bacakoran.co

Dana Bangub Sumsel, Talud Lama Dirobohkan, Pembangunan yang Baru Tak Sesuai Harapan

PROTES : Pertemuan warga yang protes dengan pihak Kontraktor Proyek Normalisasi dan Pembangunan Talud Sungai Kelekar di Kelurahan Majasari , Senin (9/12). (foto : dian/sumeks.bacakoran.co)--

BACAKORAN.CO - Sejumlah warga Kelurahan Majasari Kecamatan Prabumulih Selatan, Sumatera Selatan (Sumsel) khususnya di RT 5 RT 6 RW 04 khususnya yang bermukim di sekitar alirann Sungai Kelekar protes.

Mereka mempersoalkan proyek Normalisasi dan Pembangunan Talud atau Tembok Penahan Air di beberapa titik Sungai Kelekar.

Pasalnya, pembangunan proyek yang menggunakan Dana Bantuan Gubernur (Bangub) Sumatera Selatan  tahun 2024 itu tak sesuai dengan yang di janjikan dan tak sesuai dengan harapan warga.

Informasinya, dalam pembangunan proyek itu, kontraktor telah merobohkan talud lama. Kemudian talud baru yang di bangunan hanya 100 meter di kiri dan kanan sungai sementara diketahui dalam perencanaaan akan di bangun sepanjang 159 meter di kiri dan kanan sungai.

BACA JUGA:Pj Gubernur Sumsel : Penerbitan PP Tentang ASN akan Tingkatkan Kesejahteraan Korpri

BACA JUGA:Pj Gubernur Elen Setiadi Apresiasi Jajaran Kejati Sumsel Berhasil Selamatkan Dua Aset Milik Pemprov

Karena kecewa, wargapun menyampaikan keluhan mereka kepada Pemerintah Kelurahan.
Atas pengaduan itu, Senin 9 Desember 2024 Pemerintah Kelurahan Majasari memfasilitasi pertemuan antara warga, Dinas PUPR dan Kontraktor Pelaksana proyek di Kantor Kelurahan Majasari.

Dalam pertemuan itu,  Muhson Ketua RT 5 RW 4 Kelurahan Majasari, mengatakan bahwa semula talud yang direncanakan akan dibangun sepanjang 159 meter kiri kanan sungai. Namun kata dia yang dikerjakan 100 meter.

"Sementara talud yang ada dihancurkan, karenna itu kami minta talud yang sudah dihancurkan dibangun seperti semula," tegasnya dalam pertemuan itu.

Dalam kesempatan itu, dia juga mengaku berterima kasih atas upaya pemerintah yang telah melakukan normalisasi dan pembangunan talud.

BACA JUGA:Tragedi di Den Haag: Apartemen Runtuh Akibat Kebakaran, 6 Orang Meninggal Dunia

BACA JUGA:Aipda Robig Polisi yang Tembak Siswa SMK Semarang Tidak Hanya Dipecat tapi Resmi Jadi Tersangka!

Namun alangkah baiknya kata dia jika pembangunannya dilakukan dengan sebagaimana mestinya. "Kami berharap sesuai, yang katanya 150 meter, ya harus cak itu. Terus minta dirapikan,"katanya.

Warga lainnya yang hadir dalam pertemuan itu menuturkan, kondisi pembangunan talud sangat tidak sesuai. Terlebih sisikiri sungai atau di RT 5,  talud yang sudah dihancurkan tidak dibangun kembali.

"Hanya secumpuk, dan kondisi di lapangan sangat tidak rapi. Talud yang diseberang juga terputus," katanya.

Sartika, seorang ibu rumah tangga yang ikut hadir dalam pertemuan itu juga menyayangkan normalisasi yang tidak lagi dirapikan.  Dia mengatakan, sejumlah pohon pisang di lahan dekat sungai yang ada di pinggir rumahnya sudah dirobohkan. Begitu juga talud juga terkena imbas.

BACA JUGA:Lowongan Kerja Terbaru di Garuda Indonesia untuk Semua Jurusan, Cek di Sini Cara Daftar dan Syarat

BACA JUGA:Wajib Baca! 4 Manfaat Ayat 1000 Dinar dan Cara Mengamalkannya ala Ustaz Hanan Attaki, Auto Hidup Bahagia Nih

"Talud yang sudah dirusak tidak dibangun lagi, tanaman pisang di tanah kami sudah dirobohkan. Kemudian tanahnya tidak dirapikan banyak beling," katanya.

Menanggapi hal itu perwakilan Dinas PUPR Pemkot Prabumulih yakni Musni Yudiantara dan Andi yang merupakan perwakilan kontraktor kompak mengaku akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan atasan terkait keluhan masyarakat tersebut.

"Tentu kami memiliki atasan dan hasil rapat ini akan kami sampaikan atau koordinasikan dulu kepada pimpinan, nanti paling lambat Kamis 12 Desember 2024 akan kami sampaikan jawabannya," ujarnya.

Sementara itu, dari hasil pertemuan tersebut warga juga menuntut jalan yang rusak akibat pekerjaan normalisasi Sungai Kelekar tersebut mohon agar kiranya diperbaiki atau dibangun kembali.

BACA JUGA:Belanja Tanpa Ragu! 3 Tips Jitu Cek Status Halal Produk Lokal dan Internasional yang Wajib Muslim Ketahui

BACA JUGA:11 HP Sultan Harga Murah, Snapdragon 865, RAM 12GB, Start Sejuta-an, Siap Gas Tahun Baru!

Selain itu, akibat pekerjaan normalisasi Sungai Kelekar tersebut informasinya ada 3 rumah warga yang terdampak atau mengalami keretakan.

Dari pantauan, usai pertemuan Paik pihak PUPR, pihak kelurahan salam hal ini Lurah Majasari Susi Windasari SKM bersama Babinsa , Bhabinkamtibmas perwakilan warga RT RW secara langsung meninjau lokasi Normalisasi di RT 5 dan RT 6 RW 4 Kelurahan Majasari.  

Dana Bangub Sumsel, Talud Lama Dirobohkan, Pembangunan yang Baru Tak Sesuai Harapan

Dian Cahyani

Doni Bae


bacakoran.co - sejumlah warga kecamatan prabumulih selatan, sumatera selatan (sumsel) khususnya di rt 5 rt 6 rw 04 khususnya yang bermukim di sekitar alirann sungai kelekar protes.

mereka mempersoalkan proyek dan atau tembok penahan air di beberapa titik sungai kelekar.

pasalnya, pembangunan proyek yang menggunakan (bangub) sumatera selatan  tahun 2024 itu tak sesuai dengan yang di janjikan dan tak sesuai dengan harapan warga.

informasinya, dalam pembangunan proyek itu, kontraktor telah merobohkan talud lama. kemudian talud baru yang di bangunan hanya 100 meter di kiri dan kanan sungai sementara diketahui dalam perencanaaan akan di bangun sepanjang 159 meter di kiri dan kanan sungai.



karena kecewa, wargapun menyampaikan keluhan mereka kepada pemerintah kelurahan.
atas pengaduan itu, senin 9 desember 2024 pemerintah kelurahan majasari memfasilitasi pertemuan antara warga, dinas pupr dan kontraktor pelaksana proyek di kantor kelurahan majasari.

dalam pertemuan itu,  muhson ketua rt 5 rw 4 kelurahan majasari, mengatakan bahwa semula talud yang direncanakan akan dibangun sepanjang 159 meter kiri kanan sungai. namun kata dia yang dikerjakan 100 meter.

"sementara talud yang ada dihancurkan, karenna itu kami minta talud yang sudah dihancurkan dibangun seperti semula," tegasnya dalam pertemuan itu.

dalam kesempatan itu, dia juga mengaku berterima kasih atas upaya pemerintah yang telah melakukan normalisasi dan pembangunan talud.



namun alangkah baiknya kata dia jika pembangunannya dilakukan dengan sebagaimana mestinya. "kami berharap sesuai, yang katanya 150 meter, ya harus cak itu. terus minta dirapikan,"katanya.

warga lainnya yang hadir dalam pertemuan itu menuturkan, kondisi pembangunan talud sangat tidak sesuai. terlebih sisikiri sungai atau di rt 5,  talud yang sudah dihancurkan tidak dibangun kembali.

"hanya secumpuk, dan kondisi di lapangan sangat tidak rapi. talud yang diseberang juga terputus," katanya.

sartika, seorang ibu rumah tangga yang ikut hadir dalam pertemuan itu juga menyayangkan normalisasi yang tidak lagi dirapikan.  dia mengatakan, sejumlah pohon pisang di lahan dekat sungai yang ada di pinggir rumahnya sudah dirobohkan. begitu juga talud juga terkena imbas.



"talud yang sudah dirusak tidak dibangun lagi, tanaman pisang di tanah kami sudah dirobohkan. kemudian tanahnya tidak dirapikan banyak beling," katanya.

menanggapi hal itu perwakilan dinas pupr pemkot prabumulih yakni musni yudiantara dan andi yang merupakan perwakilan kontraktor kompak mengaku akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan atasan terkait keluhan masyarakat tersebut.

"tentu kami memiliki atasan dan hasil rapat ini akan kami sampaikan atau koordinasikan dulu kepada pimpinan, nanti paling lambat kamis 12 desember 2024 akan kami sampaikan jawabannya," ujarnya.

sementara itu, dari hasil pertemuan tersebut warga juga menuntut jalan yang rusak akibat pekerjaan normalisasi sungai kelekar tersebut mohon agar kiranya diperbaiki atau dibangun kembali.



selain itu, akibat pekerjaan normalisasi sungai kelekar tersebut informasinya ada 3 rumah warga yang terdampak atau mengalami keretakan.

dari pantauan, usai pertemuan paik pihak pupr, pihak kelurahan salam hal ini lurah majasari susi windasari skm bersama babinsa , bhabinkamtibmas perwakilan warga rt rw secara langsung meninjau lokasi normalisasi di rt 5 dan rt 6 rw 4 kelurahan majasari.  

Tag
Share