BACAKORAN.CO - PBSI perjuangkan nasib Jonatan Christie di Olimpiade 2024 Paris. Ini karena pebulutangkis tunggal putra Indonesia itu mendapatkan perlakuan yang beda dibandingkan dengan atlet lainnya.
Jonatan Christie yang berstuatus unggulan ketiga tidak mendapatkan perlakuan khusus. Tunggal putra yang karib disapa Jojo ini harus bermain tiga kali di fase grup.
Jojo mengawali perjuangan di Olimpiade dari Grup L. Dengan jatah pertandingan ini, artinya Jojo harus melahap 7 pertandingan sampai ke babak final.
Seharusnya, dengan status yang disandang, Jojo mendapatkan bye pada babak 16 besar.
BACA JUGA:Prestasi Memukau! Ini Sosok Rifda Irfanaluthfi Atlet Senam Indonesia, Siap Tempur di Olimpiade Paris 2024
Sedangkan di waktu yang sama, tunggal putra Denmark Anders Antonsen yang menempati seeded keempat mendapat bye langsung bermain di perempat final.
Antonsen di Olimpiade Paris 2024 bermain di Grup E.
PBSI, melalui Kepala Bidang Hubungan Luar Negeri PP PBSI Bambang Roedyanto, menilai bahwa situasi ini tidak adil bagi Jojo.
Dia pun telah mengajukan protes resmi kepada BWF soal ketidakadilan yang diterima Jonatan Christie pada fase grup Olimpiade Paris 2024.
Jonatan Christie diperlakukan tidak adil oleh BWF di Olimpiade 2024 Paris -pbsi-
BACA JUGA:Target Tampil di Olimpiade 2028, Perbasi Siapkan Timnas 3X3, Akhir Bulan Ini Ikut Turnamen di Malaysia
"Sebagai unggulan ketiga, Jojo tidak mendapatkan keuntungan dibandingkan pemain Denmark Anders Antonsen yang menempati seeded keempat," bunyi rilis yang dikeluarkan PBSI.
"Jonatan berlaga di Grup L harus bermain tiga kali di fase grup dan tidak mendapatkan bye pada babak 16 besar. Sedangkan Antonsen yang bakal berlaga di Grup E hanya bermain dua kali di fase grup dan mendapatkan bye hingga langsung bermain di perempat final," lanjut PBSI.
Dengan situasi ini, Jojo harus bertanding 7 kali jika sampai ke final. Bandingkan dengan Antonsen hanya 5 kali saja untuk bisa tampil di final.
Sempat Protes Ketidakadilan pada Jojo di Olimpiade Paris, PBSI Akhirnya Menerima Usai BWF Janjikan Ini
Kumaidi
Kumaidi
bacakoran.co - pbsi perjuangkan nasib jonatan christie di olimpiade 2024 paris. ini karena pebulutangkis tunggal putra indonesia itu mendapatkan perlakuan yang beda dibandingkan dengan atlet lainnya.
jonatan christie yang berstuatus unggulan ketiga tidak mendapatkan perlakuan khusus. tunggal putra yang karib disapa jojo ini harus bermain tiga kali di fase grup.
jojo mengawali perjuangan di olimpiade dari grup l. dengan jatah pertandingan ini, artinya jojo harus melahap 7 pertandingan sampai ke babak final.
seharusnya, dengan status yang disandang, jojo mendapatkan bye pada babak 16 besar.
sedangkan di waktu yang sama, tunggal putra denmark anders antonsen yang menempati seeded keempat mendapat bye langsung bermain di perempat final.
antonsen di olimpiade paris 2024 bermain di grup e.
pbsi, melalui kepala bidang hubungan luar negeri pp pbsi bambang roedyanto, menilai bahwa situasi ini tidak adil bagi jojo.
dia pun telah mengajukan protes resmi kepada bwf soal ketidakadilan yang diterima jonatan christie pada fase grup olimpiade paris 2024.
jonatan christie diperlakukan tidak adil oleh bwf di olimpiade 2024 paris -pbsi-
"sebagai unggulan ketiga, jojo tidak mendapatkan keuntungan dibandingkan pemain denmark anders antonsen yang menempati seeded keempat," bunyi rilis yang dikeluarkan pbsi.
"jonatan berlaga di grup l harus bermain tiga kali di fase grup dan tidak mendapatkan bye pada babak 16 besar. sedangkan antonsen yang bakal berlaga di grup e hanya bermain dua kali di fase grup dan mendapatkan bye hingga langsung bermain di perempat final," lanjut pbsi.
dengan situasi ini, jojo harus bertanding 7 kali jika sampai ke final. bandingkan dengan antonsen hanya 5 kali saja untuk bisa tampil di final.
"namun karena sistem ini telah berjalan, pbsi meminta supaya bwf mengatur jadwal pertandingan yang pas supaya waktu antarpertandingan yang harus dilalui jojo tidak terlalu padat," tulis pbsi.
dalam protesnya, pbsi juga menyarankan supaya penggunaan sistem pertandingan yang tidak adil seperti ini tidak dipakai lagi pada turnamen-turnamen selanjutnya.
dalam surat elektronik yang diterima pbsi, bwf telah memberikan jawaban bahwa kondisi yang tidak menguntungkan jojo ini merupakan hasil drawing.
"tapi mereka berjanji akan melakukan evaluasi soal drawing ini. bwf juga berjanji untuk mengatur jadwal yang pas antarpertandingan. hal ini agar para pemain di grup l mendapatkan istirahat yang cukup," terang pbsi.