bacakoran.co

Kasus Kematian Mahasiswi Untar, Pihak Kampus Pastikan Bukan Karena Skripsi ataupun Bullying

Kasus Kematian Mahasiswi Untar Pihak Kampus Pastikan Bukan Karena Skripsi ataupun Bullying --Inilah.com

BACAKORAN.CO - Dari pihak Universitas Tarumanegara (Untar) membantah adanya dugaan mahasiswi berinisial E (8) sedang mengerjakan skripsi sebelum akhirnya tewas.

Seperti diketahui E (18) ditemukan tewas di kampus setelah menjatuhkan diri dari lantai 4 di salah satu gedung kampus.

"Bukan mahasiswa yang sedang skripsi. Bukan mahasiswa yang katanya proposal skripsinya ditolak, jadi ini yang perlu diluruskan," jelas Kepala Kantor Humas Untar Paula T Anggarina, Senin (7/10), dikutip bacakoran.co dari KompasTv, Selasa (8/10/2024).

Paula juga menjelaskan mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa baru di Universitas Tarumanegara (Untar).

BACA JUGA:4 Universitas Terbaik di Jakarta Barat dengan Pendidikan Berkualitas dan Fasilitas Modern, Salah Satunya UNTAR

BACA JUGA:6 Fakta Kasus Mahasiswi Untar Terjun dari Lantai 4, Curhat Beban Berat hingga Tinggalkan Catatan Berisi

"Terkait dengan status mahasiswa, ini adalah mahasiswa baru. Jadi angkatan 2024," ungkapnya.

Berdasarkan penjelasannya tersebut baru mengikuti proses belajar mengajar di Untar di pertengahan tahun 2024 di bulan Agustus.

"Jadi dua bulan, kurang lebih satu setengah sampai dua bulan (mengikuti proses belajar mengajar)," jelasnya.

"Kalau ada hal-hal yang mungkin terkait perkuliahannya, pertemannnya ini belum bisa terlihat, karena ini masih mahasiswa baru," terangnya.

BACA JUGA:Pihak Untar Buka Suara Terkait Tewasnya Mahasiswi yang Diduga Bunuh Diri di Kampus

BACA JUGA:Tragedi Mahasiswi Untar Terjun dari Lantai 4, Menguak Isi Diary Berbahasa Mandarin, Tak Ada Masalah Keluarga

Kemudian, dilansir dari KompasTV, Paula pun menepis adanya dugaan karena kasus bullying dalam kematian E (18).

"Kalau terkait dengan isu bullying, kami sudah berkomunikasi dengan internal kami di fakultas tempat almarhum berasal. Bisa dipastikan bukan perundungan karena di tempat kami sudah tidak ada lagi Ospek (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus)," jelasnya.

Kasus Kematian Mahasiswi Untar, Pihak Kampus Pastikan Bukan Karena Skripsi ataupun Bullying

Yanti D.P

Yanti D.P


bacakoran.co - dari pihak universitas tarumanegara () membantah adanya dugaan mahasiswi berinisial e (8) sedang mengerjakan skripsi sebelum akhirnya tewas.

seperti diketahui e (18) ditemukan tewas di kampus setelah menjatuhkan diri dari lantai 4 di salah satu gedung kampus.

"bukan mahasiswa yang sedang skripsi. bukan mahasiswa yang katanya proposal skripsinya ditolak, jadi ini yang perlu diluruskan," jelas kepala kantor humas untar paula t anggarina, senin (7/10), dikutip bacakoran.co dari , selasa (8/10/2024).

paula juga menjelaskan mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa baru di universitas tarumanegara (untar).

"terkait dengan status mahasiswa, ini adalah mahasiswa baru. jadi angkatan 2024," ungkapnya.

berdasarkan penjelasannya tersebut baru mengikuti proses belajar mengajar di untar di pertengahan tahun 2024 di bulan agustus.

"jadi dua bulan, kurang lebih satu setengah sampai dua bulan (mengikuti proses belajar mengajar)," jelasnya.

"kalau ada hal-hal yang mungkin terkait perkuliahannya, pertemannnya ini belum bisa terlihat, karena ini masih mahasiswa baru," terangnya.

kemudian, dilansir dari kompastv, paula pun menepis adanya dugaan karena kasus bullying dalam kematian e (18).

"kalau terkait dengan isu bullying, kami sudah berkomunikasi dengan internal kami di fakultas tempat almarhum berasal. bisa dipastikan bukan perundungan karena di tempat kami sudah tidak ada lagi ospek (orientasi studi dan pengenalan kampus)," jelasnya.

paula juga mengungkapkan masa pengenalan kampus terhadap mahasiswa/mahasiswi termasuk korban, dilakukan dengan memberi materi mengenai bela negara, kesehatan mental dan lainnya.

"jadi, kegiatan-kegiatannya tidak mungkin seperti yang lalu-lalu. jadi, tidak ada yang istilahnya karena bullying dan sebagainya. itu kami pastikan tidak ada," tegas paula.

sebelumnya masyarakat dikejutkan oleh kasus mahasiswi universitas tarumanegara (untar) berinisial e (18 tahun) yang ditemukan  di area gedung m kampus untar 1, grogol petamburan, jakarta barat, pada jumat, 4 oktober 2024.

mahasiswi untar tersebut diduga  dengan melompat dari lantai 4.

jasad e pertama kali ditemukan oleh petugas keamanan  berinisial ds dan de, yang saat itu sedang bertugas.

kepala bidang humas polda metro jaya, kombes pol ade ary, menyatakan bahwa sebelum menemukan korban dalam  tak bernyawa, petugas keamanan sempat melihat e berada di area selasar gedung m kampus untar.

"kedua saksi mendengar suara gedebuk, mereka langsung bergegas menghampiri suara tersebut. ternyata melihat korban sudah dalam keadaan meninggal dunia," ungkap ade ary dikutip dari  pada minggu (6/10).

berikut adalah rangkuman 6 fakta kasus mahasiswi  yang nekat terjun dari gedung lantai 4

1. dugaan akhiri hidup dengan melompat dari lantai 4

dari hasil penyelidikan awal, e diduga mengakhiri hidupnya dengan melompat dari lantai empat.

hal ini diperkuat oleh keterangan dari beberapa saksi, termasuk petugas keamanan kampus, serta rekaman dari cctv.

salah seorang saksi, yang bertugas pada saat itu, melihat e di area sekitar gedung m dan sempat meminta agar ia turun. namun, e menolak permintaan tersebut.

menurut kombes pol ade ary dari polda metro jaya, sebelum jatuh, e sempat terlihat berada di lantai 6b dan melakukan pemeriksaan terhadap keadaan di sana sebelum kembali ke mobilnya.

2. keadaan kampus yang sepi saat kejadian

peristiwa ini terjadi pada pukul 18.30 wib saat kondisi kampus dalam keadaan sepi.

pada saat itu, tidak ada mahasiswa lain yang terlihat di sekitar gedung, sehingga situasi memungkinkan bagi e untuk melakukan tindakan tersebut tanpa banyak perhatian dari orang lain.

3. korban merupakan mahasiswa baru

fakta lainnya yang terungkap adalah bahwa e merupakan mahasiswa baru yang baru memasuki semester pertama.

pihak kampus mengonfirmasi bahwa korban adalah mahasiswa fakultas seni rupa dan desain (fsrd) angkatan 2024.

hal ini menambah keprihatinan mengingat tekanan yang mungkin dialami oleh mahasiswa baru dalam beradaptasi dengan lingkungan perkuliahan yang baru.

4. catatan di buku korban 

saat penyelidikan berlangsung, pihak kepolisian menemukan beberapa catatan di dalam buku milik e.

catatan ini menunjukkan adanya indikasi niat untuk melakukan akhiri hidup, meskipun tidak ada surat wasiat yang ditemukan.

catatan tersebut tidak secara langsung menyebutkan keinginan untuk mengakhiri hidup, tetapi menggunakan bahasa yang menunjukkan beban emosional yang berat.

catatan ini menyerupai sebuah jurnal harian, di mana e mencurahkan isi hati dan pikirannya.

5. penyelidikan terbuka di kampus untar

kampus untar menunjukkan sikap terbuka terhadap penyelidikan kasus ini.

pihak kampus bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mengungkap lebih jauh mengenai kejadian yang tragis ini.

mereka berkomitmen untuk memberikan informasi terbaru setelah hasil penyelidikan tersedia.

dalam kesempatan ini, pihak kampus juga mengajak masyarakat untuk bijak dalam menyebarkan informasi agar tidak menambah ketidakpastian dan kepanikan di tengah situasi yang sudah sulit ini.

6. jenazah yang tidak diotopsi

setelah ditemukan meninggal, jenazah e sempat dibawa ke rumah sakit cipto mangunkusumo (rscm) untuk dilakukan proses otopsi.

namun, pihak keluarga menolak untuk melanjutkan proses tersebut dan memilih untuk membawa pulang jenazah.

kapolsek grogol petamburan, kompol reza haifz gumilang, menyatakan bahwa penyelidikan terkait motif dan penyebab bunuh diri e masih terus dilakukan, termasuk pemeriksaan saksi-saksi lainnya dan pengumpulan bukti tambahan.

isi diary mahasiswa untar yang loncat dari lantai 4 kampus ungkap beberapa fakta 

dikutip dari disway.id, kanitreskrim polsek grogol petamburan, akp aprino tamara mengatakan pihaknya menemukan beberapa catatan.

“kami cek hp dari korban, tidak ada yang janggal. hanya saja ada catatan di buku diarinya, dan bahasanya agak aneh. cuma yang tidak, 'saya bunuh diri', enggak. bahasa yang kayak bebannya berat gitu," katanya kepada awak media, sabtu 5 oktober 2024.

polisi menemukan buku curhata  tersebut seperti buku diary. 

"iya. seperti buku diary, korban,” kata aprino tamar.

polisi menemukan diary milik korban yang mengungkapkan bahwa ia mengalami beban berat sebelum kejadian tersebut.

saat ini, pihak kepolisian masih mengumpulkan bukti dan meminta keterangan dari para saksi untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban.

“sepertinya korban tidak menunjukkan ke seseorang atau keluarga, tidak menunjuk ke mana-mana. jadi dia hanya menulis itu pakai bahasa mandarin. bahasanya itu curhatan, memang sedih, cuma tidak menunjuk ke siapa-siapa," dikutip dari disway.id.

artikel telah rilis di disway.id berjudul

Tag
Share