Reporter: Hendra Agustian
|
Editor: Hendra Agustian
|
Jumat , 27 Jan 2023 - 11:07
Ada 13 Pemda Digital di Sumel
Sebanyak 62 kabupaten/kota di Indonesia jadi pilot project Indonesian Digital Service Living Lab. Sistem layanan digital ini bertujuan untuk menjalankan kebijakan standar pelayanan perkotaan cerdas berkelanjutan.
Di Sumsel ada tiga daerah terpilih menjadi pilot project yakni Muba, OKU dan Ogan Ilir. Kepala Dinas Kominfo OKU, Priyatno Darmadi mengatakan, gerakan menuju 100 smart city merupakan program bersama Kemenkoinfo, Kemendagri, Kementerian PU PR, Bappenas dan Kantor Staf Presiden.
“Kota dan kabupaten akan dibimbing menuju smart city,” ujarnya. Khususnya bagaimana memanfaatkan teknologi baik dalam meningkatkan pelayanan masyarakat maupun mengakselerasi potensi yang ada di masing-masing daerah.
Penjabat Bupati OKU H, Teddy Meilwansyah SSTP MM MPd tengah mempersiapkan tenaga ahli karena menjadi salah satu dari empat komponen yang ada dalam pengembangan TIK.
Terpisah, Kepala Dinas Kominfo Ogan Ilir, Dr Drs Yohanas MPd menjelaskan, Digital Service Living Lab merupakan forum bagi seluruh pemda untuk saling berelaborasi, berdiskusi, dan sharing tentang apa yang dilakukan tentang proses pemerintahan berbasis elektronik.
Ogan Ilir terpilih jadi pilot project berkat penerapan e-office. “Kita telah mengadopsi e- office dari pemkab Sumedang. Kita kabupaten di luar Jawa yang berhasil melakukan implementasi dari replikasi aplikasi e-office,” jelasnya.
E-office saat ini sudah dipakai untuk seluruh aktivitas pemerintahan di Ogan Ilir. Mulai dari absensi, pengukuran kinerja, surat-menyurat dan kini sedang dikembangkan lagi untuk evaluasi dan standar akuntabilitas pegawai.
“E-office sudah kita launching sekitar bulan Juni 2022. Kita rasakan dampaknya, absensi pegawai yang mungkin dulunya bolong-bolong, sekarang mau tidak mau sudah harus tertib absen secara digital di lokasi,” ucapnya. Kemudian, penyampaian laporan kinerja tercatat dengan baik dan memudahkan pimpinan.
Namun, salah satu kelemahan yang dirasakan adalah masih banyaknya blank spot area. Sebelumnya, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas menegaskan, digitalisasi harus berdampak baik. Bukan sekedar jadi tujuan, tapi sebagai sarana untuk mempercepat pencapaian tujuan. “Dengan digitalisasi, birokrasi dan pelayanan publik akan lebih tangkas, mudah, dan transparan,” ujarnya.
Sementara itu, BI Sumsel mencatat ada 13 Pemda Digital di Sumsel. Hal itu mengacu dari hasil penilaian Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (IETPD) Semester II tahun 2022.
Ke-13 pemda itu yakni Pemprov, Palembang, Banyuasin, OKU, Lubuklinggau, Prabumulih, Muara Enim, Muba, Musi Rawas, OI, OKI, OKUT, dan PALI. Kemudian, ada 5 Pemda tahap maju yakni Pagaralam, Empat Lawang, Lahat, Muratara, dan OKUS. (*/bis/dik)
3 Daerah Pilot Project Nasional
Hendra Agustian
Hendra Agustian
ada 13 pemda digital di sumel
sebanyak 62 kabupaten/kota di indonesia jadi pilot project indonesian digital service living lab. sistem layanan digital ini bertujuan untuk menjalankan kebijakan standar pelayanan perkotaan cerdas berkelanjutan.
di sumsel ada tiga daerah terpilih menjadi pilot project yakni muba, oku dan ogan ilir. kepala dinas kominfo oku, priyatno darmadi mengatakan, gerakan menuju 100 smart city merupakan program bersama kemenkoinfo, kemendagri, kementerian pu pr, bappenas dan kantor staf presiden.
“kota dan kabupaten akan dibimbing menuju smart city,” ujarnya. khususnya bagaimana memanfaatkan teknologi baik dalam meningkatkan pelayanan masyarakat maupun mengakselerasi potensi yang ada di masing-masing daerah.
penjabat bupati oku h, teddy meilwansyah sstp mm mpd tengah mempersiapkan tenaga ahli karena menjadi salah satu dari empat komponen yang ada dalam pengembangan tik.
terpisah, kepala dinas kominfo ogan ilir, dr drs yohanas mpd menjelaskan, digital service living lab merupakan forum bagi seluruh pemda untuk saling berelaborasi, berdiskusi, dan sharing tentang apa yang dilakukan tentang proses pemerintahan berbasis elektronik.
ogan ilir terpilih jadi pilot project berkat penerapan e-office. “kita telah mengadopsi e- office dari pemkab sumedang. kita kabupaten di luar jawa yang berhasil melakukan implementasi dari replikasi aplikasi e-office,” jelasnya.
e-office saat ini sudah dipakai untuk seluruh aktivitas pemerintahan di ogan ilir. mulai dari absensi, pengukuran kinerja, surat-menyurat dan kini sedang dikembangkan lagi untuk evaluasi dan standar akuntabilitas pegawai.
“e-office sudah kita launching sekitar bulan juni 2022. kita rasakan dampaknya, absensi pegawai yang mungkin dulunya bolong-bolong, sekarang mau tidak mau sudah harus tertib absen secara digital di lokasi,” ucapnya. kemudian, penyampaian laporan kinerja tercatat dengan baik dan memudahkan pimpinan.
namun, salah satu kelemahan yang dirasakan adalah masih banyaknya blank spot area. sebelumnya, menteri pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi (panrb) abdullah azwar anas menegaskan, digitalisasi harus berdampak baik. bukan sekedar jadi tujuan, tapi sebagai sarana untuk mempercepat pencapaian tujuan. “dengan digitalisasi, birokrasi dan pelayanan publik akan lebih tangkas, mudah, dan transparan,” ujarnya.
sementara itu, bi sumsel mencatat ada 13 pemda digital di sumsel. hal itu mengacu dari hasil penilaian indeks elektronifikasi transaksi pemerintah daerah (ietpd) semester ii tahun 2022.
ke-13 pemda itu yakni pemprov, palembang, banyuasin, oku, lubuklinggau, prabumulih, muara enim, muba, musi rawas, oi, oki, okut, dan pali. kemudian, ada 5 pemda tahap maju yakni pagaralam, empat lawang, lahat, muratara, dan okus. (*/bis/dik)