bacakoran.co - sebuah tragedi memilukan mengguncang republik demokratik pada pada tanggal 3 oktober 2024.
sebuah kapal feri yang beroperasi di tepatnya di wilayah goma, mengalami musibah tenggelam yang merenggut nyawa lebih dari 78 orang.
insiden ini terjadi akibat muatan berlebih yang melebihi kapasitas , mengakibatkan kapal tersebut tidak mampu bertahan dan akhirnya tenggelam.
kapal feri ini berangkat dari kota minova di wilayah kivu selatan dan hanya 100 meter dari pantai goma, yang merupakan tujuan akhirnya.
menurut gubernur kivu selatan, jean jacques purisi, ada sekitar 278 penumpang yang tercatat berada di kapal sebelum tragedi terjadi.
"dibutuhkan waktu tiga hari untuk memperoleh angka pasti karena tidak semua jasad korban dapat segera ditemukan," ungkap gubernur purisi kepada media reuters.
tragedi ini membawa duka mendalam bagi banyak keluarga yang kehilangan orang-orang tercinta.
banyak penduduk setempat memilih menggunakan jalur air untuk menyebrangi bagian utara danau kivu menuju goma.
pilihan ini diambil untuk menghindari perjalanan darat yang sering kali berbahaya, terutama dengan adanya konflik antara pasukan pemerintah kongo dan kelompok pemberontak m23.
kondisi ini menjadi salah satu faktor utama mengapa kapal feri tersebut dipenuhi penumpang melebihi kapasitas.
sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan detik-detik saat kapal terbalik dan tenggelam tidak jauh dari pelabuhan.
situasi yang sangat mengharukan ini disaksikan langsung oleh banyak orang, termasuk aktivis lokal, aaron ashuza, yang melihat upaya penyelamatan para korban.
ia menyaksikan jasad korban diambil dari sungai dan beberapa korban luka yang segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.
di antara sedikit penumpang yang berhasil selamat adalah alfani buroko byamungu.
"saya melihat orang-orang tenggelam, banyak yang jatuh ke air. saya juga melihat wanita dan anak-anak yang tenggelam, dan saya hampir ikut tenggelam, tetapi tuhan menyelamatkan saya." bebernya dengan sedih.
mushagulua bienfait, seorang penduduk goma yang kehilangan tiga anggota keluarganya dalam tragedi ini.
"semua ini adalah dampak dari perang. mereka tidak berusaha mengamankan jalanan agar bisa digunakan lagi," ujarnya.
sejak kelompok pemberontak m23 melancarkan serangan pada akhir tahun 2021, mereka telah menguasai sebagian besar wilayah di drc timur, memperkuat kehadiran militer, dan meningkatkan jumlah kelompok bersenjata di daerah tersebut.
kondisi ini semakin memperburuk situasi keamanan dan meningkatkan risiko bagi penduduk setempat.
kejadian tenggelamnya kapal ini bukanlah yang pertama kali terjadi di republik demokratik kongo.
sering kali kapal-kapal menghadapi risiko tinggi dengan memuat penumpang jauh di atas kapasitas, tanpa menyediakan pelampung keselamatan dan banyak penumpang yang tidak bisa berenang.
hal ini menambah panjang daftar tragedi maritim yang menimpa negara ini.
tragedi kapal tenggelam di sungai kivu ini tidak hanya menyoroti kelemahan dalam sistem transportasi air di negara tersebut, tetapi juga menekankan perlunya perbaikan infrastruktur dan keamanan yang mendesak.