Head to Head Selalu Kalah atas An Se-yong, Jorji Butuh Keajaiban Lolos ke Final
Gregoria Mariska Tunjung tersenyum usai meraih tiket babak semifinal Olimpiade Paris 2024--
BACAKORAN.CO – Pebulungkis putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung membuat langkah besar pada Olimpade Paris 2024. Pemain asal Wonogiri berusia 24 tahun itu lolos ke babak semifinal setelah menyingkirkan wakil Thailand, Ratchanok Intanon secara straight set 2-0.
Namun untuk mencapai final cukup berat bagi pemain yang karib disapa Jorji ini. itu karena lawan yang akan dihadapinya adalah pebulutangkis nomor satu dunia asal Korea Selatan. An Se-yong. Di babak perempat final, An Se-yong berhasil mengalahkan Akane Yamaguchi juga secara straight set.
Secara head to head, Jorji tak pernah bisa mengalahkan An Se-yong selama 7 kali pertemuan. Terakhir Jorji kalah pada turnamen Singapura Terbuka tahun 2024. An Se-yong dengan perkasa menang atas Jorji secara straight set 21-14, 21-23. Rekor pertemuan itulah yang membuata Jorji selalu minder setiap kali berhadapan dengan An Se-Yong
Sedangkan untuk pebulutangkis yang masuk di jajaran 10 besara sudah pernah dikalahkan oleh Jorji hanya An Se-yong yang belum bisa dikalahkannya. Chen Yu Fei dari Cina, Han Bing Jao juga dari China, Carolina Marin, Akane Yamaguchi, dan Tai Tzu Ying sudah merasakan kekalahan dari Jorji.
BACA JUGA:Sidang CAS Kiper Marteen Paes tanggal 18 Agustus, Yuk Cek Faktanya!
BACA JUGA:Setelah Imane Khelif, Ada Lagi Nih Petinju Transgender berlaga di Olimpiade Paris 2024, Wow
Sementara itu semifinalis lainya mempertemukan antara Carolina Marin dari Spanyol akan menghadapi He Bing Jao. Di perempat final, Marin menyingkirkan Aya Ahori dari Jepang sedangkan Hi Bing Jao mengalahkan rekannya sendiri Chen Yu Fei.
“Secara keseluruhan saya cukup puas dengan penampilan tadi walaupun catatan di gim kedua saya melakukan kesalahan dengan tidak bisa mengendalikan kondisi lapangan,” ucap Jorji usai pertandingan.
“Saya merasa tekanan sangat kuat untuk saya saat masuk ke lapangan tapi saat pertandingan dimulai saya bisa merasa lebih baik. Saya ingin istirahat dulu, besok ada rest jadi saya mau recharge semua,” lanjutnya.
BACA JUGA:Ini Dia Pelatih dengan Bayaran Termahal; di Liga Inggris
BACA JUGA:Wow, Como Mulai Rekrut Pemain Keturunan Indonesia, Apa Mau Dinaturalisasi?
Saat melawan Intanon, Gregoria unggul lebih dulu dengan margin 7-5. Namun Intanon mampu menyamakan skor jadi 8-8 lewat penempatan-penempatan bola yang akurat. Memasuki interval, Gregoria unggul tipis 11-10 lewat sebuah smes menyilang.
Serangan Intanon ke arah forehand Gregoria beberapa kali menghasilkan poin. Setelah ketat sampai 15-15, Gregoria kemudian tertinggal 15-18 setelah smesnya menyangkut di net. Gregoria bisa membalikkan keadaan dan sempat mencapai game point lebih dulu di kedudukan 20-19. Namun, Intanon bisa memaksakan adu setting. Gregoria akhirnya mengamankan gim pertama 25-23 setelah smes menyilang Intanon melebar.
Pada awal gim kedua, Gregoria dan Intanon kembali terlibat duel sengit. Namun, Gregoria mampu meraih poin beruntun untuk memimpin 11-6 saat interval. Penempatan bola Gregoria kerap mengecoh Intanon. Serangan Gregoria juga mematikan.