bacakoran.co

Pilu! Beredar Voice Note dr. Aulia Risma Lestari Kepada Ayahnya Sebelum Meninggal, Beli Minum Pun Susah...

Beredar Luas Voice Note dr. Aulia Risma Lestari sebelum Meninggal Dunia --IDMETAFORA ERP

BACAKORAN.CO - Belum genap satu bulan meninggalnya dr. Aulia Risma Lestari yang merupakan dokter yang tengah menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Fakultas Kedokteran Undip, muncul rekaman atau voice note dari dr. Aulia Risma Lestari yang dikirim ke ayahnya sebelum meninggal.

Rekaman voice note tersebut beredar dan viral diberbagai sosial media salah satunya akun Instagram @dramadunia pada Rabu (28/8/2024).

Mirisnya dalam rekaman tersebut terdengar suara curhatan mendiang dr. Aulia Risma Lestari yang mengungkapkan terkait kondisinya selama menjalani program PPDS yang sangat menyiksa.

Dan di dalam rekaman voice note tersebut tersirat bahwa dirinya mengalami perundungan selama menjalankan program tersebut.

BACA JUGA:Ridwan Kamil Maju Pilkada 2024: Setelah Sebut Warga Tengil, Kini Usung Slogan 'Jakarta Baru, Jakarta Maju'

BACA JUGA:Nahas! 2 Siswa SD Tersengat Listrik Setelah Bermain di Tiang Bendera, 1 Orang Dinyatakan Meninggal Dunia

dr. Risma juga mengatakan bahwa dia merasakan kesakitan pada bagian tubuh seperti punggung dan ia pun mencerahkan isi hatinya kepada ayahnya yang menarasikan bahwa adanya dugaan eksploitasi dari dokter senior Undip.

Dari beredarnya voice note tersebut bisa dilihat bahwa adanya dugaan perundungan dan eksploitasi yang dilakukan oleh dokter senior yang ada di RSUD Dr Kariadi, dan mendiang dr. Aulia menerangkan bahwa dirinya dipaksa untuk mau kerja rodi di rumah sakit tersebut.

Ini Isi Voice Note yang diduga merupakan suara dr. Aulia Risma Lestari yang beredar luas.

"Nggak pah, tiap aku bangun tidur itu pah badannya sakit semua punggungnya sakit semua. Bangun harus pelan-pelan kalau nggak pelan-pelan aku nggak bisa bangun, aku aja tadi mau minum susah di bangsal minum gak bisa akhirnya aku minta tolong customer service (CS). Terus akhirnya aku kasih uang rp50.000, aku minta nitip minum buat dia dibelikan minum, karena kan aku nggak boleh ke kantin ke minimarket sama sekali pah. Pah bener-bener Ya di sini tuh programnya kacau-kacau pah, aku tanya teman-teman yang di Universitas Sebelas Maret (UNS) itu nggak 24 jam pah, aku nggak tahu aku bisa apa enggak pah" jelas suara yang ada didalam Voice Note yang diduga suara dari mendingang dr. Aulia Risma Lestari.

BACA JUGA:Lolly Anak Nikita Mirzani Dikabarkan Hamil, Nikmir Akhirnya Buka Suara: Tau dari Bulan Lalu Hati Saya Hancur..

BACA JUGA:Pendaftaran Khofifah – Emil Resmi Diterima KPU Jatim, Risma Masih Sibuk Cari Pendamping!

Sebelumnya diketahui kabar duka mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi di Universitas Diponegoro (Undip) telah mengundang keprihatinan luas. 

Anggota Komisi X DPR, Rahmad Handoyo, menyayangkan peristiwa ini, terlebih karena disebabkan oleh perundungan yang dialami mahasiswi tersebut.

Pilu! Beredar Voice Note dr. Aulia Risma Lestari Kepada Ayahnya Sebelum Meninggal, Beli Minum Pun Susah...

Yanti D.P

Yanti D.P


bacakoran.co - belum genap satu bulan meninggalnya yang merupakan dokter yang tengah menjalani program pendidikan dokter spesialis (ppds) di fakultas kedokteran undip, muncul rekaman atau voice note dari dr. aulia risma lestari yang dikirim ke ayahnya sebelum meninggal.

rekaman voice note tersebut beredar dan viral diberbagai sosial media salah satunya akun instagram @dramadunia pada rabu (28/8/2024).

mirisnya dalam rekaman tersebut terdengar suara curhatan mendiang yang mengungkapkan terkait kondisinya selama menjalani program ppds yang sangat menyiksa.

dan di dalam rekaman voice note tersebut tersirat bahwa dirinya mengalami perundungan selama menjalankan program tersebut.

dr. risma juga mengatakan bahwa dia merasakan kesakitan pada bagian tubuh seperti punggung dan ia pun mencerahkan isi hatinya kepada ayahnya yang menarasikan bahwa adanya dugaan eksploitasi dari dokter senior undip.

dari beredarnya voice note tersebut bisa dilihat bahwa adanya dugaan perundungan dan eksploitasi yang dilakukan oleh dokter senior yang ada di rsud dr kariadi, dan mendiang dr. aulia menerangkan bahwa dirinya dipaksa untuk mau kerja rodi di rumah sakit tersebut.

ini isi voice note yang diduga merupakan suara dr. aulia risma lestari yang beredar luas.

"nggak pah, tiap aku bangun tidur itu pah badannya sakit semua punggungnya sakit semua. bangun harus pelan-pelan kalau nggak pelan-pelan aku nggak bisa bangun, aku aja tadi mau minum susah di bangsal minum gak bisa akhirnya aku minta tolong customer service (cs). terus akhirnya aku kasih uang rp50.000, aku minta nitip minum buat dia dibelikan minum, karena kan aku nggak boleh ke kantin ke minimarket sama sekali pah. pah bener-bener ya di sini tuh programnya kacau-kacau pah, aku tanya teman-teman yang di universitas sebelas maret (uns) itu nggak 24 jam pah, aku nggak tahu aku bisa apa enggak pah" jelas suara yang ada didalam voice note yang diduga suara dari mendingang dr. aulia risma lestari.

sebelumnya diketahui kabar  mahasiswi program pendidikan dokter spesialis (ppds) anestesi di universitas diponegoro () telah mengundang keprihatinan luas. 

anggota komisi x dpr, rahmad handoyo, menyayangkan peristiwa ini, terlebih karena disebabkan oleh  yang dialami mahasiswi tersebut.

perundungan di dunia  spesialis di indonesia bukanlah isu baru.

menurut rahmad, kasus ini mencerminkan bahwa belum ada perubahan signifikan dalam menangani masalah perundungan di lingkungan pendidikan dokter spesialis. 

"sangat disayangkan dan memprihatinkan sekali terjadinya kasus bunuh diri peserta sekolah dokter spesialis di undip. ini membuktikan tidak ada perubahan dan terus terjadi perundungan yang dilakukan dunia pendidikan dokter spesialis di indonesia," katanya dalam keterangan yang diterima di jakarta, kamis (15/8/2024).

lebih lanjut, rahmad menyoroti dampak serius dari perundungan ini, terutama di saat indonesia sedang mengalami kekurangan dokter spesialis. 

"dampak perundungan antara lain ada yang bunuh diri, stres hingga depresi, banyak yang berkeinginan bunuh diri maupun melukai diri sendiri akibat beban psikologis dari proses pendidikan. ada juga yang mengundurkan diri karena tidak kuat akan beban pendidikan," tuturnya.

rahmad mendesak agar pihak yang terlibat dalam kasus ini segera  untuk memberikan efek jera. 

"untuk memunculkan efek jera, maka pecat siapa saja yang turut berkontribusi dalam perundungan di undip ini. kalau tidak ada yang dipecat, akan muncul lagi korban berikutnya dan perundungan terus berjalan," tegasnya.

selain itu, rahmad juga mendorong pihak kepolisian untuk menginvestigasi kasus ini secara menyeluruh, termasuk kemungkinan adanya unsur pidana.

"kami mendesak pemerintah, dalam hal ini kementerian pendidikan dan kementerian kesehatan, untuk menginvestigasi secara tuntas sekaligus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pendidikan program dokter spesialis, yang fokus pada pendidikan serta memberantas segala bentuk perundungan di dunia pendidikan dokter spesialis," ungkapnya.

kasus ini mencuat ke publik setelah seorang dokter muda bernama aulia risma lestari akhiri hidup usai diduga menjadi korban perundungan di rsup kariadi.

aulia, yang juga mahasiswa universitas diponegoro semarang, diduga mengalami perundungan dari senior selama mengikuti ppds anestesi undip.

kabar ini langsung viral di media sosial, dengan kata kunci "undip" dan "ppds" menjadi trending topic di x hingga kamis (15/8/2024).

sebuah akun di media sosial x, @/bambangsuling11, mengungkap bahwa pihak ppds anestesi undip sempat berusaha menutupi kasus ini dengan menyebut korban sering menyuntikkan obat ke tubuhnya karena sakit saraf kejepit. 

namun, pernyataan ini terbantahkan setelah buku harian korban ditemukan.

dalam buku harian tersebut, aulia menumpahkan perasaan depresi akibat perundungan yang dialaminya.

percakapan antar dokter di whatsapp yang beredar menunjukkan bahwa aulia sudah merasakan ketidaknyamanan sejak tahun pertama menjalani program anestesi.

namun, ia tidak bisa keluar dari program karena terikat beasiswa dan harus membayar penalti sebesar rp500 juta jika mengundurkan diri. 

"yang bersangkutan mahasiswa beasiswa dari tegal, sudah terindikasi tidak kuat di anestesi sejak tahun pertama, tapi tidak bisa dikeluarkan secara sepihak karena dia kiriman instansi," tulis seorang dokter dalam percakapan tersebut.

aulia ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di kamar kosnya di semarang pada senin (12/8/2024). 

langkah tegas dan evaluasi menyeluruh diperlukan untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali.

Tag
Share