bacakoran.co

Parah! Kakek Stabilitas Penjual Balon di Mall Paragon Juga Jadi Korban Keganasan Polisi Semarang..

Kakek stabilitas penjual balon dan jasa timbangan juga jadi korban polisi semarang--Ist

BACAKORAN.CO - Aksi demo di Balai Kota Semarang pada 26 Agustus 2024 menambah catatan hitam dalam sejarah protes di Indonesia.

Bukan hanya anak-anak, perempuan, dan mahasiswa yang menjadi korban dari kekacauan tersebut.

Kakek stabilitas pencari nafkah yang dikenal di sekitar Mall Paragon juga turut menderita akibat tindakan ngawur aparat kepolisian.

Kakek tersebut, yang sudah bertahun-tahun berjualan balon dan barang-barang kecil di samping Mall Paragon, menjadi salah satu korban kekejaman dalam aksi ini.

BACA JUGA:24 Selebritas ini Resmi Jadi Anggota DPR RI 2024-2029, Ada Iyeth Bustami Sampai Verrell Bramasta

BACA JUGA:Polisi Brutal! 33 Aksi Demo di Semarang Dilarikan ke Rumah Sakit, Dari Serangan Jantung hingga Bocor Kepala

Dengan kondisi fisik yang memprihatinkan tidak bisa berjalan dan salah satu tangannya tidak berfungsi normal, kakek ini bergantung pada kursi roda untuk beraktivitas sehari-hari.

Nasib malangnya semakin parah ketika polisi, dalam upayanya membubarkan massa, melemparkan gas air mata dan kembang api ke area sekitar Mall Paragon.

Tindakan brutal tersebut tidak hanya merusak fasilitas umum dan mengancam keselamatan banyak orang, tetapi juga menghancurkan kehidupan seorang kakek yang tidak berdaya.

Keberadaan kakek yang selama ini menjadi pilar stabilitas ekonomi lokal dengan berjualan di tempat tersebut, harus menghadapi kekacauan yang diakibatkan oleh tindakan aparat yang seharusnya melindungi masyarakat.

BACA JUGA:Gempa berkekuatan 5,8 magnitudo mengguncang wilayah Gunungkidul, BMKG

BACA JUGA:Semarang Memanas! Demo Ricuh Mahasiswi Dipukul Polisi Tembakkan Gas Air Mata, Anak Kecil TPQ juga Jadi Korban

Dalam laporan yang diterima, situasi di lokasi kejadian sangat mengkhawatirkan.

Gas air mata dan kembang api yang dilemparkan oleh polisi tidak hanya membahayakan peserta demo, tetapi juga masyarakat sipil yang tidak terlibat dalam aksi tersebut.

Parah! Kakek Stabilitas Penjual Balon di Mall Paragon Juga Jadi Korban Keganasan Polisi Semarang..

Ainun

Ainun


bacakoran.co - aksi demo di balai kota  pada 26 agustus 2024 menambah catatan hitam dalam sejarah protes di indonesia.

bukan hanya anak-anak, perempuan, dan mahasiswa yang menjadi korban dari kekacauan tersebut.

kakek stabilitas pencari nafkah yang dikenal di sekitar juga turut menderita akibat tindakan ngawur aparat kepolisian.

kakek tersebut, yang sudah bertahun-tahun berjualan balon dan barang-barang kecil di samping mall paragon, menjadi salah satu korban dalam aksi ini.

dengan kondisi fisik yang memprihatinkan tidak bisa berjalan dan salah satu tangannya tidak berfungsi normal, kakek ini bergantung pada kursi roda untuk beraktivitas sehari-hari.

nasib malangnya semakin parah ketika polisi, dalam upayanya membubarkan massa, melemparkan gas air mata dan kembang api ke area sekitar mall paragon.

tindakan brutal tersebut tidak hanya merusak dan mengancam keselamatan banyak orang, tetapi juga menghancurkan kehidupan seorang kakek yang tidak berdaya.

keberadaan kakek yang selama ini menjadi pilar stabilitas ekonomi lokal dengan berjualan di tempat tersebut, harus menghadapi kekacauan yang diakibatkan oleh tindakan aparat yang seharusnya melindungi masyarakat.

dalam laporan yang diterima, situasi di lokasi kejadian sangat mengkhawatirkan.

gas air mata dan kembang api yang dilemparkan oleh polisi tidak hanya membahayakan peserta demo, tetapi juga masyarakat sipil yang tidak terlibat dalam aksi tersebut.

kakek tersebut, yang tak memiliki tempat perlindungan, akhirnya menjadi salah satu korban dari tindakan sembrono ini.

keberadaan kakek ini yang sudah lama berjualan di sekitar mall paragon menunjukkan betapa mengerikannya dampak dari tindakan aparat terhadap kehidupan sehari-hari warga.

penggunaan gas air mata dan kembang api di area yang padat dengan aktivitas sosial.

seperti tempat jualan kakek tersebut, menandakan kurangnya pengawasan dan pertimbangan dalam penanganan demonstrasi.

kasus ini menjadi sorotan publik dan mengundang kecaman luas terhadap tindakan kepolisian yang dinilai tidak sesuai dengan prinsip perlindungan dan keselamatan masyarakat.

kejadian ini menggarisbawahi perlunya evaluasi menyeluruh terhadap prosedur pengendalian massa serta pendekatan yang lebih manusiawi dalam menangani situasi-situasi kritis.

masyarakat kini menantikan langkah-langkah yang diambil oleh pihak berwenang untuk memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang di masa depan dan memberikan keadilan bagi semua korban.

termasuk kakek yang sudah lama menjadi bagian dari komunitas di sekitar mall paragon.

kericuhan terjadi usai ribuan massa yang terdiri dari mahasiswa, pelajar, dan warga menggelar aksi demonstrasi di depan balai kota  pada senin, 26 agustus 2024.

aksi ini merupakan bagian dari gelombang protes serentak di berbagai kota besar di indonesia, dengan tuntutan utama agar presiden joko widodo diadili dan dilengserkan.

menurut laporan dari lembaga bantuan hukum (lbh) semarang, hingga pukul 22.00 wib, tercatat sudah ada 33 korban kekerasan yang dilarikan ke rumah sakit akibat bentrokan antara peserta aksi dan aparat kepolisian.

aksi kekerasan tersebut diduga dilakukan oleh  yang bertindak represif dalam menghadapi massa.

beberapa rumah sakit yang menjadi tempat rujukan korban kekerasan ini antara lain rs kariadi, rs roemani, dan rs hermina semarang.

dari 33 korban yang tercatat, beberapa di antaranya mengalami  serius, termasuk kebocoran di kepala dan serangan jantung akibat dampak langsung dari kekerasan yang dialami.

aksi ini tidak hanya memancing reaksi keras dari masyarakat, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran tentang penggunaan kekuatan berlebihan oleh aparat keamanan.

meskipun demikian, hingga saat ini belum ada tanggapan resmi dari pihak kepolisian mengenai insiden tersebut. 

situasi ini semakin memanas dan menambah daftar panjang kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam penanganan aksi unjuk rasa di indonesia.

para aktivis dan lembaga hukum mendesak agar kasus ini diusut tuntas dan pelaku kekerasan diadili sesuai hukum yang berlaku.

ribuan mahasiswa yang tergabung dalam gerakan rakyat jawa tengah menggugat (gerat) menggelar aksi di depan gedung  kota semarang dan kantor walikota semarang sekitar pukul 16:00 wib.

awalnya, mahasiswa berencana melakukan aksi di  jawa tengah, namun situasi yang memanas memaksa mereka berpindah lokasi.

situasi semakin tidak terkendali saat massa mencoba masuk ke dalam gedung untuk menggelar sidang rakyat.

ratusan anggota polisi, termasuk personel brimob, sudah bersiaga di dalam gedung, berusaha menghalangi upaya massa.

ketegangan ini akhirnya memicu aksi dorong-mendorong antara  dan demonstran.

sekitar pukul 18:26 wib, situasi berubah menjadi kacau balau ketika polisi mulai menembakkan  dan menggunakan water cannon untuk membubarkan massa.

lebih dari 10 tembakan gas air mata diluncurkan, mengarah langsung ke kerumunan demonstran yang kemudian berlarian ke arah mall paragon.

dampaknya sangat memprihatinkan banyak peserta aksi yang jatuh tersungkur karena sesak napas akibat gas air mata, bahkan balita juga jadi korban.

tak hanya itu ironisnya, aksi kekerasan ini tidak hanya merugikan para demonstran.

anak-anak tpq dilaporkan menjadi korban dalam insiden ini, memperparah tragedi yang terjadi.

tak hanya itu, polisi juga memukul perempuan yang diketahui sebagai mahasiswi universitas semarang. 


polisi pukul mahasiswi universitas semarang--x.com

polisi juga melakukan pengeroyokan kepada satu mahasiswa, dan dengan tidak manusiawi polisi juga ingin menangkap mahasiswa yang sudah terluka parah. 

iqbal, salah satu perwakilan massa aksi, mengungkapkan bahwa selain menolak revisi , demonstrasi ini juga mengangkat berbagai isu lain.

termasuk carut-marut pilkada 2024 dan sejumlah kebijakan kontroversial dari pemerintahan presiden joko widodo.

di antaranya adalah pelemahan komisi pemberantasan korupsi (kpk), kriminalisasi aktivis, konflik agraria, serta kerusakan lingkungan yang semakin parah.

dengan situasi yang semakin memanas dan eskalasi kekerasan yang terjadi.

pertanyaan besar kini muncul: bagaimana nasib  di indonesia, khususnya dalam menghadapi pilkada 2024?

demonstrasi ini tidak hanya mencerminkan ketidakpuasan rakyat, tetapi juga memperlihatkan potret buram penegakan hukum yang justru menyasar mereka yang berjuang untuk .

Tag
Share