Harga Jual Semua Jenis Minyak dari Arab Saudi ke Asia Naik, Ada Apa?
Pemerintah Arab Saudi naikkan harga jual semua jenis minyak mentah ke Asia dalam tiga bulan beruntun, guna mencegah surplus global.--aramco
BACAKORAN.CO – Bagian dari upaya memperketat pasar minyak guna mencegah surplus global, Pemerintah Arab Saudi menaikkan harga minyak mentah ke Asia.
Kenaikan berlangsung selama tiga bulan berturut-turut.
Berdasarkan daftar harga dari Saudi Aramco--perusahaan milik negara tersebut, harga jual resmi minyak mentah Arab Light di bulan Juni 2024 kepada pelanggan di Asia naik sebesar 90 sen menjadi US$2,90 per barel.
Harga ini melampaui patokan regional Oman-Dubai dan lebih tinggi dari perkiraan survei Bloomberg terhadap enam perusahaan penyuling yang memperkirakan kenaikan sebesar hanya 60 sen per barel. Harga untuk jenis minyak lain juga tercatat meningkat dari bulan Mei 2024.
BACA JUGA:Dampak Serangan Balasan Iran ke Israel terhadap Harga Minyak Mentah Dunia, Simak Prediksinya!
BACA JUGA:Pencurian Minyak Mentah di Musi Rawas Diduga Libatkan 2 'Orang Dalam' Pertamina, Begini Modusnya
Kenaikan ini mencerminkan usaha Arab Saudi dalam menjaga pasar tetap ketat risiko perang di Timur Tengah memudar yang telah membantu menekan harga minyak di London.
Dilansir dari Bloomberg, mayoritas trader dan analis yang disurvei memprediksi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya akan memperpanjang pembatasan produksi mereka.
Kemungkinan hingga akhir tahun.
Meski terjadi ketegangan antara Iran dan Israel, prospek minyak nampaknya semakin suram karena kekhawatiran akan ekonomi Tiongkok yang melemah dan pasokan minyak mentah yang melimpah dari negara-negara non-OPEC seperti Amerika Serikat.
BACA JUGA:Harga Minyak Mentah Capai Tertinggi! Komoditas Lainnya Mencatatkan Kenaikan. Berikut Kenaikan Harga?
Selain itu, ada juga tanda-tanda penurunan permintaan untuk diesel yang dianggap sebagai barometer aktivitas ekonomi.
Berdasarkan survei Bloomberg, produksi OPEC mencapai 26,81 juta barel per hari pada bulan April, atau turun sekitar 50.000 barel per hari dibandingkan bulan sebelumnya.