bacakoran.co - 399 calon di indonesia mengalami tekanan berat selama menjalani program pendidikan dokter spesialis (ppds) yang berujung pada depresi.
bahkan, 3,3 persen atau 399 peserta ppds di antaranya mengungkapkan keinginan untuk atau melukai diri.
kementerian kesehatan ri mengungkapkan hal ini berdasarkan hasil skrining kesehatan jiwa yang dilaksanakan di 28 rumah sakit vertikal.
skrining ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menangani masalah kesehatan mental di kalangan calon dokter spesialis.
dari total 12.121 peserta ppds yang menjalani skrining di seluruh rumah sakit, 22,4 persen program pendidikan dokter spesialis terdeteksi mengalami gejala depresi.
rincian tingkat depresi dari 22,4 persen ppds yang bergejala adalah sebagai berikut:
- gejala depresi berat: 0,6 persen
- gejala depresi sedang-berat: 1,5 persen
- gejala depresi sedang: 4 persen
- gejala depresi ringan: 16,3 persen
- gejala depresi minimal: 41,7 persen
dari total 22,4 persen ppds yang mengalami gejala depresi, mereka tengah menjalani program spesialis (sp1) dan subspesialis (sp2), berikut rinciannya:
program studi spesialis (sp1) dengan persentase ppds yang mengalami gejala depresi terbanyak:
1. sp1 ilmu penyakit mulut: 53,1 persen
2. sp1 ilmu kesehatan anak: 41 persen
3. sp1 bedah plastik: 39,8 persen
4. sp1 anestesiologi dan terapi intensif: 31,6 persen
5. sp1 bedah mulut: 28,8 persen
program studi subspesialis (sp2) dengan persentase ppds yang mengalami gejala depresi terbanyak:
1. sp2 ilmu kesehatan anak: 13,8 persen
2. sp2 orthopedi dan traumatologi: 12,3 persen
3. sp2 ilmu penyakit dalam: 9,0 persen
4. sp2 ilmu bedah: 8,0 persen
5. sp2 anestesiologi dan terapi intensif: 7,9 persen
dampak dari kondisi ini sangat serius dan memerlukan perhatian lebih lanjut.
perlu ada upaya untuk meningkatkan pemahaman tentang kesehatan mental di kalangan calon dokter spesialis dan memberikan dukungan yang memadai untuk mengatasi masalah ini.
di thread x twitter banyak yang menyuarakan dan memberi dukungan kepada calon spesialis dokter.