bacakoran.co

RS Medistra Larang Dokter dan Pegawainya Gunakan Hijab, MUI Minta Ditindak Tegas

heboh larangan mengenakan hijab untuk dokter dan perawat di RS Medistra--Kolase bacakoran/Ist

Melalui kicauan di media sosial, Cholil Nafis mengkritik kebijakan tersebut dan menekankan bahwa di Indonesia yang masyarakatnya sangat beragam, seharusnya tidak ada aturan yang melarang penggunaan hijab.

Cholil Nafis menambahkan, jika suatu rumah sakit tidak ingin ada karyawan yang berhijab, maka sebaiknya tidak beroperasi di Indonesia. 

BACA JUGA:Geger! Aaliyah Massaid & Thariq Halilintar Ngamuk, Laporkan Penyebar Hoax Hamil di Luar Nikah ke Polisi

BACA JUGA:Boikot Ultra! 7 Susu UHT Enak, dan Bebas Afiliasi Israel, Dijamin Anak-anak Sangat Suka

"Rumah Sakit yang masih phobia hijab begini baiknya tak usah buka di Indonesia karena kita sudah merdeka dan dijamin kebebasan untuk menjalankan ajaran agamanya masing-masing. Tolong pihak berwenang agar kasus di RS itu diusut ya agar tak menjadi preseden buruk," tegasnya.

Menanggapi kritikan dari petinggi MUI, beberapa netizen mengungkapkan bahwa praktik pelarangan hijab di rumah sakit sebenarnya tidak jarang terjadi.

"Banyak sekali rumah sakit yang anti hijab. Cara mengetahuinya mudah, jika kita datang sebagai pasien dan tidak ada staf yang berjilbab, itu tandanya," tulis seorang netizen.

RS Medistra Larang Dokter dan Pegawainya Gunakan Hijab, MUI Minta Ditindak Tegas

Deby Tri

Deby Tri


bacakoran.co - viral larangan mengenakan hijab disebuah rumah sakit di jakarta .

isu ini mencuat setelah dr. diani kartina, seorang dokter spesialis bedah di rumah sakit rs medistra mengungkapkan kekecewaannya melalui sebuah surat terbuka yang kemudian diunggah di

akibat dari larangan di rs medistra ini, dr. diani memutuskan untuk mengundurkan diri.

surat protes dr. diani kartina mulai beredar di media sosial mengungkap kebijakan rs medistra yang melarang penggunaan hijab bagi perawat dan dokter umum. 

dalam surat tersebut, dr. diani mempertanyakan kebijakan yang menurutnya tidak adil, terutama ketika kerabat dan asistennya yang berhijab mengajukan lamaran sebagai dokter umum di rs medistra, mereka harus melalui sesi wawancara yang menanyakan tentang hijab.

salah satu pengguna x @lonelynx___ pada minggu (1/9) mempostng isi surat dr. diani tersebut.

dr. diani merasa heran dan kecewa karena di era modern seperti sekarang masih ada pertanyaan yang dianggapnya rasis.

"dikatakan rs medistra berstandar internasional tetapi mengapa masih rasis seperti itu?," tulisnya.

setelah surat ini menjadi viral dan menimbulkan reaksi beragam dari masyarakat. 

banyak yang mengecam kebijakan , termasuk tokoh agama seperti ketua mui bidang dakwah dan ukhuwah, kh. muhammad cholil nafis.

melalui kicauan di media sosial, cholil nafis mengkritik kebijakan tersebut dan menekankan bahwa di indonesia yang masyarakatnya sangat beragam, seharusnya tidak ada aturan yang melarang penggunaan hijab.

cholil nafis menambahkan, jika suatu rumah sakit tidak ingin ada karyawan yang berhijab, maka sebaiknya tidak beroperasi di indonesia. 

"rumah sakit yang masih phobia hijab begini baiknya tak usah buka di indonesia karena kita sudah merdeka dan dijamin kebebasan untuk menjalankan ajaran agamanya masing-masing. tolong pihak berwenang agar kasus di rs itu diusut ya agar tak menjadi preseden buruk," tegasnya.

menanggapi kritikan dari petinggi mui, beberapa netizen mengungkapkan bahwa praktik pelarangan hijab di rumah sakit sebenarnya tidak jarang terjadi.

"banyak sekali rumah sakit yang anti hijab. cara mengetahuinya mudah, jika kita datang sebagai pasien dan tidak ada staf yang berjilbab, itu tandanya," tulis seorang netizen.

Tag
Share