bacakoran.co – peredaran uang palsu kerap meningkat saat jelang hari raya, seperti lebaran dan natal, termasuk .
meningkatnya peredaran uang palsu ini terjadi saat transaksi jual beli masyarakat meningkat.
kondisi ini dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggungjawab untuk meraup keuntungan dengan cara melanggar hukum, mencetak dan mengedarkan uang palsu.
terbongkarnya di sulawesi selatan baru-baru ini menjadi salah satu bukti.
maraknya beredar uang palsu memicu kekhawatiran di masyarakat.
menanggapi hal ini, bank indonesia (bi) menegaskan agar masyarakat tetap tenang dan melanjutkan transaksi tunai seperti biasa.
direktur eksekutif departemen pengelolaan uang bi, marlison hakim mengimbau masyarakat untuk mengenali keaslian uang rupiah dengan metode 3d: dilihat, diraba, dan diterawang.
bank indonesia mengingatkan pentingnya langkah ini untuk menghindari uang palsu dalam transaksi sehari-hari.
dengan metode 3d, masyarakat dapat dengan mudah mengenali uang asli dan menjaga keamanan transaksi.
“jika menemukan uang yang dicurigai palsu, masyarakat sebaiknya segera melaporkannya ke pihak berwenang, perbankan, atau bank indonesia,” ujar marlison dilansir hari ini, senin (23/12/2024).
rasio uang palsu menurun
bank indonesia mencatat tren penurunan rasio uang palsu terhadap uang yang diedarkan (uyd) dalam beberapa tahun terakhir.
pada 2024, rasio tersebut berada di angka 4 lembar per satu juta uang yang beredar (ppm), lebih rendah dibandingkan 2022 dan 2023 yang masing-masing mencatat angka 5 ppm.
angka ini jauh lebih baik dibandingkan 2020 dan 2021, yang mencatat rasio uang palsu sebesar 9 ppm dan 7 ppm.
marlison menambahkan, kualitas uang palsu yang ditemukan biasanya sangat rendah, seperti menggunakan kertas hvs atau cetak offset biasa.
hal ini membuatnya mudah dikenali dengan metode 3d.
panduan mengenali keaslian uang rupiah
untuk memastikan keaslian uang, berikut adalah langkah-langkah memeriksa uang rupiah tahun emisi (te) 2016:
1. dilihat
- warna terang dan jelas: warna pada uang asli terlihat cerah dan tidak buram.
- benang pengaman: uang pecahan rp100.000, rp50.000, dan rp20.000 memiliki benang pengaman seperti anyaman.
untuk pecahan rp100.000 dan rp50.000, warna benang pengaman akan berubah jika dilihat dari sudut tertentu.
2. diraba
- hasil cetakan kasar: logo garuda, angka nominal, dan gambar pahlawan akan terasa kasar saat diraba.
- kode tunanetra: garis di sisi kanan dan kiri uang terasa kasar, memudahkan tunanetra untuk mengenali nominal.
- pecahan kecil: pada uang rp5.000, rp2.000, dan rp1.000 te 2016, angka dan gambar pahlawan terasa kasar jika diraba.
3. diterawang
- tanda air (watermark): uang asli memiliki tanda air berupa gambar pahlawan dan ornamen khusus pada pecahan tertentu yang terlihat saat diterawang.