bacakoran.co

Ibu Siswa SMAK yang Dipaksa Sujud dan Menggonggong Ungkap Kronologi Intimidasi Anaknya

Ibu dari siswa SMAK mengungkap kronologi intimidasi yang dialami anaknya-cnnindonesia.com-

BACAKORAN.CO - Ira Maria, ibu dari EN, seorang siswa di SMA Kristen (SMAK) Gloria 2 Surabaya, merasa sangat terpukul setelah anaknya menjadi korban intimidasi oleh seorang pria dewasa bernama Ivan Sugianto.

EN sebelumnya mengalami tindakan intimidasi karena diduga telah menyebut rambut anak Ivan, EL, mirip dengan anjing ras pudel.

Ivan pun memaksa EN untuk meminta maaf dengan cara bersujud dan menggonggong.

"Anak saya di depan orang banyak sujud dan menggonggong saya tidak bisa [menerima]," kata Ira saat ditemui di kediamannya, dikutip bacakoran.co pada cnnindonesia.com, Kamis (14/11).

BACA JUGA:Ivan Pelaku Intimidasi yang Suruh Siswa Sujud dan Menggonggong, Terancam 3 Tahun Penjara, Ini Pasalnya

BACA JUGA:Ditangkap di Bandara, Ivan Pelaku yang Mengintimidasi Siswa Surabaya Akhirnya Ditetapkan Sebagai Tersangka!

Ira menjelaskan bahwa EN sama sekali tidak berniat untuk menghina EL. Ia menyatakan bahwa anaknya hanya sedang bercanda dengan teman-temannya.

"Bermula dari guyonan antara EN dan teman-teman, yang menyebutkan EL lucu rambutnya seperti pudel dan itu terjadi diantara guyonan diantara teman-temannya saja. Tidak ada saling ejek, atau EN mengatakan anjing secara langsung," ujarnya.

EN telah meminta maaf kepada EL. Namun, EL tetap mendesak anaknya untuk membuat pernyataan tertulis dan video permintaan maaf. Ira pun meminta anaknya untuk tidak memberikan respons.

"EL mengirim pesan pada EN bahwa ia harus membuat video dan juga menulis surat bermaterai permintaan maaf. Dan karena EN tidak tahu apa itu materai, apa itu dia menceritakan kronologis itu pada orang tuanya, pada saat itu saya melarang EN untuk merespons karena mereka ini adalah anak di bawah umur dan belum dewasa secara hukum," ucapnya.

BACA JUGA:Guru Besar UI Diancam Sebelum Kritik Pemerintah: Ini Pesan Intimidasi yang Diterima

BACA JUGA:Meski Sudah Damai, Polisi Tetap Usut Kasus Pria Paksa Siswa Sujud dan Menggonggong

Pada akhirnya, ayah EL, Ivan Sugianto, datang ke SMAK Gloria 2 untuk mencari EN pada tanggal 21 Oktober 2024. Ia juga membawa sekelompok orang yang diutusnya.

Ira dan suaminya yang berada di lokasi berusaha untuk berbicara dengan Ivan dan para pengikutnya dengan cara yang baik. Namun, usaha tersebut sia-sia, dan situasi semakin memanas.

Ibu Siswa SMAK yang Dipaksa Sujud dan Menggonggong Ungkap Kronologi Intimidasi Anaknya

Kurnia

Kurnia


bacakoran.co - ira maria, ibu dari en, seorang siswa di sma kristen (smak) gloria 2 surabaya, merasa sangat terpukul setelah anaknya menjadi korban intimidasi oleh seorang pria dewasa bernama ivan sugianto.

en sebelumnya mengalami tindakan karena diduga telah menyebut rambut anak ivan, el, mirip dengan anjing ras pudel.

ivan pun memaksa en untuk meminta maaf dengan cara bersujud dan menggonggong.

"anak saya di depan orang banyak sujud dan menggonggong saya tidak bisa [menerima]," kata ira saat ditemui di kediamannya, dikutip bacakoran.co pada , kamis (14/11).

ira menjelaskan bahwa en sama sekali tidak berniat untuk menghina el. ia menyatakan bahwa anaknya hanya sedang bercanda dengan teman-temannya.

"bermula dari guyonan antara en dan teman-teman, yang menyebutkan el lucu rambutnya seperti pudel dan itu terjadi diantara guyonan diantara teman-temannya saja. tidak ada saling ejek, atau en mengatakan anjing secara langsung," ujarnya.

en telah meminta maaf kepada el. namun, el tetap mendesak anaknya untuk membuat pernyataan tertulis dan video . ira pun meminta anaknya untuk tidak memberikan respons.

"el mengirim pesan pada en bahwa ia harus membuat video dan juga menulis surat bermaterai permintaan maaf. dan karena en tidak tahu apa itu materai, apa itu dia menceritakan kronologis itu pada orang tuanya, pada saat itu saya melarang en untuk merespons karena mereka ini adalah anak di bawah umur dan belum dewasa secara hukum," ucapnya.

pada akhirnya, ayah el, ivan sugianto, datang ke smak gloria 2 untuk mencari en pada tanggal 21 oktober 2024. ia juga membawa sekelompok orang yang diutusnya.

ira dan suaminya yang berada di lokasi berusaha untuk berbicara dengan dan para pengikutnya dengan cara yang baik. namun, usaha tersebut sia-sia, dan situasi semakin memanas.

"papa el (ivan) lalu bilang mau diselesaikan di dalam atau di luar. menekan dengan kata-kata seperti itu, akhirnya sempat keluar [pernyataan ivan] dan mengusulkan kedua anak itu bertarung. saat itu saya menolak penyelesaian dengan kekerasan dan memilih untuk baik-baik," katanya.

kemudian, ivan dan para pengikutnya semakin brutal. dia pun memaksa en untuk meminta maaf dengan cara sujud dan menggonggong seperti anjing.

"saya ketakutan banyak orang, dan secara spontan saya menyuruh en [menuruti paksaan ivan] seperti dalam video, supaya masalah cepat selesai," ucapnya.

pihak sekolah dan petugas keamanan berupaya untuk memediasi kedua belah pihak di dalam gedung. namun, usaha tersebut tidak membuahkan hasil, karena tidak ada kesepakatan yang tercapai.

ivan bahkan menekan keluarga ira dengan mengklaim bahwa dirinya memiliki hubungan dengan aparat kepolisian. akibatnya, ira pun pingsan dan tidak sadarkan diri.

"hati saya terluka dan sakit saya hancur dan merasa gagal lalu saya pingsan dan dibawa ke rumah sakit," ujarnya.

pada malam hari, setelah ira pulang dari rumah sakit, orang yang diutus oleh ivan kembali menghubungi suaminya. mereka meminta untuk bertemu guna membicarakan kesepakatan damai.

"setelah selesai pulang dari rs, saya dihubungi iban untuk bertemu, tapi kami menolak. malam hari ada orang yang diminta ivan untuk menjadi mediator, kalau kita tidak datang kesana mereka yang akan datang kesini," ucap dia.

"kami pun mengalah untuk datang kesana di tempat yang mereka katakan. pada saat kami disana, sudah ada ivan dan beberapa orang yang menunggu kami, dan ada beberapa orang yang mengaku sebagai polisi. suami saya diminta untuk membuat video permintaan maaf dan klarifikasi tidak ada masalah. dan ivan menulis surat perjanjian itu tanpa ada fotokopian," jelasnya.

ira menjelaskan bahwa dalam video dan surat tersebut, mereka diminta untuk menyampaikan permohonan maaf karena en dianggap telah berbuat tidak menyenangkan terhadap anak ivan, yaitu el.

sementara itu, dan membuat perjanjian.

ira menambahkan bahwa pada awalnya, ivan berjanji bahwa video permintaan maaf itu hanya akan digunakan sebagai dokumentasi pribadi dan tidak akan disebarluaskan.

namun, video tersebut malah beredar di media sosial dengan narasi-narasi yang menurutnya tidak sesuai dengan kenyataan.

"tapi setelah itu video saya justru beredar, video suami saya bertemu mereka beredar. dan pada saat itu ivan mulai mengklarifikasi hal-hal yg tidak benar yang tidak sesuai kenyataan dan memutar balikkan fakta, dan seolah-olah mereka yang menjadi korban," katanya.

setelah perdamaian itu, ira hanya bisa terdiam dan menyimpan rasa kecewa di dalam hatinya. namun kini, dia siap untuk berbicara dan mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi pada anaknya.

"selama ini saya berusaha untuk diam, karena saya pikir masalah ini bisa diselesaikan baik-baik. ternyata selama semakin saya diam, fakta dan kebenaran di luar semakin tidak sesuai. karena itu beberapa pihak mendorong saya untuk mengungkap semua ini," ujarnya.

saat ini, menurut ira, anaknya mengalami trauma dan rasa takut. selain itu, en juga dikenakan sanksi diskorsing oleh smak gloria 2 selama tiga hari.

"sekarang [en] mau apa-apa takut, bahkan ketika ditinggal pergi dia selalu mencari saya. bahkan ketika saya minta buka pintu dia [minta] foto bahwa itu bener-bener papa mamanya," ungkapnya.

baru-baru ini, sebuah keributan di salah satu sekolah di surabaya, jawa timur, menjadi viral di media sosial. peristiwa tersebut dilaporkan terjadi di sma kristen (smak) gloria 2 surabaya.

dalam video yang beredar, seorang pria dewasa tampak mengintimidasi seorang siswa yang masih di bawah umur. pria tersebut bahkan memerintahkan anak itu untuk .

Tag
Share