bacakoran.co

Penilaian Pengamat Politik terhadap Pasca Debat Tiga Paslon Gubernur- Cagub Sumsel

"Debat terakhir Pilkada Sumatera Selatan 2024 mempertemukan tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Para kandidat menyampaikan argumen dan visi mereka untuk memimpin provinsi Sumatera Selatan selama lima tahun ke depan."--

Penilaian Pengamat Politik terhadap Pasca Debat Tiga Paslon Gubernur- Cagub Sumsel

Ibnu Holdun

Hendra Agustian


bacakoran.co - debat terakhir pemilihan kepala daerah () sumatera selatan (sumsel) 2024 telah usai dilaksanakan.

para pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur telah menyampaikan argumen terbaiknya di atas panggung.

dari debat ini pula masyarakat diharapkan mampu memetik serta menilai paslon mana yang pantas untuk memimpin provinsi sumatera selatan 5 tahun kedepan. apakah paslon nomor urut 1, .

paslon nomor urut 2, era baru dan paslon nomor urut 3, matahati? 

nah, menilai debat yang sudah terlaksana dengan baik, pengamat politik bagindo togar, dalam penilaiannya melihat performa yang terjadi.

ada yang tampil unggul, menonjol hingga terkesan lugu.

terhadap pasangan bagindo togar, menurut  herman deru terkesan membatasi posisi cik ujang dalam debat. 

“semestinya memberikan ruang atau kesempatan bagi cik ujang untuk menjelaskan pertanyaan dari kandidat lain,” kata bagindo.

bagindo menganggap bahwa gubernur dan wakil gubernur adalah satu kesatuan, sehingga keduanya adalah yang harus saling melengkapi.

seperti ada pertanyaan dari cawagub anita, pada saat itulah cik ujang punya kesempatan untuk menunjukkan kapabilitasnya.

bagindo juga mengkritik terkait tanggung jawab terhadap permasalahan di provinsi sumsel.

meski tidak muncul di era pemerintahan deru, namun sebagai gubernur, herman deru turut bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah yang ada.

argumen itu, tutur bagindo, juga cenderung sangat normatif dan tidak menghadirkan alternatif terhadap masalah yang tengah dihadapi.

“herman deru cenderung mengelak terhadap permasalahan yang memang tidak muncul di era pemerintahan dia.

“tidak bisa begitu. masalah itu tetap harus diselesaikan.

nggak mungkin masalah masjid sriwijaya kita kembalikan lagi ke pak alex,” terang bagindo.

“pemerintahan itu sistemnya berkelanjutan, nomenklaturnya itu jabatan atau institusi gubernur, bukan personal.

jadi kalau ada masalah di era gubernur sebelumnya, gubernur selanjutnya ya tetap bertanggung jawab menyelesaikannya,” terangnya. 

berdasarkan penilaan bagindo, secara keseluruhan, paslon nomor urut 02, eddy santana putra-riezky aprilia tampak jauh lebih menonjol ketimbang paslon lain.

menurut bagindo, baik eddy maupun riezky, keduanya sama-sama ingin tampak lebih dominan.

hal tersebut terlihat pada saat keduanya mendapat kesempatan untuk berbicara.

mereka tampak saling bergantian berbicara dengan menyampaikan argumennya masing-masing. 

akan tetapi, bagindo menganggap pertanyaan maupun pernyataan yang diajukan keduanya justru terkesan menyerang ketimbang fokus pada pemecahan masalah.

“kelebihan paslon 02, mereka lebih cerdas dan tangkas, tetapi mereka itu murni menyerang. dua-duanya bicara.

terjadi upaya saling menonjol antara eddy dan riezky. mungkin karena mereka sama-sama tergolong cerdas, ya, jadi mereka berdua seperti nya bersaing, ingin saling menonjol,” kata dia.

sedangkan, paslon nomor urut 03, yakni mawardi yahya-anita noeringhati jauh lebih mengunggulkan sosok wakil.

dalam beberapa kali kesempatan, anita lebih banyak menguasai mikrofon ketimbang mawardi.

masih menurut bagindo, dia menilai bahwa mawardi menyadari kekurangannya, sehingga dia memberikan ruang lebih banyak kepada anita untuk berargumen di atas panggung. 

“meski yang menonjol wakilnya, tapi pak mawardi masih tampil legowo dan hanya menyampaikan hal-hal penting saja.

pak mawardi sadar akan kekurangannya, makanya dia beri ruang yang lebih luas untuk ibu anita dalam merepresentasikan gagasan maupun argumentasi nya, karena beliau menganggap sejatinya ibu anita itu memang lebih cerdas juga lugas,” tutupnya. (bij)

Tag
Share