bacakoran.co

Kemendikbudristek Akan Dipecah 3 Kementerian, Sekjen PP Muhammadiyah Diplot Jadi Menteri Pendidikan

Kemendikbudristek akan dipecah menjadi tiga kementerian terpisah, di mana menteri pendidikan bakal dijabat Prof Abdul Mu'ti, Sekretaris PP Muhammadiyah.--istimewa

BACAKORAN.CO – Kabar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang bakal dipecah menjadi tiga kementerian pada Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sepertinya benar adanya.

Hal itu menyusul adanya pemanggilan para calon menteri ke kediaman presiden terpilih Prabowo Subianto pada Senin (14/10/2024).

Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti merupakan salah satu nama yang dipanggil.

Usai pertemuan, Mu'ti mengungkapkan jika dirinya diberikan tanggung jawab untuk mengurus bidang pendidikan.

BACA JUGA:Tak Lagi Jabat Menteri di Kabinet Prabowo, Nadiem Makarim Balik Jadi Bos Gojek?

BACA JUGA:Airlangga Dipanggil Prabowo ke Kertanegara: Dapat Misi Penting Jaga Stabilitas Ekonomi RI di Tengah Geopolitik

Mu’ti mengaku Prabowo mempercayakannya tugas untuk memimpin pendidikan dasar dan menengah.

"Insya Allah saya akan didampingi oleh dua wakil menteri,” ungkap Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah itu.

Namun, ia mengaku tidak mengetahui siapa saja para wakil menteri tersebut.

Keputusan penunjukan wakil menteri menjadi wewenang presiden.

BACA JUGA:Cek! Daftar Lengkap 49 Nama Calon Menteri yang Dipanggil oleh Prabowo pada Hari Pertama!

BACA JUGA:Sri Mulyani Hingga Erik Tohir Dipanggil Prabowo di Kertanegara, Tetap Lanjut Jadi Menteri

Jika jadi menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud),  Mu’ti akan menggantikan posisi Nadiem Makarim.

Diketahui, sebelum dipercaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai menteri Pendidikan, Nadiem Makarim dikenal sebagai pendiri perusahaan Gojek pada tahun 2009 di Jakarta.

Kemendikbudristek Akan Dipecah 3 Kementerian, Sekjen PP Muhammadiyah Diplot Jadi Menteri Pendidikan

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – kabar kementerian pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi (kemendikbudristek) yang bakal dipecah menjadi tiga kementerian pada subianto-gibran rakabuming raka sepertinya benar adanya.

hal itu menyusul adanya pemanggilan para calon menteri ke kediaman presiden terpilih prabowo subianto pada senin (14/10/2024).

sekretaris prof abdul mu’ti merupakan salah satu nama yang dipanggil.

usai pertemuan, mu'ti mengungkapkan jika dirinya diberikan tanggung jawab untuk mengurus bidang pendidikan.

mu’ti mengaku prabowo mempercayakannya tugas untuk memimpin pendidikan dasar dan menengah.

"insya allah saya akan didampingi oleh dua wakil menteri,” ungkap guru besar uin syarif hidayatullah itu.

namun, ia mengaku tidak mengetahui siapa saja para wakil menteri tersebut.

keputusan penunjukan wakil menteri menjadi wewenang presiden.

jika jadi menjabat menteri pendidikan dan kebudayaan (mendikbud),  mu’ti akan menggantikan posisi nadiem makarim.

diketahui, sebelum dipercaya presiden joko widodo (jokowi) sebagai menteri pendidikan, nadiem makarim dikenal sebagai pendiri perusahaan gojek pada tahun 2009 di jakarta.

adapun informasi yang beredar, kemendibukristek bakal dipecah menjadi tiga kementerian.

ketiga kementerian itu yakni : kementerian pendidikan, riset dan teknologi; kementerian pendidikan tinggi (kemendikti); kementerian kebudayaan (kemenbud).

di mana informasi lain menyebutkan jika jabatan menteri kebudayaan bakal diisi fadli zon dan menteri pendidikan tinggi diisi prof yassierli.

sementara itu, wakil koordinator indonesia education watch praditiyo ikram mengomentari wacana pemisahan kemendikbudristek menjadi tiga kementerian.

meski langkah ini memungkinkan para menteri untuk lebih fokus pada tugas-tugas spesifik, dikhawatiran keputusan tersebut mungkin didorong oleh faktor politik.

menurutnya, hingga kini masih ada ketidakjelasan terkait pengalokasian anggaran, struktur pengelolaan, serta program kerja masing-masing kementerian yang baru.

hal ini, menurutnya, berpotensi memengaruhi efektivitas pembagian tugas pokok dan fungsi (tupoksi) di ketiga kementerian tersebut.

namun, terangnya, hal ini menjadi kesempatan yang pas bagi masyarakat merasakan perbedaan secara khusus pada sejumlah isu.

“isu-isu kesejahteraan guru, makin rumitnya administrasi, serta implementasi pendidikan,” ujarnya dilansir dari tempo.

Tag
Share