bacakoran.co - julia rimba tiktoker yang saat ini menjadi pusat perhatian setelah diduga menggunakan chatgpt untuk menulis bukunya.
menanggapi tuduhan tersebut julia telah membuat video klarifikasi untuk meredakan situasi yang memanas.
dalam klarifikasinya, julia masyarakat untuk tidak membeli bukunya jika meragukan keaslian karyanya.
julia menjelaskan bahwa penggunaan chatgpt dalam proses penulisan bukunya semata-mata untuk keperluan editing.
dikutip bacakoran.co dari tiktok , yang memberikan klarfikasi alasan ia menggunakan chatgpt
"aku sudah beberapa kali menjelaskan, aku menggunakan ai chatgpt untuk mengedit buku karena memang aku tidak memiliki editor," ujar julia.
buku pertamanya seratus juta pertama ditulisnya untuk menginspirasi orang lain.
buku ini menceritakan bagaimana julia memperoleh penghasilan besar melalui media sosial.
sementara itu buku keduanya, "wanita kok tantrum," ditujukan untuk memberikan motivasi kepada wanita agar tidak terjebak dalam emosi negatif dan lebih fokus pada pengembangan diri.
julia juga menjelaskan alasannya memilih chatgpt.
"nah kenapa sih aku itu copy paste dari chatgpt. ada bintang-bintangnya seperti ini. karena aku pikir aku tidak ada yang perlu disembunyikan gitu. ini buku tidak resmi dan aku tidak berbohong," katanya seraya menunjukkan bukti draf tulisan di google docs sebelum mencapai versi final.
meski menulis menggunakan chatgpt tidak dilarang, terutama karena ai dirancang untuk mempermudah pekerjaan, penggunaan ai dalam penulisan buku masih menjadi perdebatan.
beberapa pihak menilai bahwa chatgpt dapat mengaburkan batasan hak cipta karena mengadaptasi berbagai gaya penulisan dari beragam sumber.
penggunaan chatgpt untuk tujuan komersial, seperti penulisan buku, dianggap kontroversial.
seperti yang disampaikan akun x @rwanifles, menganggap hasil dari chatgpt sebagai karya orisinil jelas salah, terutama jika digunakan untuk keuntungan komersial.
seorang pembeli buku julia, nisa jane @xhylatte mengungkapkan penyesalannya setelah membeli buku tersebut.
"gue termasuk salah satu orang yang beli, baru baca halaman pertama udah nebak ini isinya chatgpt, layout berantakan parah, bahkan masih rapihan makalah anak sd kayanya," katanya, meminta uangnya dikembalikan.
julia mengakui bahwa bukunya memang ditulis menggunakan chatgpt untuk editing.
"aku ini beberapa kali bilang, aku menggunakan ai chatgpt untuk edit buku aku. karena memang aku tidak ada editor," jelasnya.
julia menambahkan bahwa ia bukan seorang psikolog, melainkan individu biasa yang ingin berbagi pengalaman hidupnya, baik melalui tulisan maupun video.
hingga kini, julia telah menulis sedikitnya 3 buku menggunakan bantuan ai, yang semuanya menceritakan tentang perjalanan hidup dan pengalamannya sebagai freelancer di