Hotel di Jepang Tolak Reservasi Turis Israel Gegara Ini hingga Membuat Dubes Israel Meradang
Sebuah hotel di Jepang, Material Hotel menolak reservasi turis Israel lantaran aksi IDF yang diduga melakukan genosida di Jalur Gaza, Palestina. Penolakan ini membuat dubes Israel untuk Jepang meradang, meminta penjelasan dan menutut permintaan maaf pihak--tripadvisor
BACAKORAN.CO – Aksi brutal Israel yang memborbardir Jalur Gaza, Palestina hingga menewaskan 37 ribu jiwa dikecam keras banyak pihak di seluruh belahan dunia.
Berbagai cara pun dilakukan untuk mendukung Palestina dan mengecam kebiadaban Israel.
Mulai dari aksi gerakan boikot, divestasi, sanksi (bds) pihak atau produk yang terafiliasi dengan Israel hingga memblokir akun media sosial (medsos) artis yang bungkam terhadap kondisi Palestina.
Adapula aksi solidaritas pelarangan kunjungan wisata dari warga negara Israel oleh pemerintah Maladewa.
BACA JUGA:Teruskan! Selain Burger King, Ini Dia 144 Produk-Pro Israel yang Harus Diboikot
BACA JUGA:Waspada! Inilah Produk-produk Pro Israel yang Harus Kamu Boikot Selain Starbucks!
Begitu pun penolakan reservasi turis Israel oleh hotel di Jepang, Material Hotel.
Pihak Material Hotel menolak menolak reservasi turis Israel tersebut lantaran menilai Pasukan Pertahanan Israel (IDF) diduga melakukan genosida di Jalur Gaza, Palestina.
Penolakan ini disampaikan oleh manajer Material Hotel, Jeronimo Gehres melalui aplikasi chat.
"Kami mohon maaf memberitahukan bahwa, karena laporan mengenai kemungkinan kejahatan perang yang dilakukan oleh anggota Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam konflik Gaza antara Israel dan Palestina, kami tidak dapat menerima tamu yang kami yakini mungkin memiliki hubungan dengan tentara Israel," tulis Gehres dalam pesan tersebut, seperti dikutip dari Arab News Japan.
BACA JUGA:Biadab! Israel Serang Sekolah di Gaza Secara Brutal, 37 Orang Dilaporkan Tewas, Free Palestine
BACA JUGA:Yuk Boikot! 3 Cara Cek Produk Terafiliasi Israel, Ada Bdnaash dan No Thanks...
Menawarkan penginapan kepada orang-orang yang mungkin terlibat atau membantu pelaksanaan kegiatan perang yang melanggar hukum humaniter internasional berdasarkan Konvensi Jenewa dan protokol lainnya akan menempatkan hotel dalam risiko.
"(Kami bisa) dianggap sebagai kaki tangan dan/atau aksesori dari seseorang yang mungkin menghadapi tuntutan kejahatan perang," cetusnya.