bacakoran.co

Kasus Siswa Mesum di Kelas SD Demak, Pengamat Perlindungan Anak: Sangat Mengkhawatirkan, Jangan Tutup Mata!

Fenomena Mesum di Bawah Umur Kian Marak, Ini Tanggapan Pengamat Perlindungan Anak--Ist

BACAKORAN.CO - Kasus mesum di bawah umur yang melibatkan pelajar kembali menjadi sorotan publik.

Baru-baru ini, sebuah video viral menunjukkan sepasang pelajar terlibat dalam tindakan tak senonoh di dalam ruang kelas Sekolah Dasar (SD) di Demak, Jawa Tengah.

Video ini menunjukkan sepasang remaja, seorang siswa SMA berusia 17 tahun dan siswi SMP berusia 14 tahun.

Melakukan hubungan intim di depan rekan-rekan mereka yang justru menonton dan merekam adegan tersebut tanpa rasa bersalah.

BACA JUGA:Miris! 7 Fakta Video Asusila Pelajar Demak, 9 Teman Ikut Membantu Hingga Berhubungan Berkali-kali

BACA JUGA:Miris! Kronologi Kasus Video Asusila Siswi SMP dan Siswa SMA di Demak, Terungkap Sosok Pemerannya

Aksi ini langsung memicu respons dari banyak pihak, termasuk kepolisian dan pengamat perlindungan anak.

Pihak berwenang dengan cepat bergerak, menangkap pelaku pria dan memeriksa saksi-saksi yang terlibat, termasuk mereka yang merekam serta menyebarkan video tersebut.

Kejadian ini memicu keprihatinan mendalam karena melibatkan anak-anak di bawah umur serta terjadi di lingkungan sekolah, yang seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak untuk belajar.

Pengamat Perlindungan Anak, Ibu Rita Pranawati, memberikan tanggapannya terkait kasus tersebut.

BACA JUGA:Oknum Guru Madrasah Jadi Tersangka Terkait Kasus Video Asusila dengan Siswi di Gorontalo

BACA JUGA:Viral! Video Asusila Pelajar Demak, Kasat Reskrim Polres: Sudah Sering Berhubungan

Menurutnya, kejadian seperti ini mencerminkan lemahnya pengawasan dan edukasi terhadap anak-anak, baik dari keluarga, sekolah, maupun lingkungan.

"Kita tidak bisa menutup mata terhadap fakta bahwa banyak anak-anak yang terpapar konten dewasa dari internet tanpa adanya kontrol yang ketat. Ini sangat mengkhawatirkan," ujar Rita.

Kasus Siswa Mesum di Kelas SD Demak, Pengamat Perlindungan Anak: Sangat Mengkhawatirkan, Jangan Tutup Mata!

Ainun

Ainun


bacakoran.co - kasus di bawah umur yang melibatkan pelajar kembali menjadi sorotan publik.

baru-baru ini, sebuah video viral menunjukkan sepasang pelajar terlibat dalam tindakan tak di dalam ruang kelas sekolah dasar (sd) di demak, jawa tengah.

video ini menunjukkan sepasang remaja, seorang siswa sma berusia 17 tahun dan siswi smp berusia 14 tahun.

melakukan hubungan intim di depan rekan-rekan mereka yang justru menonton dan merekam adegan tersebut tanpa rasa bersalah.

aksi ini langsung memicu respons dari banyak pihak, termasuk kepolisian dan pengamat perlindungan anak.

pihak berwenang dengan cepat bergerak, menangkap pelaku pria dan memeriksa saksi-saksi yang terlibat, termasuk mereka yang merekam serta menyebarkan video tersebut.

kejadian ini memicu keprihatinan mendalam karena melibatkan anak-anak di bawah umur serta terjadi di lingkungan , yang seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak untuk belajar.

pengamat perlindungan anak, ibu rita pranawati, memberikan tanggapannya terkait kasus tersebut.

menurutnya, kejadian seperti ini mencerminkan lemahnya pengawasan dan edukasi terhadap anak-anak, baik dari keluarga, sekolah, maupun lingkungan.

"kita tidak bisa menutup mata terhadap fakta bahwa banyak anak-anak yang terpapar konten dari internet tanpa adanya kontrol yang ketat. ini sangat mengkhawatirkan," ujar rita.

dia juga menyoroti pentingnya pendidikan karakter di sekolah dan keluarga, serta urgensi meningkatkan kesadaran tentang bahaya perilaku seksual di usia dini.

rita menambahkan, "peran orang tua dan guru sangat krusial. mereka harus lebih proaktif dalam mengawasi dan memberikan arahan yang tepat, terutama terkait penggunaan media sosial dan internet."

pihak kepolisian telah menetapkan siswa laki-laki sebagai tersangka dan menjeratnya dengan undang-undang perlindungan anak, yang dapat berujung pada hukuman penjara hingga 15 tahun.

selain itu, polisi juga terus menyelidiki lebih lanjut tentang siapa saja yang terlibat dalam penyebaran video tersebut.

sementara itu, dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten demak juga turut serta dalam penanganan kasus ini.

mereka melakukan klarifikasi dengan pihak sekolah dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.

sekolah yang bersangkutan pun sedang mengevaluasi sistem pengawasan mereka, agar insiden semacam ini tidak lagi terjadi di masa mendatang.

fenomena seperti ini tidak bisa dianggap sepele.

dibutuhkan kolaborasi antara orang tua, guru, pemerintah, dan masyarakat untuk memberikan yang tepat dan meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak, khususnya dalam penggunaan media sosial.

pendidikan karakter sejak dini juga menjadi kunci penting dalam mencegah anak-anak terjerumus dalam perilaku yang tidak pantas.

dengan adanya langkah-langkah yang tepat, diharapkan kasus serupa tidak terulang dan anak-anak indonesia dapat tumbuh di lingkungan yang aman, sehat, dan terarah.

masyarakat dikejutkan dengan tersebarnya  tak senonoh yang melibatkan seorang siswi smp dan siswa sma di demak, jawa tengah.

parahnya, aksi bejat ini dilakukan di dalam sebuah ruangan sekolah dasar dan ditonton oleh sembilan teman mereka.

salah satu dari teman mereka bahkan merekam kejadian ini dan menyebarkannya hingga  di media sosial.

berdasarkan laporan dari youtube official inews, kejadian tersebut bermula saat korban bersama teman-temannya hendak pergi memfotokopi tugas.

di perjalanan, mereka dicegat oleh pelaku yang merupakan siswa sma.

tak lama kemudian, pelaku mengajak korban ke sebuah gedung sekolah dasar di desa cabaian, demak, jawa tengah.

di dalam ruangan kelas, keduanya melakukan tindakan  yang disaksikan oleh sembilan teman mereka tanpa ada yang mencegah.

yang lebih mengejutkan, salah satu dari teman mereka justru merekam aksi tersebut, memperlihatkan bagian tubuh sensitif kedua pelaku.

video ini akhirnya tersebar luas di media sosial, membuat gempar masyarakat sekitar.

 korban yang merasa terkejut dan marah setelah melihat video tersebut melalui whatsapp, langsung mengambil tindakan dengan melaporkannya kepada pihak kepolisian.

berdasarkan laporan ini, polisi segera bertindak cepat dengan mengamankan pelaku dan melakukan penyelidikan lebih lanjut.

menurut penjelasan pihak kepolisian, hubungan antara siswi smp dan siswa sma tersebut tidak dianggap sebagai pemerkosaan.

hal ini dikarenakan korban diketahui sudah sering berhubungan dengan pelaku sebelumnya.

namun, meskipun tidak tergolong pemerkosaan, tindakan ini tetap masuk dalam kategori  yang serius, terutama karena melibatkan anak di bawah umur.

menanggapi viralnya kasus ini, dinas pendidikan dan kebudayaan demak juga tidak tinggal diam.

mereka langsung melakukan investigasi untuk mengklarifikasi kejadian yang memalukan ini.

bidang pembinaan sekolah dasar bersama dinas sosial turut mendalami masalah ini untuk memastikan perlindungan terhadap anak-anak yang terlibat.

"kami akan memastikan bahwa kasus ini mendapatkan penanganan yang tepat. selain itu, kami juga akan bekerja sama dengan pihak sekolah dan dinas sosial untuk melakukan pembinaan lebih lanjut, mengingat kasus ini melibatkan anak-anak di bawah umur," ujar salah satu perwakilan dari dinas pendidikan demak.

setelah dilakukan pemeriksaan, polisi menetapkan pelaku berinisial rh sebagai tersangka atas tindakan  terhadap anak di bawah umur.

rh dijerat dengan undang-undang perlindungan anak, yang memiliki ancaman hukuman pidana penjara hingga 15 tahun.

kasus ini masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut oleh pihak berwajib.

kasus ini sekali lagi mengingatkan kita betapa pentingnya pengawasan terhadap anak-anak, terutama dalam penggunaan teknologi dan media sosial.

peran orang tua, sekolah, dan masyarakat sangat diperlukan untuk melindungi generasi muda dari tindakan-tindakan yang merusak moral dan masa depan mereka.

kasat reskrim polres demak akp winardi menyatakan, persetubuhan yang terjadi antara siswi smp inisial ml (14) dan siswa sma inisial rh di ruangan kelas sekolah dasar (sd) di desa cabean, demak, jawa tengah bukanlah pemerkosaan. 

lantaran keduanya kerap kali melakukan hubungan badan. 

"bukan (pemerkosaan, red), karena korban sudah sering berhubungan dengan pelaku," katanya, dikutip bacakoran.co dari laman okezonenews, jumat (27/9/2024).

mirisnya, persetubuhan yang dilakukan pelajar itu direkam dan ditonton oleh sembilan orang temannya. 

mereka terlihat santai melakukan adegan tidak senonoh itu seperti menganggap hal yang wajar. 

peristiwa itu terjadi berawal pada saat korban ml ingin ke tempat fotokopi sekitar pukul 12.00 wib, minggu (15/9/2024). 

kemudian korban menuju tempat fotokopi untuk mengerjakan tugas bersama teman-temannya. 

"pada saat di jalan dicegat oleh pelaku. selanjutnya pelaku ngobrol dengan kedua temannya tersebut, kemudian memanggil korban untuk diajak ke sekolah dasar," ujarnya. 

"sesampainya di sekolah dasar masuk ke ruang kelas dan pelaku menyetubuhi korban," sambungnya. 

satu orang pelaku dalam video asusila itu telah diamankan polisi. 

sedangkan sebanyak sembilan orang saksi diperiksa, khususnya yang menyebarkan video. 

diketahui, viral video asusila kedua pelajar yang divideokan temannya. 

terdapat 4 cuplikan video dari aksi tidak senonoh tersebut. 

pada video itu, 9 temannya sempat menonton bareng alias nobar dengan adegan bercinta sejoli pelajar tersebut. 

sesekali rh meminta temannya untuk mengecek apakah ada orang yang mendekat. 

peristiwa tersebut terjadi ketika ada acara pengajian di masjid dekat gedung sd. 

di mana, para pelajar tersebut masuk ke ruangan di sd yang pintunya dapat dibuka secara paksa. 

disisi lain, orangtua ml yang mengetahui kejadian itu langsung melapor ke pihak. kepolisian. 

Tag
Share