bacakoran.co – proyeksi global di tahun 2025 mengalami revisi, turun dari perkiraan sebelumnya.
pun memperingatkan tentang meningkatnya risiko, mulai dari perang hingga proteksionisme perdagangan.
namun, imf memberikan apresiasi kepada bank sentral atas keberhasilannya dalam mengendalikan inflasi tanpa menyebabkan resesi di berbagai negara.
dalam laporan terbaru prospek ekonomi dunia yang dirilis hari ini, selasa (22/10/2024), imf memperkirakan pertumbuhan akan mencapai 3,2 persen pada tahun 2025, turun 0,1 poin dari proyeksi sebelumnya pada bulan juli.
sementara itu, proyeksi pertumbuhan untuk tahun ini tetap di angka 3,2 persen, dan inflasi global diperkirakan akan turun menjadi 4,3 persen pada tahun 2025 dari 5,8 persen pada tahun ini.
imf telah berulang kali memperingatkan pertumbuhan ekonomi global akan cenderung melambat dalam jangka menengah.
laju perekonomian disebut tidak cukup tinggi untuk mendukung upaya negara-negara dalam mengurangi kemiskinan dan menghadapi tantangan perubahan iklim.
“kami melihat peningkatan risiko di sisi negatif, dan ketidakpastian dalam ekonomi global semakin besar,” ungkap kepala ekonom imf, pierre-olivier gourinchas, dalam keterangan pers.
menurutnya, ada risiko geopolitik dengan kemungkinan eskalasi konflik regional yang bisa berdampak pada pasar komoditas.
“serta peningkatan proteksionisme dan gangguan perdagangan yang dapat memengaruhi aktivitas global," lanjutnya.
meski imf tidak secara langsung menyebut pemilihan umum as, ketegangan politik yang muncul dalam dua minggu ke depan turut mewarnai pertemuan tahunan imf dan bank dunia yang menghadirkan menteri keuangan serta gubernur bank sentral dari hampir 200 negara di washington.
dalam laporannya, imf pun memperingatkan tarif dan ketidakpastian perdagangan bisa memangkas output ekonomi global sekitar 0,5 persen pada tahun 2026.
selain itu, lembaga ini menyoroti kekhawatiran terkait utang publik global yang diperkirakan mencapai $100 triliun atau 93 persen dari produk domestik bruto dunia pada akhir 2024, dengan peningkatan signifikan di as dan tiongkok.
imf mendesak pemerintah untuk mengambil langkah sulit guna menstabilkan utang, terutama di tengah kebutuhan untuk membiayai transisi energi bersih, mendukung populasi yang menua, dan memperkuat keamanan nasional.
imf memperingatkan mengenai risiko terhadap prospek utang yang cenderung meningkat.
di sisi lain, imf menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi as menjadi 2,8 persen pada tahun ini dan 2,2 persen untuk tahun depan, berkat konsumsi yang lebih kuat.
selain itu, imf memperingatkan kebijakan moneter ketat dapat menghambat pertumbuhan lebih dari yang diantisipasi.
tekanan utang yang meningkat di negara-negara berkembang serta kenaikan harga pangan dan energi akibat perang, perubahan iklim, dan ketegangan geopolitik juga menjadi risiko yang perlu diwaspadai ke depannya.