Sisa 32 Desa Belum Berlistrik
Baca Sumatera Ekspres Disini
SUMSEL – “Alhamdulillah, sekarang desa kami sudah terang.” Kegembiraan itu diungkap Sulastri, Kepala Desa (Kades) Ulak Kembang, Kecamatan Batanghari Leko, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba). Setelah 77 tahun menanti, akhirnya aliran listrik PLN masuk ke wilayah itu, kemarin (26/1). Melalui Program Listrik Desa (Lisdes).
Mewakili warga desanya, Sulastri mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Sumsel, Pj Bupati Muba dan pihak PLN. “Ada 400 rumah lebih di sini. Sejak Indonesia merdeka belum masuk listrik. Sekarang semua sudah terpasang. Ada beberapa yang belum, tapi segera menyusul,” ucapnya.
Sobri, warga lain di desa itu mengungkapkan, mereka tidak lagi harus pakai genset yang butuh biaya besar untuk operasionalnya. Tak hanya Desa Ulak Kembang yang listrik desanya diresmikan Gubernur Sumsel H Herman Deru didampingi Pj Bupati Muba Drs H Apriyadi, Senior Manager Perencanaan PLN UID S2JB, Jaka Sumantri dan undangan lain, kemarin.
Tapi juga listrik di Desa Sungai Angin, Kecamatan Babat Toman, Muba, Desa Perajen Jaya Kecamatan Banyuasin I Banyuasin, dan Desa Harisan Jaya Kecamatan Cempaka OKUT. Baca juga : Durasi Waktu Try Out 1,5 Jam
Gubernur Sumsel, H Herman Deru mengatakan, bicara listrik tidak hanya terkait penerangan. Tapi juga bagian dari upaya menekan angka stunting dan memaksimalkan Program Keluarga Berencana (KB). “Sumsel ini lumbung energi. Jadi pemenuhan listriknya harus bisa mengcover seluruh wilayah hingga pelosok,” kata dia. Deru minta listrik mengalir di semua wilayah Sumsel.
“Saya minta PLN memikirkan daerah terisolir juga. Alhamdulillah, bisa berjalan. Ini juga berkat dukungan warga Muba dan tentunya Pak Bupati,” imbuh orang nomor satu di Sumsel itu.
Untuk melistriki dua desa di Muba, investasinya puluhan miliar. “Ini bukti PLN tidak hanya memikirkan keuntungan. Memenuhi kebutuhan masyarakat juga menjadi hal utama untuk dilakukan,” bebernya.
Pj Bupati Muba Drs H Apriyadi, mengatakan, Desa Ulak Kembang dan Desa Sungai Angit lokasinya di ujung Kecamatan Batanghari Leko dan Babat Toman. Masuk kawasan terisolir.
“Alhamdulillah kini sudah bisa menikmati aliran listrik dari PLN. Tentunya berkat dorongan dan support Pak Gubernur,” jelasnya.
Dia menambahkan, ada satu desa baru di Muba, yakni Desa Epil Barat yang juga butuh penerangan listrik PLN. “Kami berharap di tahun ini listrik bisa masuk ke sana,” tandasnya. Senior Manager Perencanaan PLN UID S2JB, Jaka Sumantri, mengungkapkan, pemasangan listrik pada dua desa di Muba wujud komitmen dan sinergi Gubernur dengan Pj Bupati Muba. Baca juga : Sinergi Gubernur dan Pj Bupati dengan PLN Terangi Muba Hingga Pelosok
“Ini juga upaya PLN menerangi hingga ke kawasan pelosok,” ujarnya. Untuk menerangi 400 rumah di Desa Ulak Kembang, miliaran rupiah dana investasi dikucurkan. Selain di Muba, diresmikan juga bersamaan listrik desa di Banyuasin dan OKU Timur.
“Di Sumsel sudah 98 persen desa berlistrik. Tahun ini ada 12 desa baru yang akan mendapatkan aliran listrik, sehingga target kita di akhir 2023 ini 99 persen desa sudah dialiri listrik PLN,” urainya.
Sebelumnya, saat bertemu dengan Gubernur Sumsel beberapa waktu lalu, GM PT PLN UIW S2JB, Saleh Siswanto menegaskan, pihaknya siap berkolaborasi dengan pemerintah dalam upaya pemenuhan aliran listrik. “Kita juga berkomitmen agar kehadiran PLN dapat dirasakan seluruh lapisan masyarakat,” tegasnya.
Bagaimana daerah lain? Kepala Bappeda dan Litbang OKU Timur, Maryus Markus Firdaus SSTP, mengatakan, seluruh desa di kabupaten itu sudah teraliri listrik. Tinggal satu dusun yang belum sama sekali dapat penerangan. “Dusun Karang Menjangan di Desa Mendah, Kecamatan Jayapura. Janji dari pihak PLN tahun ini listrik masuk,” katanya sembari mengungkapkan kalau Dusun Karang Menjangan ini dusun yang baru dimekarkan.
Di Desa Perajen Jaya, Kecamatan Banyuasin I yang kini sudah diterangi listrik dari PLN dihuni sekitar 1.500 kepala keluarga (KK). Selama ini menggunakan genset untuk memenuhi kebutuhan energi listrik. Namun terbebani dengan biaya BBM. Baca juga : Herman Deru Minta Hati-Hati, Kaffah Sebut Pesannya Jadi Bekal untuk Bekerja
Sebelum itu, masyarakat di sana gunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) komunal/terpusat sebagai sumber utama penerangan. Tapi karena minimnya pemeliharaan dan pengetahuan, menyebabkan PLTS tersebut tidak berfungsi optimal. Kini desa itu sudah terang dengan masuknya listrik PLN.
Mulyanto, Kadishub Banyuasin mengatakan di Banyuasin memang ada desa yang belum teraliri listrik. “Tinggal sedikit, ” katanya didampingi Kabid PJU, Rahmi Angela. Desa yang belum ada penerangan telah mengajukan proposal melalui Bupati. “Kami tindaklanjuti nota dinas dari Pak Bupati. Yang resmi turun ke kita baru satu yaitu Dusun Saluran di wilayah Desa Kenten Laut,” ungkapnya.
Di OKU semua desanya juga sudah berlistrik. “Dari data yang ada tinggal satu dudun yakni Dusun VI Desa Tanjung Baru yang belum,” kata Plt Kabid Pengelolaan Informasi Opini dan Aspirasi Publik Diskominfo OKU, Dede Fernandes.
Asisten I Pemkab Muratara, H Alfirmansyah Karim mengungkapkan, saat ini seluruh desa di kabupaten pemekaran Mura itu sudah dialiri listrik. “Untuk dusun yang jauh memang belum tersambung. Tapi kalau desa sudah semua,” ujarnya.
Di Kota Prabumulih, 12 desa yang ada semuanya sudah berlistrik. “Ada pula beberapa desa seperti di Talang Batu dan lainnya yang gunakan listrik tenaga surya untuk penerangan lampu jalan,” ungkap Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kota Prabumulih, A Fauzan Akmal SSTP.
Sementara di Lahat tinggal satu desa yang saat ini dalam tahap pembangunan jaringan listrik desa “ Itu Desa Tunggul Bute di Kota Agung. Yang lain sudah semua,” kata Manager PLN Rayon II Lembayung Cabang Lahat, Ludy.
Diketahui, secara total, di wilayah kerja PLN UIW Sumsel Jambi Bengkulu (S2JB) ada 6.325 desa. Yang sudah teraliri listrik sudah 6.288 desa. Di Sumsel, hingga akhir 2022 lalu, tersisa 32 desa. Ada beberapa kendala dalam membangun infrastruktur listrik ke desa-desa itu. Di antaranya, ada yang berada di kawasan hutan lindung. Juga di wilayah perbukitan yang sulit diakses oleh tim PLN. Untuk melistrikinya, butuh waktu yang tidak sebentar.
Terutama di area hutan lindung yang perlu mengurus izin ke pemerintah pusat. “Untuk tahun ini rencana akan aliri 12 desa hingga capai persentase 99,40 persen dan tahun depan 18 desa. Jadi 2024 tercapai 100 persen desa di sumsel sudah berlistrik,” kata Manajer Komunikasi PLN UIW S2JB, Sendy Rudianto.
Dari informasi yang dihimpun, kebutuhan dana untuk menuntaskan program listrik desa di Sumsel ini tidak sedikit. Tahun ini untuk menerangi 12 desa setidaknya dibutuhkan Rp48,8 miliar lebih. Sedangkan tahun depan butuh Rp289 miliar lebih. (*/kur/sal/qda/bis/zul/chy/gti)