BI Rate Naik Jadi 6,25%, Bagaimana Nasib Cicilan KPR, Bakal Ikut Melonjak?

BI rate naik menjadi 6,25% bakal berdampak pada naiknya suku bunga kredit, termasuk KPR yang berimbas naiknya cicilan KPR.--freepik

BACAKORAN.CO – Bank Indonesia (BI) memutuskan menaikkan BI rate atau suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%.

Naiknya BI rate ini berdasarkan hasil rapat dewan gubernur (RDG) pada 23 – 24 April 2024.

Adapun naiknya BI rate bakal berdampak pada naiknya suku bunga kredit kepemilikan rumah (KPR).

Oleh karena itu, para pemilik rumah perlu siap-siap menghadapi kemungkinan kenaikan cicilan KPR.

BACA JUGA:Ekonomi Lagi Sulit, Suku Bunga Malah Naik Jadi 6,25%, Begini Penjelasan Bos BI!

BACA JUGA:Ambil Rumah Subsidi Dengan KPR Bank CIMB Niaga, Suku Bunga 4,2 Persen, Bisa Cicil Sampai 20, Syarat Mudah

Menurut analisis yang dilakukan oleh IDEAL pada November 2023, kenaikan suku bunga acuan selalu diikuti oleh kenaikan suku bunga kredit, termasuk KPR.

Naiknya BI rate juga berdampak pada suku bunga tetap (fix rated) dan mengambang (floating rate).

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad menjelaskan, naiknya BI rate dapat berdampak pada masyarakat dengan naiknya suku bunga kredit.

Meski tidak secara langsung, melainkan secara bertahap.

BACA JUGA:Gas Ambil Sekarang! Kredit Mobil Truk dengan Suku Bunga Hanya 5,30 Persen Untuk Tenor 1 Tahun, Ini Syaratnya..

BACA JUGA:Yuk Cek Disini! Kredit Mobil Listrik dengan Suku Bunga Hanya 2,66 Persen dan Tenor 1 Hingga 3 Tahun

“Kredit akan semakin mahal,” ujarnya seperti dilansir dari detikfinance hari ini, Kamis (25/4/2024).

Kondisi ini bakal memengaruhi perilaku masyarakat.

BI Rate Naik Jadi 6,25%, Bagaimana Nasib Cicilan KPR, Bakal Ikut Melonjak?

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – memutuskan menaikkan atau sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%.

naiknya bi rate ini berdasarkan hasil rapat dewan gubernur (rdg) pada 23 – 24 april 2024.

adapun naiknya bi rate bakal berdampak pada naiknya suku bunga kredit kepemilikan rumah (kpr).

oleh karena itu, para pemilik rumah perlu siap-siap menghadapi kemungkinan kenaikan cicilan kpr.

menurut analisis yang dilakukan oleh ideal pada november 2023, kenaikan suku bunga acuan selalu diikuti oleh kenaikan suku bunga kredit, termasuk kpr.

naiknya bi rate juga berdampak pada suku bunga tetap (fix rated) dan mengambang (floating rate).

direktur eksekutif institute for development of economic and finance (indef) tauhid ahmad menjelaskan, naiknya bi rate dapat berdampak pada masyarakat dengan naiknya suku bunga kredit.

meski tidak secara langsung, melainkan secara bertahap.

“kredit akan semakin mahal,” ujarnya seperti dilansir dari detikfinance hari ini, kamis (25/4/2024).

kondisi ini bakal memengaruhi perilaku masyarakat.

seperti menjadi lebih selektif dalam meminjam dan mengurangi konsumsi barang-barang yang tidak terlalu diperlukan.

nah, terangnya, masyarakat biasanya membeli rumah dengan cara mencicil memanfaatkan fasilitas kpr bank.

jadi menyusul naiknya bi rate cenderung akan membuat masyarakat menunda atau menahan keputusan membeli rumah.

seperti diberitakan, setelah menahan suku bunga acuan dalam lima bulan beruntun, bank indonesia (bi) akhirnya resmi menaikkan bi rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25%.

keputusan itu berdasarkan hasil rapat dewan gubernur (rdg) periode april 2024.

kenaikan ini mengerek suku bunga deposit facility naik menjadi 5,50% dan suku bunga lending facility naik menjadi 7,00%.

gubernur bi perry warjiyo mengatakan, keputusan menaikkan suku bunga acuan bertujuan untuk memperkuat stabilitas rupiah menghadapi potensi risiko global.

serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk menjaga inflasi tetap berada dalam sasaran 2,5±1% pada tahun 2024 dan 2025.

untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, lanjut perry, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth,” ujarnya dalam konferensi pers rdg bi.

dijelaskan, alasan bi meningkatkan suku bunga adalah kondisi ketidakpastian global yang dipicu oleh perubahan arah penurunan suku bunga bank sentral alias the fed.

“meningkatnya ketegangan politik di timur tengah,” ungkapnya.

dimana awalnya the fed diperkirakan akan memangkas suku bunganya pada paruh kedua tahun 2024 ini.

namun, banyak pihak memprediksi bahwa the fed akan menahan suku bunganya pada level yang tinggi karena ketidakpastian global yang masih berlangsung.

terutama dengan adanya konflik antara iran dan israel.

faktor lain yang dipertimbangkan oleh bi adalah inflasi global yang masih tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang kuat di amerika serikat (as).

Tag
Share