Tragis! Belasan WNI Jadi Korban Perbudakan di Myanmar, Dipukul Tongkat Baseball, Minum Air Hujan Buat Bertahan

Yohanna, keluarga SA warga Jaksel yang jadi korban tindak pidana perdagangan orang di Myanmar tunjukkan bukti laporan polisi di Kantor Bareskrim Polri.--Nadia Putri/antara/ist

"SA mengatakan tempat kerja yang dituju sangat kotor, jorok, dan tidak menyerupai kantor sama sekali. Lebih mirip dengan rumah susun," terang Yohana seperti dilansir dari Antara.

Ketika pertama kali berhasil menghubungi keluarganya, SA mengungkapkan dia disekap dan sekelompok orang meminta tebusan sebesar US$30 ribu atau sekitar Rp478 juta.

BACA JUGA:Waduh, Diduga Terlibat Pencucian Uang, 14 WNI Ditangkap Polisi Hong Kong, Kemlu Ungkap Modusnya!

BACA JUGA:Daftar Lengkap 76 Negara Bebas Visa bagi WNI tahun 2024, Ada Negara Tujuanmu Liburan?

SA pun mengaku tidak bisa berbicara dengan leluasa saat menelepon keluarga lantaran ketatnya pengawasan.

"Selama tebusan belum dibayarkan, SA selalu disiksa. Tidak diberi makan, dan hanya bisa minum air hujan," ungkap Yohanna.

Bahkan, SA mengaku dirinya pernah dipukul dengan tongkat baseball oleh pelaku lantaran keluarga tidak mampu membayar tebusan.

Pelaku lantas menurunkan permintaan menjadi 30 persen dari jumlah awal dan memberikan ancaman serius jika uang tersebut tidak dipenuhi dalam empat hari.

BACA JUGA:Badai Besar Melanda Wilayah Teluk UEA Dubai! Bagaimana Kondisi WNI Disana? Simak Informasinya Disini...

BACA JUGA:Ini Isi Lengkap Imbauan Kemlu kepada WNI terkait Serangan Balik Iran ke Israel!

Menanggapi situasi ini, keluarga SA meminta bantuan dari pihak pemerintah dan kepolisian.

Pada Senin (12/8), keluarga SA melaporkan kasus ini kepada Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri.

Yohanna pun membawa bukti-bukti seperti percakapan antara SA dan Risky, laporan keluarga kepada Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), serta rekaman suara.

SA mengungkapkan ada 15 WNI lainnya yang juga mengalami nasib serupa: ditipu, disiksa, dan diperas. Namun, SA optimis mereka akan bisa dibebaskan oleh pelaku.

BACA JUGA:Lantaran Ini, Ribuan WNI di Malaysia Terancam Kehilangan Kewarganegaraan

Tragis! Belasan WNI Jadi Korban Perbudakan di Myanmar, Dipukul Tongkat Baseball, Minum Air Hujan Buat Bertahan

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – maksud hati mengadu nasib dengan bekerja di luar negeri, nasib tragis justru dialami warga jakarta selatan berinisial sa.

pria berusia 27 tahun itu menjadi korban .

pelakunya pun tak lain diduga teman dekatnya sendiri, risky.

kejadian berawal saat sa mendapat tawaran pekerjaan di dengan iming-iming gaji besar.

yohanna apriliani (35), sepupu sa menceritakan, risky menawarkan pekerjaan kepada sa dengan gaji sebesar us$10 ribu atau sekitar rp150 juta.

mereka berdua kemudian berangkat ke thailand pada 11 juli 2024.

selama empat hari pertama di thailand, komunikasi sa dengan keluarganya berjalan normal tanpa masalah.

"r memberitahu sa bahwa bosnya sedang mencari tenaga kerja dan meminta r untuk mencari 10 orang untuk satu tim," ujar yohanna di kantor bareskrim polri, jakarta.

namun, setelah sa dikirim lebih dulu ke mae sot, thailand, keduanya berpisah di sebuah terminal dengan alasan risky harus mencari anggota tim baru lainnya.

ternyata, sa dibawa ke myanmar ke sebuah lokasi kerja yang jauh dari harapan.

"sa mengatakan tempat kerja yang dituju sangat kotor, jorok, dan tidak menyerupai kantor sama sekali. lebih mirip dengan rumah susun," terang yohana seperti dilansir dari antara.

ketika pertama kali berhasil menghubungi keluarganya, sa mengungkapkan dia disekap dan sekelompok orang meminta tebusan sebesar us$30 ribu atau sekitar rp478 juta.

sa pun mengaku tidak bisa berbicara dengan leluasa saat menelepon keluarga lantaran ketatnya pengawasan.

"selama tebusan belum dibayarkan, sa selalu disiksa. tidak diberi makan, dan hanya bisa minum air hujan," ungkap yohanna.

bahkan, sa mengaku dirinya pernah dipukul dengan tongkat baseball oleh pelaku lantaran keluarga tidak mampu membayar tebusan.

pelaku lantas menurunkan permintaan menjadi 30 persen dari jumlah awal dan memberikan ancaman serius jika uang tersebut tidak dipenuhi dalam empat hari.

menanggapi situasi ini, keluarga sa meminta bantuan dari pihak pemerintah dan kepolisian.

pada senin (12/8), keluarga sa melaporkan kasus ini kepada direktorat tindak pidana umum (dittipidum) bareskrim polri.

yohanna pun membawa bukti-bukti seperti percakapan antara sa dan risky, laporan keluarga kepada kementerian luar negeri (kemlu) dan badan perlindungan pekerja migran indonesia (bp2mi), serta rekaman suara.

sa mengungkapkan ada 15 wni lainnya yang juga mengalami nasib serupa: ditipu, disiksa, dan diperas. namun, sa optimis mereka akan bisa dibebaskan oleh pelaku.

"di sini ada 15 orang indonesia lainnya, jadi saya yakin ada potensi besar untuk kami dibebaskan," kata sa dalam pesan yang disampaikan kepada keluarganya di jakarta.

terkait kasus tersebut, diplomat muda direktorat pelindungan wni kemenlu rina komaria mengakui ada keterbatasan akses dalam upaya menyelamatkan wni yang disekap.

terutama mengingat situasi kompleks di wilayah konflik myanmar.

"pemerintah indonesia melalui kbri yangon terus berupaya agar wni yang berada di sana bisa ke luar dengan selamat," ujar rina.

kemlu ri pun mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap penipuan daring yang berkedok penawaran kerja di luar negeri untuk menghindari tppo.

direktorat perlindungan warga negara indonesia dan badan hukum indonesia mencatat terdapat 2.199 kasus penipuan daring yang menimpa wni pada periode 2020 - mei 2023.

Tag
Share