bacakoran.co - mengalami kenaikan pada perdagangan senin (18/11/2024).
berdasarkan data unit pengolahan dan pemurnian , harga emas antam kini berada di angka rp1.476.000 per gram, melonjak rp8.000 dibandingkan hari sebelumnya.
untuk emas antam dengan bobot terkecil, yakni 0,5 gram, harganya dipatok rp788.000, naik rp4.000 dari perdagangan sebelumnya.
sementara itu, harga emas antam dengan bobot 5 gram ditawarkan rp7.155.000, 10 gram dijual rp14.255.000, dan 25 gram seharga rp35.512.000.
lalu emas antam ukuran 50 gram dijual rp70.945.000, 100 gram dijual rp141.812.000, dan 500 gram bisa ditebus dengan harga rp708.320.000.
sedangkan emas antam ukuran terbesar 1.000 gram dihargai rp1.416.600.000.
adapun harga buyback atau jual kembali emas antam hari ini dipatok sebesar rp1.326.000 per gram, juga naik rp8.000 dibandingkan perdagangan sebelumnya.
berdasarkan peraturan menteri keuangan (pmk) no. 34/pmk.10/2017, transaksi jual kembali emas ke antam dengan nominal lebih dari rp10 juta dikenakan pajak penghasilan (pph) pasal 22 sebesar 1,5 persen untuk pemilik npwp, dan 3 persen untuk non-npwp
pajak tersebut dipotong langsung dari nilai jual kembali. sementara itu, pembelian emas batangan juga dikenakan pph 22 sebesar 0,45 persen untuk pemilik npwp dan 0,9 persen untuk non-npwp.
setiap transaksi pembelian emas batangan dilengkapi dengan bukti potong pph 22.
kenaikan harga emas ini terjadi di tengah kenaikan imbal hasil obligasi amerika serikat (as).
data terbaru menunjukkan peningkatan penjualan ritel di negara tersebut lebih tinggi dari yang diperkirakan.
alex ebkarian, chief operating officer di allegiance gold menyebut, harga emas kembali dipengaruhi oleh fundamental pasar.
“ketidakpastian jangka pendek telah memudar. saat ini, emas kembali bergantung pada faktor fundamental,” ujarnya.
namun, suku bunga as yang cenderung lebih tinggi dapat menjadi tantangan bagi harga emas.
ketua federal reserve alias the fed jerome powellbaru-baru ini menyatakan, bank sentral as tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga.
sehingga emas, sebagai aset non-yielding, menjadi kurang menarik bagi investor.
kondisi ini membuat investor terus memantau pergerakan pasar global dan kebijakan ekonomi untuk menentukan strategi investasi, khususnya pada instrumen emas.