bacakoran.co - israel melancarkan udara besar-besaran di pinggiran selatan beirut, lebanon, minggu pagi.
serangan ini menargetkan kawasan dahieh, yang dikenal sebagai basis kelompok militan hizbullah.
beberapa jam sebelum serangan, militer israel telah mengeluarkan peringatan melalui media sosial, meminta warga setempat meninggalkan area tersebut.
media lokal melaporkan lonceng gereja berdentang untuk memperingatkan warga tentang bahaya mendekat.
ledakan keras mengguncang kawasan tersebut, menghancurkan bangunan dan infrastruktur penting.
tim penyelamat segera dikerahkan untuk mencari korban di bawah reruntuhan.
walikota hadath menggambarkan kehancuran yang terjadi sebagai tindakan kriminal, menyebutnya sebagai penghancuran total, bukan sekadar operasi militer.
serangan ini berlangsung di tengah perundingan gencatan senjata yang dimediasi oleh amerika serikat.
di sisi lain, hizbullah membalas dengan meluncurkan roket dan drone ke wilayah israel, meningkatkan ketegangan yang telah memuncak sejak serangan hamas tahun lalu.
konflik ini terus meluas sejak invasi israel ke lebanon pada oktober, memperparah kondisi warga sipil di wilayah tersebut.
militer juga mendesak warga di selatan lebanon untuk mengungsi, karena operasi daratnya bergerak semakin jauh ke utara.
kementerian kesehatan lebanon mencatat lebih dari 3.400 korban jiwa sejak konflik ini meletus, dengan lebih dari satu juta orang terpaksa mengungsi.
warga yang melarikan diri dari wilayah utara menghadapi kondisi yang semakin sulit, dengan akses terbatas ke makanan, air bersih, dan tempat tinggal.
serangan ini memperburuk krisis kemanusiaan di lebanon, yang sudah dilanda ketidakstabilan politik dan ekonomi.
komunitas internasional terus menyerukan penghentian kekerasan dan mengupayakan solusi damai untuk mengakhiri yang telah memakan begitu banyak korban.
kondisi di wilayah tersebut masih tegang, dan gencatan senjata yang diharapkan tampak sulit dicapai di tengah serangan yang terus berlanjut.