerakan boikot, divestasi, sanksi (bds) lantaran terafiliasi dengan israel.

banyak warga dari berbagai negara menyerukan boikot mcdonald's sebagai protes atas aksi mcdonald's yang dianggap mendukung idf dalam konflik israel-palestina.

selain mcdonald’s, ada nama starbucks yang juga diboikot.

bahkan, gerakan boikot itu memberikan dampak luar biasa bagi perusahaan tersebut.

seperti diberitakan, pemegang lisensi starbucks di wilayah timur tengah telah mengumumkan rencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (phk) massal terhadap lebih dari 2.000 karyawan.

keputusan ini menjadi sorotan karena terkait dengan penurunan bisnis yang dialami akibat boikot israel yang berlangsung sebagai dampak dari konflik di gaza.

penurunan ini mempengaruhi penjualan starbucks secara signifikan di timur tengah dan amerika serikat.

akibatnya, alshaya, operator starbucks di wilayah tersebut, terpaksa mengambil langkah sulit.

yakni melakukan phk massal yang dijadwalkan akan dimulai pekan depan.

proses phk ini akan memengaruhi sekitar 4 persen dari total 50 ribu karyawan yang dimiliki alshaya.

sebagian besar dari mereka adalah karyawan yang bekerja di gerai starbucks di wilayah timur tengah dan afrika utara.

menanggapi boikot produk israel yang mempengaruhi banyak merek barat, termasuk starbucks, perusahaan ini telah menegaskan bahwa mereka bersifat non-politik.

starbucks, termasuk ceo howard schultz, secara resmi menyatakan mereka tidak memberikan dukungan finansial kepada pemerintah atau tentara israel dalam konteks konflik di jalur gaza, palestina.

Tag
Share