bacakoran.co

Hanya Berlaku 12 Jam, Presiden Yoon Resmi Cabut Status Darurat Militer Korea Selatan, Ini Alasannya!

Status darurat militer di Korea Selatan resmi dicabut Presiden Yook Suk Yeol setelah adanya desakan dari majelis nasional dan aksi protes publik.--istimewa

Keputusan Yoon ini langsung menuai kecaman, baik dari anggota parlemen maupun masyarakat sipil.

Reaksi Parlemen dan Protes Publik

BACA JUGA:Viral! Buntut Ajak Salah Seorang Youtuber Korea Selatan Ke Hotel Oleh Oknum Pejabat Kemenhub, Begini Nasibnya

BACA JUGA:Viral! BPOM Korea Selatan Resmi Melarang Masak Tusuk Gigi Goreng di Negaranya, Ini Alasannya

Tak lama setelah status darurat diumumkan, sekitar 190 anggota Majelis Nasional berkumpul untuk menggelar sidang pleno.

Mereka dengan tegas menolak status darurat militer tersebut melalui pemungutan suara.

Sementara itu, protes dari masyarakat berlangsung di luar gedung Majelis Nasional.

Para demonstran menyerukan perlindungan demokrasi dan mendesak parlemen untuk memakzulkan Presiden Yoon.

BACA JUGA:Melahirkan Bayi di Korea Selatan Bakal Dapetin Uang Tunai Sebesar Rp350 Juta, Ada yang Minat?

BACA JUGA:Pemimpin Oposisi Korea Selatan Ditikam di Leher Saat Konferensi Pers di Busan.

Koordinasi Kabinet dan Pencabutan Status

Merespons tekanan parlemen dan aksi publik, Yoon segera mengadakan pertemuan darurat dengan kabinetnya.

Hasilnya, status darurat militer dicabut pada Rabu (4/12/2024) waktu setempat.  

Pencabutan ini mencerminkan ketegangan yang terus meningkat antara Presiden Yoon dan oposisi di parlemen, serta sorotan tajam terhadap kepemimpinannya di tengah isu domestik dan keamanan nasional.

Hanya Berlaku 12 Jam, Presiden Yoon Resmi Cabut Status Darurat Militer Korea Selatan, Ini Alasannya!

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – status darurat militer di resmi dicabut, rabu (4/12/2024).

itu artinya, status darurat militer hanya berlaku 12 jam sejak presiden korea selatan mengumumkannya pada selasa (3/12/2024).

keputusan pencabutan status darurat militer di korea selatan itu diambil setelah desakan dari majelis nasional yang didukung oleh aksi protes publik.

deklarasi dan pencabutan status

status darurat militer diumumkan oleh presiden yoon pada selasa malam pukul 22.00 waktu setempat dan mulai berlaku satu jam kemudian.

dalam pidato yang disiarkan secara nasional, yoon menyebut adanya ancaman "kekuatan anti-negara" yang berupaya merusak demokrasi dan kebahagiaan warga korea selatan. dia bahkan menuding korea utara sebagai salah satu ancaman.

namun, pidatonya juga menyinggung isu politik domestik.

yoon menuduh majelis nasional, yang dikuasai partai oposisi, sebagai pusat kekuatan anti-negara.

ia mengkritik para legislator sebagai "diktator" yang mencoba melemahkan sistem peradilan, administrasi, dan tatanan demokrasi negara.

yoon pun menyalahkan parlemen atas pemangkasan anggaran untuk keamanan publik dan pemberantasan kejahatan narkoba.

keputusan yoon ini langsung menuai kecaman, baik dari anggota parlemen maupun masyarakat sipil.

reaksi parlemen dan protes publik

tak lama setelah status darurat diumumkan, sekitar 190 anggota majelis nasional berkumpul untuk menggelar sidang pleno.

mereka dengan tegas menolak status darurat militer tersebut melalui pemungutan suara.

sementara itu, protes dari masyarakat berlangsung di luar gedung majelis nasional.

para demonstran menyerukan perlindungan demokrasi dan mendesak parlemen untuk memakzulkan presiden yoon.

koordinasi kabinet dan pencabutan status

merespons tekanan parlemen dan aksi publik, yoon segera mengadakan pertemuan darurat dengan kabinetnya.

hasilnya, status darurat militer dicabut pada rabu (4/12/2024) waktu setempat.  

pencabutan ini mencerminkan ketegangan yang terus meningkat antara presiden yoon dan oposisi di parlemen, serta sorotan tajam terhadap kepemimpinannya di tengah isu domestik dan keamanan nasional.

Tag
Share