bacakoran.co

Bentrok Demo Tolak PPN 12 Persen, Gas Air Mata dan Water Cannon Warnai Malam di Patung Kuda

Demo mahasiswa tolak PPN 12 persen di Jakarta--Ist

BACAKORAN.CO - Demonstrasi mahasiswa dari BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) yang berlangsung di sekitar kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat malam, berubah menjadi ricuh.

Aksi yang menolak kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen itu diwarnai bentrokan antara mahasiswa dan aparat kepolisian yang menggunakan water cannon dan gas air mata untuk membubarkan massa.  

Koordinator lapangan aksi, Sabit Syahidan dari Universitas Negeri Jakarta

Menegaskan bahwa mahasiswa menuntut pemerintah membatalkan kebijakan PPN 12 persen melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu).

BACA JUGA:Pakar FEB Unair Ungkap Kenaikan Pajak PPN 12 Persen 2025 : Masyarakat Akan Kembali Pakai Tunai

BACA JUGA:Keukeh Berlakukan PPN 12 Persen di 2025, Kemenkeu Beberkan Dampak Positifnya, Mau Gocek Rakyat?

“Kami hanya memiliki tiga tuntutan: presiden mengeluarkan Perppu pembatalan PPN 12 persen, pemerintah berhenti memeras rakyat, dan optimalisasi dana APBN untuk kepentingan masyarakat. Kami akan bertahan sampai tuntutan ini dipenuhi,” ujar Sabit, dilansir tim bacakoran.co dari kanal YouTube KompasTV.

Mahasiswa menganggap kenaikan PPN akan berdampak langsung pada daya beli masyarakat, terutama masyarakat kecil.

Menurut mereka, kenaikan pajak ini berpotensi memperburuk perekonomian rakyat yang sudah terpukul akibat gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang mencapai lebih dari 80 ribu kasus pada 2024.

BACA JUGA:Demokrat Apresiasi Kebijakan Prabowo: Kenaikan PPN 12% untuk Program Pro Rakyat yang Lebih Adil dan Sejahtera

BACA JUGA:Banjir Penolakan! Pemerintahan Prabowo Tetap Kekeh Menaikkan Pajak PPN 2025, Ini Alasannya

Demonstrasi yang dimulai sore hari ini awalnya berlangsung damai.

Namun, menjelang malam, eskalasi meningkat saat polisi meminta mahasiswa membubarkan diri.

Polisi menyampaikan imbauan agar aksi dilanjutkan keesokan hari.

Bentrok Demo Tolak PPN 12 Persen, Gas Air Mata dan Water Cannon Warnai Malam di Patung Kuda

Ainun

Ainun


bacakoran.co -  mahasiswa dari bem seluruh indonesia (bem si) yang berlangsung di sekitar kawasan patung kuda, jakarta pusat, jumat malam, berubah menjadi ricuh.

aksi yang menolak kenaikan pajak pertambahan nilai (ppn) sebesar 12 persen itu diwarnai bentrokan antara mahasiswa dan kepolisian yang menggunakan water cannon dan gas air mata untuk membubarkan massa.  

koordinator lapangan aksi, sabit syahidan dari universitas negeri jakarta

menegaskan bahwa mahasiswa menuntut pemerintah membatalkan kebijakan ppn 12 persen melalui peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu).

“kami hanya memiliki tiga tuntutan: presiden mengeluarkan perppu pembatalan ppn 12 persen, pemerintah berhenti memeras rakyat, dan optimalisasi dana untuk kepentingan masyarakat. kami akan bertahan sampai tuntutan ini dipenuhi,” ujar sabit, dilansir tim bacakoran.co dari kanal youtube kompastv.

mahasiswa menganggap kenaikan ppn akan berdampak langsung pada daya beli masyarakat, terutama masyarakat kecil.

menurut mereka, kenaikan pajak ini berpotensi memperburuk perekonomian rakyat yang sudah terpukul akibat gelombang pemutusan hubungan kerja (phk) yang mencapai lebih dari 80 ribu kasus pada 2024.

demonstrasi yang dimulai sore hari ini awalnya berlangsung damai.

namun, menjelang malam, eskalasi meningkat saat polisi meminta membubarkan diri.

polisi menyampaikan imbauan agar aksi dilanjutkan keesokan hari.

“kami tidak akan mundur. kami sepakat untuk bertahan hingga tuntutan diterima,” tegas sabit.

polisi akhirnya memutuskan untuk menggunakan water cannon dan gas air mata guna memukul mundur massa.

mahasiswa tetap bertahan dengan membentuk barikade manusia.

beberapa mahasiswa terluka akibat bentrokan ini, sementara sejumlah polisi dilaporkan terkena lemparan botol dan benda lainnya.

hingga malam hari, situasi di lokasi masih tegang dengan aparat terus berupaya membubarkan massa.

hingga berita ini ditulis, belum ada perwakilan pemerintah atau istana yang menemui mahasiswa untuk berdialog.

hal ini memicu kekecewaan mahasiswa yang menganggap pemerintah tidak berpihak kepada rakyat. 

“kami ingin melihat keberpihakan pemerintah terhadap rakyat. jika presiden tidak segera mengeluarkan perppu, kami akan terus menggelar aksi,” kata sabit.

demonstrasi ini menjadi salah satu bentuk protes keras terhadap kebijakan ppn 12 persen yang dianggap memberatkan rakyat.

pemerintah diharapkan segera merespon aspirasi mahasiswa untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.

Tag
Share