bacakoran.co

Begini Cara Jamaah Resiko Tinggi Jalankan Ibadah di Puncak Haji, Pakai Skema Murur, Ini Penjelasannya

Jamaah haji saat menjalankan ibadah haji di Tanah Suci-kemenag-

 

 

BACAKORAN.CO - Ibadah haji sudah mulai memasuki masa puncak haji. Para jamaah haji dengan resiko tinggi, lansia alias lanjut usia, dan disabilitas juga pendamping lansia mendapatkan perlakukan khusus.

Mereka disediakan skema khusus dalam menjalankan ibadah di masa puncak haji. Skema itu adalah skema murur.

Murur merupakan mabit atau bermalam yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah. Kegiatan ini dilakukan setelah menjalani wukuf di Arafah.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama Subhan Cholid mengatakan, teknisnya, saat jamaah melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus. Mereka tidak boleh turun dari kendaraan. 

Perjalanan dilanjutkan dengan membawa semua jamaah dengan resiko tinggi, lansia, disabilitas, dan para pendamping lansia menuju tenda Mina.  

BACA JUGA:Mau Denda Rp 42,8 Juta dan Larangan 10 Tahun Masuk Arab Saudi? Lakukan Ini saat Musim Haji

"Skema murur ini akan diikuti oleh 25 persen jamaah haji Indonesia atau sekitar 55 ribu orang. Skema murur diprioritaskan untuk para jamaah dengan resiko tinggi (risti), lanjut usia (lansia), disabiltas, serta para pendamping lansia," jelas Subhan Cholid.


Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama Subhan Cholid-kemenag-

Menurut Subhan Cholid, skema murur ini merupakan bagian dari ijtihad serta ikhtiar untuk menjaga keselamatan jiwa jamaah haji Indonesia. 

"Pemerintah juga telah memikirkan bagaimana ritual pelaksanaan ibadah haji yang dilakukan sesuai dengan syariah," terangnya.

Kata Subhan, pihaknya juga telah memikirkan bagaimana caranya para jamaah yang melakukan skema murur ini melakukan lempar jumrah. 

BACA JUGA:Terbangkan 162.961 Jamaah Haji ke Tanah Suci, 36 Meninggal Dunia, Berikut Rinciannya

Begini Cara Jamaah Resiko Tinggi Jalankan Ibadah di Puncak Haji, Pakai Skema Murur, Ini Penjelasannya

Kumaidi

Kumaidi


 

 

bacakoran.co - ibadah haji sudah mulai memasuki masa puncak haji. para jamaah haji dengan resiko tinggi, lansia alias lanjut usia, dan disabilitas juga pendamping lansia mendapatkan perlakukan khusus.

mereka disediakan skema khusus dalam menjalankan ibadah di masa puncak haji. skema itu adalah skema murur.

murur merupakan mabit atau bermalam yang dilakukan dengan cara melintas di muzdalifah. kegiatan ini dilakukan setelah menjalani wukuf di arafah.

direktur pelayanan haji luar negeri kementerian agama subhan cholid mengatakan, teknisnya, saat jamaah melewati kawasan muzdalifah tetap berada di atas bus. mereka tidak boleh turun dari kendaraan. 

perjalanan dilanjutkan dengan membawa semua jamaah dengan resiko tinggi, lansia, disabilitas, dan para pendamping lansia menuju tenda mina.  

"skema murur ini akan diikuti oleh 25 persen jamaah haji indonesia atau sekitar 55 ribu orang. skema murur diprioritaskan untuk para jamaah dengan resiko tinggi (risti), lanjut usia (lansia), disabiltas, serta para pendamping lansia," jelas subhan cholid.


direktur pelayanan haji luar negeri kementerian agama subhan cholid-kemenag-

menurut subhan cholid, skema murur ini merupakan bagian dari ijtihad serta ikhtiar untuk menjaga keselamatan jiwa jamaah haji indonesia. 

"pemerintah juga telah memikirkan bagaimana ritual pelaksanaan ibadah haji yang dilakukan sesuai dengan syariah," terangnya.

kata subhan, pihaknya juga telah memikirkan bagaimana caranya para jamaah yang melakukan skema murur ini melakukan lempar jumrah. 

"kami juga memikirkan bagaimana penyediaan kerikil untuk lontar jumrah. jadi, meski pun tidak turun di muzdalifah jamaah tidak perlu khawatir tidak dapat kerikil. itu kami bekali sejak jamaah ada di arafah,” jelasnya. 

"pihak mashariq menyiapkan kantong berisi kerikil sejumlah 70 buah. ini cukup untuk keperluan lontar jumrah aqobah hingga selesai nafar tsani," lanjutnya.


masjidil haram menjadi tempat tujuan favorit jamaah haji selama di makkah.-kemenag-

subhan menjelaskan bahwa pembagian kerikil ini dilakukan di atas bus bersamaan dengan pembagian snack berat. snack itu bagian dari layanan konsumsi di muzdalifah.

"jadi nanti, di saat jamaah di arafah, akan ada pembagian kantong kerikil beserta snack berat untuk di muzdalifah. nah ini dua-duanya dibawa. tidak boleh ditinggal di arafah,” ingat subhan.

kata subhan, bagi para jamaah yang tidak mengikuti skema murur snack berat bisa langsung dikonsumsi di muzdalifah. para jamaah haji bisa konsumsi snack berat sambil menunggu pemberangkatan ke mina.

"adapun untuk kantong kerikilnya nanti akan kita gunakan saat melakukan lontar jumrah di mina,” ucap subhan.


bus shalawat menjadi fasilitas saat jamaah haji di makkah-kemenag-

nah, untuk mendukung aktifitas para jamaah haji yang sepekan jelang puncak haji ini hampir 200 ribu jamaah indonesia telah berada di makkah al mukaramah, petugas penyelenggara ibadah haji (ppih) arab saudi telah menyediakan 450 armada bus shalawat yang beroperasi selama 24 jam. 

dengan fasilitas ini, para jamaah dapat dengan leluasa bila ingin pergi beribadah di masjidil haram. namun, menjelang puncak haji jamaah disarankan untuk beribadah di pemondokannya saja.

"bus shalawat itu akan berhenti operasional pada tanggal 5 zulhijah atau 11 juni 2024. mulai tanggal 5 sampai 8 zulhijah, atau saat jamaah mulai diberangkatkan ke arafah, aktifitas ibadahnya cukup di pemondokan saja," terang kepala seksi transportasi ppih daerah kerja makkah syarif rahman.

Tag
Share