Video Viral! Bapak Kos di Semarang Makan Kucing untuk Menyembuhkan Diabetes

Bapak Kos di Semarang Makan Kucing untuk Menyembuhkan Diabetes-X-

BACA JUGA:Viral Lagi! Korban Salah Sasaran Tewas Diduga Dikeroyok Oknum TNI di Pekanbaru Riau hingga Kejanggalan CCTV

Kasus ini memunculkan banyak pertanyaan tentang etika dan solusi medis yang tersedia.

Meski alasan Pak Nur mungkin berasal dari kebutuhan mendesak, tindakan tersebut jelas menimbulkan dampak emosional dan etis bagi orang-orang di sekelilingnya.

Kisah ini menjadi peringatan akan pentingnya mencari solusi medis yang tepat dan etis dalam mengatasi masalah kesehatan.

Selain itu, ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya empati dan kesadaran terhadap penderitaan hewan.

Video Viral! Bapak Kos di Semarang Makan Kucing untuk Menyembuhkan Diabetes

Melly

Melly


bacakoran.co - kejadian tak terduga baru-baru ini mengejutkan warga semarang, jawa tengah, dan langsung menjadi viral di media sosial.

seorang bapak kos di kawasan gunungpati, semarang, memicu kontroversi setelah tertangkap basah sedang makan daging kucing. 

semua berawal ketika anak-anak kos mencium bau tidak sedap dari bangunan kos mereka.

bau menyengat itu membuat mereka penasaran, dan setelah melakukan penyelidikan, mereka menemukan bulu-bulu kucing di area sekitar.

temuan ini memicu rasa curiga dan mereka memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut.

kecurigaan mereka terbukti ketika salah seorang anak kos memergoki pak nur, sang bapak kos, sedang makan nasi dengan lauk daging kucing.

momen mengejutkan ini langsung diabadikan dan diunggah ke tiktok oleh akun @tgs*t, membuat video tersebut cepat viral.

dalam video yang viral, salah satu anak kos bertanya kepada pak nur, "pak, ini ya kucing saya? emang enak bapak makan kucing?"

pak nur menjawab dengan santai, "iya. sekarang gini, garam saja sekarang sudah gak boleh."

pak nur kemudian menjelaskan bahwa ia mengonsumsi daging kucing sebagai solusi untuk mengendalikan kadar gula darahnya yang tinggi.

menurut pengakuannya, suntikan insulin yang biasanya diberikan oleh dokter dayat selama 9 bulan terakhir sudah tidak efektif lagi. 

"saya itu kalau gak makan daging (kucing) gulanya tinggi terus," ujar pak nur.

ketika anak kos menyarankan ayam sebagai alternatif, pak nur menjawab bahwa ia kesulitan menangkap ayam liar karena berada di pohon dan sulit dijangkau.

pengakuan pak nur menimbulkan reaksi keras dari para anak kos.

mereka merasa terganggu dan marah setelah mengetahui bahwa beberapa kucing yang hilang di sekitar kos ternyata telah dimakan oleh pak nur.

salah satu anak kos bahkan mengungkapkan kesedihannya dengan mengatakan, "kucing putih orange saya yang kasih makan terus. kok bapak tega."

kisah ini dengan cepat menyebar di media sosial dan mendapatkan berbagai komentar dari netizen.

banyak yang merasa prihatin dan marah atas tindakan pak nur, sementara yang lain mencoba mencari solusi atau memberikan saran.

seorang pengguna twitter mengungkapkan, "tadi ada yg ngepost di komunitas marah-marah yg di x.

katanya kecium kaya bau bangkai gitu pas di cek ada bekas kaya kucing gitu dan bener yg oren," sementara yang lain menambahkan, "kak coba lapor ke rumah singgah clow atau ke instagram @animals_hopeshelterindonesia."

kasus ini memunculkan banyak pertanyaan tentang etika dan solusi medis yang tersedia.

meski alasan pak nur mungkin berasal dari kebutuhan mendesak, tindakan tersebut jelas menimbulkan dampak emosional dan etis bagi orang-orang di sekelilingnya.

kisah ini menjadi peringatan akan pentingnya mencari solusi medis yang tepat dan etis dalam mengatasi masalah kesehatan.

selain itu, ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya empati dan kesadaran terhadap penderitaan hewan.

Tag
Share