Heboh! Puluhan Pemilik Katering di Kediri Tertipu Rp72 Juta Dijanjikan Jadi Pemasok Program Makan Gratis
Puluhan Katering di Kediri Tertipu Rp72 Juta Dijanjikan Jadi Pemasok Program Makan Gratis --BeritaSatu.com
BACAKORAN.CO - Badan Gizi Nasional (BGN) imbah agar masyarakat yang menjadi korban penipuan program makan bergizi gratis agar segera melapor pada pihak kepolisian.
Terdapat kasus puluhan pelaku usaha katering di Wilayah Jawa Timur tertipu oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Kombes (Pol) Lalu Muhammad Iwan Mahardan menyampaikan jika modus penipuan tersebut mencatut nama institusi Komando Distrik Militer (Kodim) 0809/Kediri.
"Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Program makan bergizi merupakan inisiatif pemerintah yang dirancang untuk mendukung kesejahteraan masyarakat, bukan untuk dimanfaatkan oleh oknum jahat. Kami imbau para korban segera melapor ke polisi agar kasus ini segera diusut," kata Lalu Iwan dalam keterangan tertulis, dikutip Bacakoran.co dari Kompas.com, Sabtu (28/12/2024).
BACA JUGA:Heboh! Diduga Lakukan Pungli, Sekolah Minta Wali Murid untuk Membeli Wadah pada Program Makan Gratis
BACA JUGA:Gratis Kok Bayar? Viral Wadah Makan Dipungut Rp60 Ribu, Badan Gizi Bilang Begini!
Kronologi Penipuan
Puluhan Pemilik Katering ini tergiur untuk menjadi supplier program fiktif Makan Bergizi Gratis (MBG) dan korban diminta membayar uang jaminan sebesar Rp 1 Juta sebagai tanda kesanggupan menyediakan seribu kotak makanan dan kerugian tersebut mencapai Rp 72 juta.
Penipuan ini dilakukan oleh sebuah kelompok masyarakat yang bernama Manunggal Cipto Roso Kuliner yang mengatakan jika sedang mempersiapkan tender program MBG.
Tapi setelah ditinjau lokasi Pokmas tersebut hanyalah lahan kosong tanpa aktivitas apapun di Desa Gogorante, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.
BACA JUGA:Terlalu Ringan! Kejagung Gugat Vonis 6,5 Tahun Harvey Moeis di Kasus Korupsi Rp300 Triliun
BACA JUGA:Mantan Menkeu Pertama Era Jokowi Ungkap Sosok Misterius
Melalui para pelaku usaha katering di kota Kediri, mayoritas dari kasus ini adalah ibu rumah tangga yang menggeluti makanan rumahan.
“Setiap orang bisa berbeda kerugiannya. Ada yang Rp 1 juta untuk yang menyanggupi (menyuplai, Red) seribu kotak (paket MBG, Red). Ada yang Rp 3 juta berarti ya (menyuplai, Red) tiga ribu kotak,” ungkap Dwi Yuniarti.
Di daerah Kecamatan Mojoroto, menurut penuturan Dwi sedikitnya ada 43 orang yang menjadi korban, mereka tertarik ikut menyuplai karena sesuai hitung-hitungan masih bisa untung.