Fajar/Rian Beberkan Faktor Yang Membuat Tersingkir dari Olimpiade Paris 2024

Fajar/Rian sudah berjuang maksimal di Olimpiade Paris 2024-PBSI/Badmintonphoto/Mikael Ropars-

"Semua atlet pasti mau tampil 100% tapi di dalam lapangan pasti ada rasa tegang dan lain-lainnya, itu yang belum bisa diatasi," terang Fajar.

Fajar belum bisa mengontrol semua ketika sudah di lapangan karena belum terbiasa. Belum terbiasa tampil di ajang sebesar Olimpiade.

"Ini Olimpiade pertama kami, kami sudah coba lebih tenang, lebih rileks dan banyak berdiskusi dengan pelatih, dengan tim psikolog tapi di lapangan memang ada aura yang berbeda," jelasnya.

Fajar/Rian Beberkan Faktor Yang Membuat Tersingkir dari Olimpiade Paris 2024

Kumaidi

Kumaidi


bacakoran.co - satu lagi wakil indonesia dari cabang olahraga bulu tangkis angkat kaki dari olimpiade paris 2024. ini setelah fajaralfian/muhammad rian ardianto menelan kekalahan. 

ganda putra indonesia itu takluk kepada pasangan china liang wei keng/wang chang. kekalahan ini diadapt di babak perempat final.

dalam pertandingan yang berlangsung di porte de la chapelle arena, paris itu, kamis (1/8), itu, pasangan indonesia kalah dengan kedudukan 22-24, 20-22. 

kekalahan ini membuat indonesia tidak punya peluang meraih medali di kategori putra. sekaligus menambah kekhawatiran bahwa indonesia bakal puasa medali dari olimpiade melalui cabang olahraga bulu tangkis.  

muhammad rian ardianto usai pertandingan jelas kecwa dengan hasil ini. dia mengakui belum bisa menguasai keadaan saat masuk ke lapangan.

hasilnya, di merasakan tegang. ini kali pertama rian merasakan tekanan main di olimpiad.

"olimpiade pertama ini tidak mudah, kami baru merasakan atmosfernya. dari awal-awal pun tidak mudah, kami merasakan bagaimana tegangnya pas masuk lapangan," terang rian.


fajar/rian harus akui ketangguhan pasangan china, liang/wang-pbsi/badmintonphoto/mikael ropars-

"lawan bermain sangat baik, kami sebenarnya sudah mencoba dengan strategi yang disiapkan. lebih banyak menyerang di game kedua dan kami bisa unggul beberapa poin tapi kami belum bisa menyelesaikan dengan kemenangan," lanjutnya.

ini bukan kali pertama fajar/rian ketemu liang/wang. mereka sudah ketemu sejak 2022.

pertemuan pertama itu tersaji di final indonesia masters 2022. duel itu dimenangkan fajar/rian dengan kedudukan 21-10, 21-17.

kemudian di tahun yang sama, pertemuan di perempat final japan open 2022, fajar/rian kalah 18-21, 21-19, 16-21. sempat menang lagi di final malaysia open 2023, fajar/rian kembali kalah 4 kali beruntun.

kekalahan itu maisng-masing tersaji di semi final bwf tour finals 2023, perempat final malaysia open 2024, perempat final badminton asia championsips 2024, dan final thomas cup 2024. 

pernah membalikkan keadaan dengan menang di final singapore open 2024, kini kalah lagi di perempat final olimpiade paris 2024. 

"beberapa kali kami kalah di poin-poin seperti ini dengan mereka, itu masih menjadi pekerjaan rumah kami," jelas rian.

atas kekalahan ini, fajar alfian mengatakan permohonan maafnya kepada masyarakat indonesia. dia juga minta maaf kepada noc indonesia dan pbsi. 

"kami mohon maaf kepada masyarakat indonesia, pbsi, noc karena belum bisa melaju ke babak berikutnya," ungkap fajar.

"tidak ada atlet yang mau kalah dan kami kecewa," tegasnya.

kata fajar, dalam olahraga tidak ada yang tidak mungkin. selain kekalahan ini, bisa jadi mungkin juga dia akan dapat kesempatan lagi main di olimpiade berikutnya. 


fajar/rian belum bisa atasi tekanan bermain di olimpiade -pbsi/badmintonphoto/mikael ropars-

"memang tidak ada yang tidak mungkin, bisa saja kami bermain di olimpiade berikutnya tapi kami realistis. umur kami tidak muda lagi jadi kami patut bersyukur bisa bermain di olimpiade pertama ini," jelasnya.

"apapun hasilnya, kami sudah maksimal," tukasnya.

fajar menjelaskan, kekalahan yang harus dirasakan karena lawan lebih yakin di akhir-akhir poin. dirinya mengaku sudah mencoba melawan tapi kami malah melakukan kesalahan-kesalahan sendiri.

"dari segi persiapan kami sudah maksimal, sebulan di jakarta, 10 hari training camp di chambly," jelasnya.

"semua atlet pasti mau tampil 100% tapi di dalam lapangan pasti ada rasa tegang dan lain-lainnya, itu yang belum bisa diatasi," terang fajar.

fajar belum bisa mengontrol semua ketika sudah di lapangan karena belum terbiasa. belum terbiasa tampil di ajang sebesar olimpiade.

"ini olimpiade pertama kami, kami sudah coba lebih tenang, lebih rileks dan banyak berdiskusi dengan pelatih, dengan tim psikolog tapi di lapangan memang ada aura yang berbeda," jelasnya.

Tag
Share